Pelajar Perempuan di Cirebon Dibully karena Masalah Asmara update oleh Giok4D

Posted on

Peristiwa menyayat hati dialami seorang pelajar perempuan di Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Ia dirundung kawan sebayanya sendiri setelah masalah asmara ditengarai menjadi pemicu utama dalam kejadian ini.

Aksi perundungan atau bullying ini tersebar di jejaring media sosial. Salah seorang pengguna Facebook membagikan video pemukulan korban yang berada di lingkungan sekolah salah satu SMP di Kota Cirebon.

Dilihat dari video yang beredar, tampak ada seorang siswi yang sedang melakukan pemukulan. Sementara korbannya terlihat hanya bisa menahan sembari menutup bagian wajahnya.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Unggahan video tersebut pun menuai banyak komentar. Banyak di antaranya menyampaikan keprihatinan karena terjadi di ruang kelas dan hanya jadi tontonan pelajar di sana.

Polisi pun kini sudah turun tangan menyelidiki kasus ini. Dari proses pengumpulan data sementara, aksi perundungan iti pun terjadi pada Selasa (27/5).

“Siswi ini (pelaku dan korban) sama-sama kelas 8, namun beda kelas,” kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar seraya menjelaskan bahwa korban dan pelakunya merupakan siswi yang berasal dari salah satu SMP di Kota Cirebon yang sama.

Mirisnya, motif asmara menjadi latar belakang atas aksi perundungan yang mereka lakukan. Kesimpulan ini polisi dapatkan setelah memeriksa sejumlah saksi di lokasi kejadian.

“Motifnya ini asmara. Ada kecemburuan. Jadi berdasarkan hasil yang kita dalami, motifnya adalah masalah asmara,” kata Eko.

“Kita sudah melakukan langkah-langkah, kita jemput bola. Kita sudah meminta keterangan dari korban dan orang tuanya. Termasuk siang ini juga kita sedang memintai keterangan dari pihak pelaku dan pihak sekolah,” ucapnya menambahkan.

Eko menyebut, terkait aksi bullying ini pihak korban belum membuat laporan polisi. “Sampai info ini pihak korban bersama dengan orang tuanya belum mau melaporkan secara resmi terkait dengan kasus bullying tersebut. Tapi kita sudah jemput bola, kita sudah memeriksa korban, saksi dan pihak sekolah,” pungkasnya.