Gempa Bekasi Jadi Gempa Bumi Merusak ke-29 Sepanjang 2025

Posted on

Gempa bumi berkekuatan M 4,7 yang mengguncang Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (20/8/2025) malam, menambah daftar panjang bencana tektonik di Indonesia. Badan Geologi mencatat, gempa ini menjadi gempa bumi merusak ke-29 yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2025.

Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo menjelaskan, pusat gempa yang terjadi di Bekasi berasosiasi dengan Sesar Baribis, salah satu sesar aktif di Jawa bagian utara.

“Gempa di Bekasi yang terjadi semalam itu pusatnya di darat. Berdasarkan peta struktur geologi, gempa ini berasosiasi dengan sesar aktif, yakni zona Sesar Baribis atau ada juga yang menyebut sebagai Sesar Busur Belakang Jawa,” jelas Supartoyo, Kamis (21/8/2025).

Gempa Bekasi dilaporkan menimbulkan kerusakan. Karena itu, Badan Geologi menurut Supartoyo menggolongkan gempa yang terjadi di Bekasi sebagai gempa bumi merusak.

“Menurut Katalog Gempa Bumi Merusak, kejadian gempa akibat Sesar Baribis di Bekasi ini dalam tahun ini merupakan yang ke-29. Mudah-mudahan tidak bertambah,” kata Supartoyo.

Supartoyo menuturkan, gempa dipicu oleh penumpukan energi akibat pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di selatan Jawa.

“Energi ini menumpuk di sepanjang sesar, dalam hal ini Baribis. Energi itu harus dilepas. Kalau tidak dilepas lama, sekali lepas bisa lebih besar. Jadi lebih baik dilepas bertahap. Itu memang siklusnya,” paparnya.

Zona Sesar Baribis sendiri menurutnya membentang cukup panjang sekitar 250 kilometer yang membentang dari Cirebon sampai Bekasi dan terbagi ke dalam beberapa segmentasi.

“Diduga mulai dari sebelah utara Bekasi, lalu ke utara Purwakarta, Subang, Cirebon, Majalengka, hingga ke Jawa Tengah dan diperkirakan menerus ke Surabaya,” ungkap Supartoyo.

“Kebetulan gempa di Bekasi ini kemungkinan terjadi di segmen barat laut Jatiluhur,” tambahnya.

Supartoyo mengingatkan agar masyarakat tetap waspada namun tidak panik. Ia juga menjelaskan bahwa gempa susulan tidak akan lebih besar dari gempa utama.

“Jangan percaya isu atau hoaks. Cari informasi dari instansi resmi seperti Badan Geologi, BMKG, BNPB, atau BPBD,” tegasnya.

Sebagai langkah mitigasi, masyarakat diminta menyiapkan jalur evakuasi dan latihan menghadapi bencana.

“Kalau misalnya kita sedang berada di lantai lima, harus tahu evakuasinya ke mana. Itu perlu dipelajari dan disiapkan,” pungkas Supartoyo.

Energi Tektonik yang Menumpuk

Imbauan Masyarakat