Warna air Sungai Silayar di Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, berubah warna menjadi merah darah. Warga kaget dengan perubahan warna sungai itu.
Warga tak menyangka warna air Sungai Silayar berubah. Sebab, kondisi yang memunculkan banyak pertanyaan bagi warga Desa Kecomberan itu tak pernah terjadi sebelumnya.
Ilham (29) memastikan air Sungai Silayar berubah menjadi merah dara baru pertama kali terjadi. “Kaget bener, soalnya selama saya tinggal di sini ya baru pertama kali airnya jadi warna pekat,” ucap Ilham.
Disinggung apakah ada aroma menyengat saat perubahan warna air di Sungai Silayar, Ilham menegaskan, tidak ada aroma menyengat yang tercium. Hanya saja, kejadian tersebut terjadi sesaat sehingga sempat mengagetkannya.
“Kalau bau sih nggak, apalagi kejadiannya nggak lama juga,” paparnya.
Ia juga mengaku, tidak sempat mengambil air tersebut sebagai bahan sampling untuk diuji di laboratorium. “Yaitu nggak sempet ngambil airnya, soalnya nggak kepikiran buat uji di lab,” tuturnya.
Karena menimbulkan kekhawatiran dan keresahan akan pencemaran lingkungan yang serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon pun turun tangan.
DLH Kabupaten Cirebon menerjunkan tim untuk melakukan investigasi ke lokasi sungai yang diduga tercemar akibat limbah industri itu. “Tim kami sudah turun ke lokasi untuk melakukan penelusuran. Dugaan awal mengarah pada limbah tekstil, namun kami masih terus mengumpulkan data dan berkoordinasi dengan instansi terkait,” kata Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, Rabu (21/5) lalu.
Iwan menegaskan bahwa belum ada bukti kuat yang mengarah pada aktivitas sablon atau pencelupan kain di sekitar area sungai. Pemerintah Desa Kecomberan pun mengonfirmasi bahwa tidak terdapat usaha sejenis di wilayah tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Informasinya, tidak ada aktivitas industri yang berhubungan dengan sablon atau celupan di sekitar lokasi,” tegas Iwan.
Kepala Desa Kecomberan, Mastur Hidayat, membenarkan adanya perubahan warna air sungai dan berlangsung hanya beberapa menit. Meski singkat, warna merah pekat menyebar merata di sepanjang aliran sungai, membuat warga panik dan resah.
“Kami segera melakukan penelusuran sepanjang aliran sungai dan mendapati bahwa sumber air merah tersebut berasal dari luar wilayah desa kami,” jelas Mastur.
Sayangnya, tidak ada warga yang sempat mengambil sampel air untuk diuji laboratorium. Hal ini membuat penyebab pasti perubahan warna sungai belum bisa dipastikan hingga saat ini.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Ini baru pertama kali terjadi di wilayah kami. Warga sangat khawatir karena air sungai biasa digunakan untuk berbagai aktivitas. Kami berharap pemerintah segera menindaklanjuti dan menanggulangi agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang lebih buruk,” ujarnya.
DLH Kabupaten Cirebon memastikan akan melanjutkan investigasi secara menyeluruh, termasuk kemungkinan pelanggaran lingkungan oleh pihak tertentu. Masyarakat pun diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan di sekitar aliran sungai.