34.804 Warga Kuningan Dicoret dari Daftar Penerima Bansos

Posted on

Kementerian Sosial Republik Indonesia mencoret 1.8 juta orang dari daftar penerima bantuan sosial (bansos) secara nasional pada triwulan kedua tahun ini. Keputusan tersebut diambil usia verifikasi ulang pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Dari data tersebut sebanyak 34.804 warga Kabupaten Kuningan dicoret dari penerima bantuan sosial berupa Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPTN) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Jumlah tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kuningan, Toto Toharudin.

“Awalnya 1.8 juta itu secara nasional, di Jawa Barat juga kayak Garut itu yang dicoret di atas 200 ribu dan di Kuningan itu 34.804 orang. Itu barusan keluar, pendataanya dari Februari sama para petugas PKH tuh,” tutur Toto, Senin (23/6/2025).

Toto memaparkan, data tersebut merupakan data terbaru yang didapat dari Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial. Menurut Toto, dicoretnya 34.804 orang penerima bansos tersebut disebabkan karena mereka sudah tidak layak menerima bantuan sosial.

“Hasil DTSEN ditemukan bahwa mereka tidak layak menerima bantuan, karena sudah termasuk orang dengan rata-rata sudah punya kemampuan artinya di atas desil 4. Rata-rata di atas desil 5, 6 dan 7 yang sudah masuk dalam keluarga sudah sejahtera. Jadi kategori dasil tuh gini, desil 1 keluarga sangat miskin, desil 2 keluarga miskin, desil 3 keluarga hampir miskin dan desil 4 keluarga rentan miskin. Nah kalau desil 5 sampai 10 itu sudah kehidupan berkecukupan,” tutur Toto.

Meskipun dari hasil pencoretan bansos tersebut menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan. Tapi, lanjut Toto, pihaknya tidak menutup kemungkinan bahwa dari angka tersebut masih ada yang layak untuk mendapatkan bantuan sosial.

naga

Untuk memastikan hal tersebut, pihaknya akan melakukan verifikasi ulang lapangan kepada 34.804 warga Kabupaten Kuningan dicoret dari penerima bantuan sosial. Tujuannya, untuk memastikan bahwa 34.804 tersebut sudah tidak lagi memerlukan bantuan sosial.

“Kita ingin hasil DTSEN ini dikroscek ulang, takutnya nggak pas di lapangan. Kan Minggu depan BNBA (By Name By Address) nya keluar nih. Setelah keluar nanti akan kita kroscek ke lapangan bener nggak gitu. Takutnya ada human eror,” pungkas Toto.