Semarak Galuh Ethnic Carnival, Langkah Menjaga Seni Budaya Khas Ciamis

Posted on

Kesenian dan kebudayaan merupakan identitas sebuah daerah yang harus dijaga dan dipelihara sebagai jati diri. Untuk melestarikan kesenian khas daerah, perlu wadah khusus sekaligus mengenalkannya kepada masyarakat. Di Ciamis ada event kebudayaan terbesar setiap tahunnya dinamakan Galuh Ethnic Carnival.

Galuh Ethnic Carnival (GEC) dihelat setiap momen Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang telah gelar keenam kali, pada 2025 ini yang ke 383 tahun. Puluhan kesenian helaran dan kebudayaan daerah ditampilkan dari mulai kompleks perkantoran menyusuri jalan perkotaan melewati pasar dan terminal hingga berakhir di Pendopo Bupati Ciamis.

Ada pun kesenian yang ditampilkan dari setiap kecamatan di Ciamis. Seperti Munding Ki Bowang dan Ki Hideung dari Kecamatan Kawali, Wayang Landung dan Buta Kararas dari Kecamatan Panjalu. Kemudian ada Kuda Bajir dari Panjalu, Mengmleng dari Kawali, Singa Lugai dari Sukadana, Mabokuy Rajadesa hingga Bebegig Baladewa dari Kecamatan Sukamantri dan masih banyak lagi.

Selain itu juga, Galuh Ethnic Carnival dimeriahkan dari marching band anak SD, SMP, MTs hingga Gema Galuh Ciamis. Dimeriahkan juga kesenian kebudayaan dari daerah tetangga seperti Kakalongan Kota Banjar, Genjring Kreasi DNR Kabupaten Kuningan, Genteng dari Purwakarta dan Dodombaan dari Kabupaten Garut.

Warga Tatar Galuh nampak antusias menyambut karnaval kesenian dalam rangka Hari Jadi Ciamis ini. Mereka berkumpul di sejumlah titik sepanjang rute menyambut para peserta karnaval. Terlihat warga juga memenuhi Pendopo Bupati Ciamis. Setiap kesenian menampilkan pertunjukan atau kebolehannya masing-masing di hadapan para pejabat Pemkab Ciamis dan masyarakat.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan pergelaran Galuh Ethnic Carnival (GEC) merupakan salah satu rangkaian penting dalam perayaan Hari Jadi ke 383 Ciamis. Even ini menampilkan kekayaan seni dan budaya dari berbagai kecamatan di Kabupaten Ciamis, serta partisipasi dari sejumlah daerah tetangga.

“Kebetulan setelah upacara, kita lanjutkan dengan Galuh Ethnic Carnival. Ini menampilkan seni dan budaya dari setiap kecamatan di Ciamis. Bahkan, ada juga peserta dari luar daerah yang ikut berpartisipasi,” ujar Herdiat, Rabu (11/6/2025).

Herdiat mengungkapkan jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan. Jika tahun sebelumnya hanya diikuti oleh 25 peserta, tahun ini bertambah menjadi 31 peserta. “Ada peningkatan dari 25 menjadi 31 peserta. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pelestarian budaya semakin tinggi,” ucapnya.

Herdiat menegaskan pesan utama dari GEC adalah pentingnya menjaga dan melestarikan budaya sebagai warisan leluhur. “Budaya harus kita jaga dan pelihara. Alhamdulillah, setiap kecamatan di Ciamis punya kekhasan budaya masing-masing. Ini adalah kekayaan yang harus terus dirawat,” tegasnya.

Herdiat juga berharap di usia Ciamis yang ke-383 ini, daerahnya dapat terus berkembang dan masyarakatnya semakin sejahtera. “Semoga di usia yang ke-383, Ciamis semakin maju dan masyarakatnya makin makmur,” pungkas Herdiat.

Kepala Disbudpora Ciamis Dadang Darmawan menambahkan GEC merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pemajuan kebudayaan. Galuh Ethnic Carnival merupakan upaya nyata dalam menghidupkan ekosistem kebudayaan yang kreatif, inovatif, dan berkelanjutan.

“GEC sebagai bentuk dukungan nyata terhadap para pelaku seni dan budaya di Kabupaten Ciamis,” jelasnya.