Nama Subang Larang Diusulkan untuk Kantor Gubernur Jabar di Cirebon

Posted on

Sejumlah pemerhati sejarah dan budaya di Cirebon menyoroti nama Bale Jaya Dewata yang kini digunakan untuk kantor Gubernur Jawa Barat. Mereka pun telah menyiapkan alternatif nama yang akan diusulkan untuk kantor gubernur jabar, yaitu Bale Subang Larang.

Sejumlah pemerhati sejarah dan budaya di Cirebon telah melakukan musyawarah pada Minggu (27/4/2025). Mereka berkumpul di Taman Air Gua Sunyaragi untuk membahas soal penamaan kantor Gubernur Jawa Barat.

Dari hasil urun rembuk yang telah dilakukan, mereka menyiapkan satu nama yang akan diusulkan untuk kantor Gubernur Jawa Barat di Gedung Negara, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.

Jajat Sudrajat, salah satu pemerhati budaya yang ikut hadir, mengungkapkan bahwa hasil pertemuan menyepakati nama Subang Larang sebagai usulan untuk kantor Gubernur Jawa Barat.

“Apa yang kita bicarakan terkait dengan kantor gubernur yang bernama Bale Jaya Dewata, atas berbagai aspek pertimbangan, secara historis dan nasab, ada kesepakatan untuk kita usulkan satu nama yaitu Bale Subang Larang,” ucap Jajat Sudrajat.

Jajat kemudian memaparkan sedikit mengenai sosok Subang Larang. Menurutnya, Subang Larang atau yang juga dikenal dengan nama Subang Kranjang merupakan salah satu leluhur Cirebon.

Subang Larang merupakan putri dari Ki Ageng Tapa. Ia kemudian menjadi istri dari Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi, seorang raja dari Kerajaan Pajajaran.

“Subang Larang adalah salah seorang leluhur Cirebon. Beliau adalah istri dari Prabu Siliwangi atau Jaya Dewata. Subang Larang ini adalah putri dari Ki Ageng Tapa dan juga seorang santriwati atau murid dari Syekh Quro,” kata Jajat.

Karena itu, ia menilai bahwa nama Subang Larang sangat tepat dipilih untuk kantor Gubernur Jawa Barat yang nantinya akan menempati Gedung Negara di Kota Cirebon.

“Ini merupakan kebanggaan bagi kami orang Cirebon. Jadi penamaannya (kantor gubernur) identik dengan Cirebon, yaitu Bale Subang Larang,” kata Jajat.

Dengan adanya usulan nama ini, Jajat mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan audensi dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

“Mudah-mudahan pak gubernur berkenan menerima kami untuk beraudiensi. Kami akan berkirim surat,” kata Jajat.

Sebelumnya, Jajat termasuk salah satu pemerhati budaya yang menyoroti penggunaan nama Bale Jaya Dewata untuk kantor Gubernur Jawa Barat di Kota Cirebon.

Menurut Jajat, kantor gubernur di Cirebon sebaiknya dapat menggunakan nama tokoh-tokoh dari daerah setempat. Ia juga menyayangkan minimnya keterlibatan masyarakat Cirebon dalam proses penamaan kantor tersebut.