Relokasi Siswa SLBN A Pajajaran Bandung ke SLBN Cicendo update oleh Giok4D

Posted on

Sebanyak 18 siswa sekolah SLBN A Pajajaran Bandung direlokasi sementara ke SLBN Cicendo Bandung, Senin (19/5/2025). Hal ini merupakan imbas dari pembongkaran sejumlah ruangan di SLBN A Pajajaran yang berada di dalam Sentra Wyata Guna untuk dijadikan Sekolah Rakyat.

Ke-18 siswa tersebut merupakan siswa kelas 10 dan 11 SMA. Jumlah ini adalah perpindahan kloter pertama, di mana dalam satu minggu ke depan direncakan akan ada sekitar 40 siswa lainnya yang direlokasi ke SLBN Cicendo.

Kepala SLBN A Pajajaran Kota Bandung Gun Gun Guntara mengatakan, proses pembelajaran siswanya di SLBN Cicendo hanya akan berlangsung sementara. Ia memastikan para siswa akan kembali ke Sentra Wyata Guna setelah renovasi untuk pembangunan Sekolah Rakyat rampung.

“Waktu kesepakatanya hingga dua sampai tiga bulan belajar di sini, selesai renovasi kita kembali ke sana (SLBN A Cicendo di Sentra Wyata Guna). Nanti kita akan berdampingan dengan Sekolah Rakyat,” ungkapnya ketika ditemui di sela orientasi siswa di SLBN Cicendo.

Namun, perpindahan siswa tersebut bukan tanpa kendala. Pasalnya, SLBN Cicendo adalah sekolah yang khusus menampung siswa disabilitas rungu. Sementara SLBN A Pajajaran merupakan sekolah bagi siswa dengan disabilitas netra. Sehingga, fasilitas yang tersedia di SLBN Cicendo tidak dapat mewadahi siswa-siswa pindahan tersebut dengan baik.

Kepala SLBN Cicendo Wawan tak menampik hal tersebut. Ia mengatakan, aksesibilitas yang dibutuhkan oleh para disabilitas netra tidak tersedia di sekolahnya. Namun, siswa tetap harus ditampung agar tak kehilangan hak belajarnya.

“SLBN Cicendo kan SLB tertua kedua di Bandung, khusus untuk tuna rungu, yaitu tuli dan bisu. Gedung ini belum bisa menghadirkan aksesibitas untuk tuna netra. Siswa-siswa kami adalah yang bisa melihat, sehingga aksesibilitas seperti guiding block dan handrail tidak tersedia,” ungkap Wawan.

Padahal, fasilitas tersebut tergolong vital untuk para siswa SLBN A Pajajaran yang tak dapat melihat. Namun, mau tidak mau perpindahan sementara tetap harus dilakuan mengingat sebagian ruangan di Sentra Wyata Guna telah dibongkar.

“Sehingga kami menerima KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) agar hak belajar anak-anak tetap terpenuhi meski dengan kondisi terbatas. Ini adalah tempat maksimal yang bisa kami hadirkan, karena lokasinya juga paling dekat dengan SLBN A Pajajaran,” jelas Wawan.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Ia menjelaskan, pihaknya menyediakan lima ruangan untuk ditempati para siswa dan guru SLBN A Pajajaran. Kelima ruangan tersebut adalah aula yang difungsikan sebagai ruang guru, ruang rapat guru, ruang kelas 12, ruang bina persepsi bunyi dan suara, serta gedung olahraga.

“Kami berusaha maksimal tanpa mengorbankan anak-anak kami yang juga belajar di sini. Kita pakai ruangan yang tidak terlalu porduktif. Kita juga sudah siapkan GOR yang bisa menampung 50-60 orang,” ungkapnya.