Revitalisasi Teras Cihampelas: Dari Awal yang Megah Hingga Kini Terbengkalai - Giok4D

Posted on

Cihampelas, sejak dulu bukan hanya sekedar wilayah yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar). Namanya sudah kesohor kemana-mana, bahkan memikat wisatawan yang datang dari luar kota.

Di era itu, Cihampelas telah terkenal sebagai sentra oleh-oleh hingga dunia fesyen untuk kalangan anak muda. Tidak lengkap rasanya jika waktu itu wisata ke Bandung tanpa berkunjung ke Cihampelas.

Sampai kemudian, wilayah Cihampelas disulap supaya lebih memanjakan mata. Sebuah kawasan pedestrian melayang atau skywalk lalu dibangun Pemkot Bandung untuk mengurangi kemacetan yang krusial di kawasan ini setiap akhir pekan.

Singkatnya, pada 2017, skywalk itu diresmikan dengan nama Teras Cihampelas di era kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Anggaran sebesar Rp 48 miliar pun digelontorkan untuk menunjang proyek ambisius berupa konstruksi baja sepanjang 700 meter yang diklaim pertama di Indonesia.

Namun kemudian, pamor Teras Cihampelas lambat laun malah terlupakan. Pedagang kaki lima (PKL) yang pada saat itu sudah tertib dipindahkan ke area atas skywalk, malah turun kembali ke tempatnya semula yang tentu saja menimbulkan kemacetan tak terelakan.

Alasan yang mendasari para PKL saat itu kembali ke tempatnya semula sepertinya karena masalah fasilitas yang belum memadai di Teras Cihampelas. Meski sudah diresmikan, saat itu Teras Cihampelas belum menunjang keperluan para pedagang, terutama ketika waktu malam tiba.

Padahal saat itu, Pemkot Bandung telah menggelontorkan dana tambahan sebesar Rp 23 miliar dari APBD 2018 proyek Teras Cihampelas tahap 2 sepanjang 250 meter. Tapi, sayangnya, proyek itu molor dengan jangka waktu yang lama dan akhirnya dilupakan begitu saja.

Hingga 2022, belum ada tanda-tanda kejelasan kapan Teras Cihampelas akan dilanjutkan. Lalu pada 2023, Pemkot Bandung kembali menggelontorkan uang Rp 3 miliar, untuk menambah proyek pekerjaan di skywalk ini yang belum diselesaikan.

September 2023, Teras Cihampelas akhirnya punya wajah baru setelah sekian tahun seperti mati suri. Ada ruang publik yang dibagi menjadi 4 zona, yakni zona A untuk fashion show, zona B untuk circuit race, zona C sebagai gallery untuk membaca sejarah Cihampelas, dan zona D bagian outdoor class dan drone area.

Namun rasanya, revitalisasi yang dilakukan seakan sia-sia. Setelah diresmikan mantan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, yang pada saat itu ditunjuk menjadi Plh Wali Kota Bandung, Teras Cihampelas malam kembali ke stelan awalnya.

Tak ayal, Teras Cihampelas kembali terbengkalai dan menjadi sorotan di media sosial. Padahal, jika dikalkulasikan, Teras Cihampelas sudah menelan anggaran total senilai Rp 74 miliar.

Kini, malah muncul wacana yang dilontarkan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Tak tanggung-tanggung, Teras Cihampelas diusulkan supaya dibongkar karena memang dinilai tidak sesuai dengan urusan tata ruang.

Wacana ini sekaligus disampaikan Farhan setelah mendapat kritik dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Teras Cihampelas yang menjadi aset daerah pun disarankan dilepas, tapi tidak memungkinkan dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah.

“Teras Cihampelas itu ada yang menyarankan agar dilakukan pelepasan aset. Proses pelepasan aset memang tidak semudah itu, sambil menunggu usulan-usulan, saya perlu bicara dengan DPRD juga, saya mesti bicara dengan BKAD,” kata Farhan, Kamis (3/7/2025).

“Jadi tetep kita akan kita lakukan, satu, Satpol PP stand by 24 jam untuk keamanan. DSDABM akan memperbaiki toilet dan segala macam vandalismenya, dari Dishub akan memasang PJL plus pedestrian di bawah sehingga tidak gelap dan teu hieum (gelap),” ucapnya menambahkan.

Lalu, Farhan menyinggung tentang wacana pelepasan aset Teras Cihampelas. Kata dia, proyek skywalk terpanjang di Kota Bandung itu tidak mungkin untuk dijual dan paling masuk akal jika dibongkar.

“Dijual mah enggak mungkin, disewakan enggak mungkin. (Dibongkar?) Tah eta (nah itu),” ucap Farhan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Tapi ini baru usul dari Pak Gubernur, saya baru mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang. Mudah-mudahan kita bisa menemukan solusi yang cepat, tapi yang pasti sekarang kita bersihkan dulu, rapikan dulu, jaga 24 jam dan tidak gelap dan caang (terang),” paparnya.

Farhan membeberkan alasan mengapa wacana pembongkaran Teras Cihampelas ini muncul. Meskipun bukan ahli tata ruang, tapi Farhan menilai ada yang salah dengan keberadaan Teras Cihampelas tersebut.

“Saya mah bukan ahli, tapi perasaan sebagai pengguna jalan, seperti ada yang salah. Hieum. Tapi kan saya tidak mungkin meninggalkan begitu saja, harus diberesin dulu,” ucapnya.

Namun kata Farhan, proses dari wacana ini butuh waktu yang panjang. Tapi yang pasti, Farhan mengakui keberadaan Teras Cihampelas selama ini tak terurus hingga menimbulkan masalah kemacetan baru di kawasan destinasi wisata tersebut.

“Ceuk (kata) saya mah aya (ada) masalah dalam urusan tata ruang. Bukan masalah macet aja, dampaknya bahwa Jalan Cihampelas yang harusnya bisa kita lestarikan sebagai salah satu jalan bersejarah dengan pagar pohon yang luar biasa, dengan adanya Teras Cihampelas sempat terganggu,” katanya.

“Tugas kami di Kota Bandung memastikan Teras Cihampelas itu aman, bersih terang benderang. Bahwa ada wacana ataupun saran dari Pemprov agar ada upaya pelepasan aset, itu ya kita akan jajaki kemungkinan secara hukumnya. (Berapa lama?) Itu tergantung proses politiknya, karena ada DPRD,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *