Sebanyak 30 siswa tingkat SMA dan SMK dari berbagai sekolah di Kabupaten Purwakarta menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Purwakarta. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai persiapan sebelum mereka mengikuti program pendidikan karakter semi-militer yang akan digelar di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) III/Siliwangi, Bandung.
Para guru dan orang tua sudah memberikan berkas administrasi termasuk membuat surat pernyataan serta persetujuan anaknya diikutsertakan dalam kegiatan pendidikan berkarakter.
“Alhamdulillah Purwakarta mendapatkan kepercayaan 30 peserta mendapatkan pendidikan berkarakter, bela negara dan kedisiplinan, kita bekerjasama dengan TNI, kita diminta 30 orang mudah-mudahan tercapai. Sekarang dikumpulkan untuk anak-anak yang mau, orang tua yang rela untuk mengubah diri anaknya yang baik ke yang lebih baik dari yang belum baik jadi baik, penguatan karakter, penguatan disiplin, pada intinya setiap orang punya karakter dan ini penguatan,” ujar Asep Mulyana, Ketua MKKS SMA Kabupaten Purwakarta, Minggu (4/5/2025).
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Asep menjelaskan, ia selaku pihak sekolah dan orang tuanya menyambut program yang sangat baik ini, mereka memahami keterbatasan dalam memberikan pendidikan.
“Alhamdulillah provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan TNI untuk pendidikan berkarakter untuk disiplin lebih mencintai tanah air, ini kegiatan yang positif, kalo kita dan orang tua sendiri tidak akan sanggup, kemarin meninjau menghitung MKKS dan KCD ke Armed (kegiatan tingkat SMP), ternyata semua tertata, anak-anak sampai shalatnya tertib tidak ada yang ngobrol, sepatu sandal rapi, Alhamdulillah baru empat hari sudah ada perubahan,” katanya.
Ia juga menyebutkan, 30 siswa yang diikutsertakan adalah siswa yang menurut catatan terdapat permasalahan disiplin, permasalahan karakter, juga adanya permintaan dari para orang tua.
“Dunia pendidikan tidak ada siswa yang nakal, kita menyebutnya siswa bermasalah dengan disiplin, siswa bermasalah dengan karakter, siswa bermasalah dengan bela negara. Semua orang punya masalah, cuma beda tingkatan ada sedang rendah tinggi, kita dahulu yang kuat yang tinggi dan sedang, ya biasakan anak sekarang instan, apa-apa pengen cepat itu masalah akhlak, terlambat sekolah bukan urusan kecil itu urusan manajemen waktu,” bebernya.
Sementara para siswa terlihat melakukan pemeriksaan kesehatan mulai dari fisik hingga pemeriksaan riwayat kesehatan, dari 30 peserta terdapat satu peserta yang terancam gagal ikut pendidikan karena diagnosa yang perlu pemeriksaan lanjutan.
“Dari 23 ada siswa yang sudah diperiksa, terdapat satu orang terindikasi kemungkinan batal mengikuti pendidikan karakter di Rindam sehubungan dengan kesehatan. Namun yang bersangkutan sangat berminat mengikuti kegiatan kami rekomendasikan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kesehatannya,” ujar Yandi Nurhadian, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Purwakarta.