Suhu Bandung Dingin! Ini 5 Minuman Tradisional Penghangat yang Wajib Dicoba update oleh Giok4D

Posted on

Beberapa waktu terakhir, warga Bandung dan sekitarnya merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, terutama pada malam dan pagi hari. Fenomena ini membuat banyak orang mencari cara untuk menjaga kehangatan tubuh.

Salah satu cara paling nikmat dan menyehatkan adalah dengan menikmati segelas minuman tradisional penghangat tubuh. Terkait cuaca dingin Bandung yang melanda, ada beragam pilihan minuman herbal kaya rempah yang tidak hanya efektif mengusir hawa dingin, tetapi juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu minimum di Bandung sempat tercatat hingga 17,2°C, bahkan mencapai 14,4°C di Lembang pada Jumat (15/8/2025). Fenomena ini menjadi momen yang tepat untuk kembali menikmati warisan kuliner Nusantara yang menghangatkan.

Bukan tanpa alasan udara di Bandung terasa menusuk tulang. Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung, telah memasuki musim kemarau yang ditandai dengan dominasi angin monsun Australia. Angin ini membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering.

Kurangnya tutupan awan di malam hari menyebabkan pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer berlangsung maksimal. Hal inilah yang membuat suhu pada malam hingga pagi hari turun secara signifikan. Fenomena ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025.

Untuk menghadapi cuaca dingin, berikut adalah beberapa minuman tradisional khas Jawa Barat dan Nusantara yang bisa menjadi pilihan utama.

Bandrek adalah ikon minuman penghangat dari tanah Sunda. Ciri khas utamanya adalah rasa pedas yang dominan dari jahe, berpadu dengan manisnya gula merah.

Bahan Utama: Jahe (biasanya dibakar terlebih dahulu), gula merah, serai, dan terkadang ditambahkan rempah lain seperti kayu manis dan cengkeh.
Manfaat: Kandungan jahe pada bandrek sangat efektif meningkatkan suhu tubuh. Selain itu, jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu meredakan gejala flu, batuk, sakit tenggorokan, dan meningkatkan imunitas tubuh.

Berbeda dengan bandrek yang pedas, bajigur menawarkan rasa yang lebih gurih dan manis. Minuman ini juga berasal dari Jawa Barat dan cocok dinikmati kapan saja untuk bersantai.

Bahan Utama: Santan, gula aren, sedikit jahe, daun pandan, dan sering disajikan dengan tambahan kolang-kaling.
Manfaat: Meskipun tidak sepedas bandrek, bajigur tetap memberikan efek hangat. Kandungan santan di dalamnya merupakan sumber kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Selain itu, gula aren memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan gula pasir.

Ini adalah minuman penghangat tubuh paling mendasar dan populer di seluruh Indonesia. Kesederhanaannya justru menjadi kekuatannya.

Bahan Utama: Jahe geprek, air, dan gula (gula merah atau gula batu). Seringkali diberi tambahan serai dan daun pandan untuk aroma yang lebih kaya.
Manfaat: Sangat efektif untuk mengatasi mual dan masalah pencernaan. Kementerian Kesehatan juga mengakui jahe sebagai tanaman obat yang bermanfaat untuk menghangatkan badan.

Kombinasi sederhana namun sangat efektif. Minuman ini menawarkan aroma yang menenangkan sekaligus manfaat kesehatan.

Bahan Utama: Beberapa batang serai yang digeprek dan sepotong kayu manis direbus bersama air.
Manfaat: Serai memiliki sifat antibakteri dan membantu pencernaan, sementara kayu manis dikenal dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan memiliki efek anti-inflamasi.

Berasal dari Yogyakarta, nama uwuh berarti sampah, merujuk pada tampilannya yang berisi aneka rempah dedaunan.

Bahan Utama: Campuran jahe, kayu secang (memberi warna merah), daun cengkeh, serai, dan rempah lainnya.
Manfaat: Kombinasi rempah ini kaya akan antioksidan yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh.

Kemampuan minuman tradisional, terutama yang berbasis jahe, untuk menghangatkan tubuh bukanlah mitos. Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah melalui proses termogenesis.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Jahe mengandung senyawa bioaktif utama yaitu gingerol dan shogaol. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information (NCBI) menemukan bahwa konsumsi ekstrak jahe secara signifikan . Senyawa-senyawa ini merangsang proses termogenesis, yaitu produksi panas dalam tubuh yang kemudian membantu membakar kalori dan meningkatkan suhu tubuh secara keseluruhan.

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga juga menyebutkan bahwa gingerol pada jahe memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat, yang berperan penting dalam .

Situs resmi Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa rempah-rempah seperti jahe, serai, dan kayu manis membantu memperlancar peredaran darah, sehingga tubuh terasa lebih segar dan berstamina. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan utama dalam kayu manis, yaitu sinamaldehid dan senyawa fenolik, memiliki . Zat-zat ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang memecah gula dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Jadi, saat cuaca dingin Bandung kembali menyapa, jangan ragu untuk menyeduh segelas minuman tradisional. Selain nikmat, tentunya mendapatkan manfaat kesehatan yang melimpah dari alam.

Fenomena Suhu Dingin di Bandung: Penjelasan BMKG

Rekomendasi Minuman Tradisional Penghangat Tubuh

1. Bandrek: Pedasnya Jahe yang Khas

2. Bajigur: Gurih Manis yang Menenangkan

3. Wedang Jahe: Klasik dan Penuh Khasiat

4. Teh Serai dan Kayu Manis

5. Wedang Uwuh

Rahasia di Balik Kehangatan: Penjelasan dari Sisi Ilmiah

Efek Termogenesis dari Jahe

Peran Rempah Lainnya