Narasi Jessica Dibunuh Paus Orca yang Bikin Geger di Media Sosial

Posted on

Jagat media sosial kini sedang ramai dengan potongan video pertunjukan paus orca. Yang jadi sorotan, narasi video ini benar-benar dibuat dramatis.

Dalam narasinya, disebutkan jika sang pawang yang merupakan perempuan ini tewas terbunuh. Pembunuhnya adalah paus orca yang jadi partner pertunjukannya.

Perempuan itu disebut-sebut bernama Jessica Radcliffe. Banyak yang percaya insiden ini benar-benar terjadi. Namun ada juga yang menganggapnya hoaks belaka.

Lantas, benarkah insiden pawang tewas gegara paus orca ini? Simak ulasan selengkapnya di sini!

Dikutip dari infoInet, video bernarasi Jessica tewas akibat paus orca ini adalah berita bohong alias hoaks. Tidak ada catatan resmi, laporan berita, atau sumber kredibel yang menyebutkan keberadaan pelatih bernama Jessica Radcliffe. Video yang beredar ternyata merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI).

Mengutip International Business Times (IBT), para ahli menemukan bahwa video tersebut memadukan rekaman arsip dengan suara buatan AI, sehingga terlihat seolah-olah peristiwa itu sungguhan. Narasi yang menyebut Radcliffe tewas karena diserang orca di Pacific Blue Marine Park pun sepenuhnya fiksi.

Bahkan, detail yang mengaitkan insiden dengan darah menstruasi disebut para pakar sebagai trik umum pembuat hoaks untuk memicu reaksi emosional.

Meski palsu, kisah ini tampaknya mengambil inspirasi dari dua insiden nyata yang pernah terjadi. Pada 2009, pelatih orca asal Spanyol, Alexis Martínez, tewas akibat serangan orca bernama Keto di Loro Parque, Kepulauan Canary.

Setahun kemudian, Dawn Brancheau, pelatih berpengalaman di SeaWorld Orlando, tewas diseret ke dalam air oleh orca bernama Tilikum di depan penonton. Peristiwa ini bahkan diangkat ke dokumenter Blackfish (2013).

Kemiripan dengan kejadian nyata inilah yang membuat hoaks Jessica Radcliffe terasa meyakinkan bagi sebagian orang.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi informasi sebelum mempercayai dan membagikan konten di media sosial. Teknologi AI kini mampu menghasilkan video yang sulit dibedakan dari kejadian asli, sehingga publik dituntut lebih kritis dalam menyaring informasi, demikian dilansir dari E Online.

Artikel ini telah tayang di infoInet

Terinspirasi dari Tragedi Nyata