Momen Haru dan Lucu Warnai Hari Pertama Sekolah di Cirebon dan Kuningan

Posted on

Matahari baru saja merangkak naik saat ratusan siswa berseragam putih merah berkumpul di halaman SD Negeri Taman Kalijaga Permai, Kota Cirebon. Pagi itu, Senin (14/7), udara masih sejuk saat para siswa bersiap melaksanakan upacara.

Di antara deretan para siswa, seorang anak perempuan ikut berdiri. Namanya Revinai (6). Ia mengenakan seragam putih merah yang terlihat masih baru.

Pagi itu adalah hari pertama bagi Reviani masuk sekolah dasar. Ia ikut berbaris saat upacara berlangsung. Tak butuh waktu lama baginya untuk beradaptasi dengan suasana di lingkungan sekolah.

Di hari pertamanya masuk sekolah, Reviani datang bersama sang ibu, Nenah. Ia tampak penuh semangat. Bahkan sejak semalam, ia sudah sibuk menyiapkan perlengkapan sekolahnya sendiri. Mulai dari seragam sekolah hingga alat tulis yang dimasukkan rapi ke dalam tas.

“Jadi dari semalam, bajunya, seragamnya, dan segala macam sudah dia siapkan sendiri,” ujar Nenah saat ditemui di SD Negeri Taman Kalijaga Permai.

Tak ada raut cemas di wajah Reviani. Justru sebaliknya, ia terlihat begitu antusias menyambut pengalaman barunya sebagai siswi sekolah dasar.

“Dia seneng banget masuk SD. Bahkan waktu masih libur juga dia udah seneng banget mau masuk SD katanya,” ujar Nenah.

Meski semangatnya tinggi, Reviani masih perlu membiasakan diri dengan jadwal sekolah yang dimulai pagi-pagi. Di hari pertama, Nenah mengaku sempat kesulitan membangunkan putrinya.

“Anaknya sih alhamdulillah udah bisa adaptasi. Cuma tadi agak susah bangunnya,” kata Nenah sambil tersenyum.

Namun setelah terbangun, semangat Reviani kembali bangkit. Ia segera bersiap, mengenakan seragam dan membawa tas yang sudah disiapkan sejak malam sebelumnya.

Reviani bukan satu-satunya. Ada ratusan siswa-siswi baru yang pertama kali menginjakkan kaki di sekolah. Sebagian besar dari mereka datang bersama dengan orang tuanya.

Suasana di lingkungan sekolah pagi itu menampilkan beragam ekspresi siswa-siswi baru. Saat upacara berlangsung, ada yang diam-diam menangis, ada juga yang tiba-tiba keluar barisan karena ingin minum.

Bahkan ada beberapa anak yang terus menoleh ke samping, memastikan ibunya belum pergi meninggalkannya di sekolah.

Tak jauh dari tempat upacara, sekelompok ibu-ibu berdiri. Mereka seperti membentuk barisan sendiri. Bukan sebagai peserta upacara, melainkan untuk mengamati anak-anak yang baru saja mulai masuk sekolah.

Beberapa hari ke depan, siswa-siswi baru itu akan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pihak sekolah telah menyiapkan beragam kegiatan menarik selama MPLS berlangsung.

Kepala SD Negeri Taman Kalijaga Permai, Fauziah Hayati Fazrin, mengatakan MPLS bagi siswa-siswi baru akan berlangsung selama lima hari. “Tema MPLS kali ini adalah MPLS Ramah. Sekarang MPLS hanya lima hari,” kata Fauziah.

Selama lima hari MPLS, siswa-siswi akan diajak mengenal lingkungan sekolah serta membangun hubungan dengan teman-teman baru agar tumbuh rasa empati dan kebersamaan

“Jadi selama lima hari ini tidak langsung ke pembelajaran. Jadi bagaimana dia bersosialisasi, bagaimana dia berempati dengan teman-temannya,” kata Fauziah.

Di sisi lain, selama MPLS pihak sekolah juga berupaya mengenal lebih jauh setiap siswa. Ada beberapa hal yang akan diamati oleh pihak sekolah, yakni mulai dari karakter siswa hingga kemampuan kognitifnya.

“Nanti ada langkah-langkah untuk mengetahui secara mendalam setiap anak. Misalkan bagaimana kognitifnya, sikapnya, sampai ke motoriknya,” kata dia.

“Dan, di tahun ini kita baru melaksanakan assessment atau tes kematangan kesiapan sekolah, berkolaborasi dengan lembaga psikolog. Nah di sana akan terbaca semua apa saja yang harus kita siapkan strateginya menghadapi murid-murid baru tersebut,” kata dia.

Fauziah menambahkan, MPLS bagi siswa siswa-siswi baru akan diisi dengan berbagai kegiatan menarik. “Games itu ada setiap harinya. Gamesnya yang membuat anak-anak bisa berkolaborasi dengan teman-temannya. Jadi lebih ke games yang bisa membangun kerja sama,” kata dia.

Secara keseluruhan, ada lebih dari 100 siswa-siswi baru yang bersekolah di SD Negeri Taman Kalijaga Permai. Mereka dibagi menjadi tiga rombongan belajar (rombel).

“Siswa baru total ada 102. Dibagi jadi tiga rombel. Setiap rombelnya 34 orang,” kata Fauziah.

Sementara itu, di Kabupaten Kuningan juga ragam cerita soal MPLS bertebaran. Salah satunya dialami Alfakar (12), siswa baru di SMPN 3 Cilimus. Meski sudah masuk SMP, namun, Alfakar dan teman-temannya masih memakai pakaian SD. Menurutnya, selama masa MPLS, siswa baru diharuskan untuk memakai pakaian SD terlebih dahulu.

Alfakar memaparkan, selain menjadi hari pertama ia masuk sekolah SMP, hari ini menjadi hari pertama dia berangkat sekolah lebih pagi, yakni di pukul 06.30 WIB. Ia mengaku, karena belum terbiasa berangkat pagi ditambah khawatir telat masuk sekolah di hari pertama. Ia dan beberapa teman-temannya terpaksa untuk tidak sarapan.

“Nggak sempat sarapan, rumahnya kan lumayan jauh. Takut telat, apalagi kan ini hari pertama,” tutur Alfakar, Senin (14/7/2025).

Meskipun tidak sempat sarapan, tapi Alfakar dan teman-temannya cukup senang bisa masuk SMP dan menjalani proses MPLS. Menurutnya, meskipun harus bangun pagi-pagi, tapi selama di sekolah banyak kegiatan dan teman sehingga seru untuk dijalani.

“Tadi seru, enak, ramai ketemu banyak temen. Rasanya seger juga berangkat pagi-pagi,” tutur Alfakar.

Senada dengan Alfakar, Siswa SMPN 3 Cilimus lain, Aura (14) juga mengaku bahwa dirinya juga belum sarapan karena adanya kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB. Alasan Aura belum sarapan adalah karena dirinya masih terbiasa untuk bangun lebih pagi ditambah sebelum berangkat sekolah ia harus menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu.

“Soalnya kan tadi pagi-pagi beberes dulu. Biasa bangun itu jam 05.00 WIB. Tadi karena takut telat akhirnya nggak serapan. Karena sebelum pukul 06.30 WIB itu harus sudah ada di sekolah. Jadi buru-buru, temen-temen yang lain juga banyak yang nggak sarapan,” tutur Aura.

Sementara itu, Feri Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 3 Cilimus memaparkan, di SMPN 3 Cilimus memang sudah memberlakukan sekolah berangkat pukul 06.30 WIB. Tidak untuk siswa, untuk para guru juga diwajibkan untuk datang pukul 06.30 WIB.

Menurut Feri, sebagai seorang guru yang juga kepala keluarga dirinya juga harus beradaptasi karena adanya kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB. Jika biasanya ia bangun di jam 04.30 WIB. Namun, semenjak adanya kebijakan masuk sekolah 06.30 WIB, Ia dan keluarganya bangun di pukul 04.00 WIB.

“Perlu adaptasi, jadi mungkin belum terbiasa saja. Kalau biasanya saya bangun jam 04.30 WIB yah sekarang jadinya 04.00 WIB. Apalagi saya kan asalnya jauh dari Nusaherang tuh, jadi harus menyesuaikan jadwal, apalagi inikan bedanya setengah jam,” tutur Feri, yang juga mengajar sebagai guru IPA di SMPN 3 Cilimus.

Feri memaparkan, memang banyak siswa yang belum sarapan karena adanya kebijakan masuk lebih pagi tersebut. Namun, lanjut Feri, hal tersebut bisa diatasi ketika program makan bergizi gratis sudah berjalan. Selain itu juga para siswa bisa makan di kantin yang ada di area sekolah.

“Kalau tadi mah memang ada yang nggak pada sarapan. Tapi kalau MBGnya sudah berjalan mah mungkin tertangani. MBG kan belum jalan semua. Anak-anak juga nanti bisa makan di kantin kalau belum sarapan,”tutur Feri.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, Rusmana memaparkan bahwa kebijakan berangkat sekolah pukul 06.30 WIB memang sudah diberlakukan dari mulai tingkat TK, SD, SMP dan SMA di Kuningan baik sekolah negeri maupun swasta. Tujuannya, agar anak bisa lebih disiplin dan terlatih untuk bangun pagi.

“Terkait masuk itu kita mengacu ke surat edaran Gubernur yang tindak lanjuti surat edaran bupati. Mau sekolah swasta ataupun negeri juga sama, karena itukan untuk satuan pendidikan baik di bawah Kementerian Pendidikan atau Kemenag,” tutur Rusmana.

Di hari pertama masuk sekolah pukul 06.30 WIB, Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan belum mendapatkan keluhan dari pihak sekolah, orang tua atau siswa terkait pelaksanaan masuk sekolah pukul 06.30 WIB.

“Sampai hari ini tidak ada keluhan. Tapi sambil berjalan juga kita lihat evaluasinya,” tutur Rusmana.

Meski begitu, pihaknya, tidak menutup kemungkinan adanya perubahan surat edaran terhadap pelaksanaan masuk sekolah pukul 06.30 WIB.

“Kita juga melihat kebijakan dari atas bagaimana. Kalau dari gubernurnya dievaluasi yah kita juga dievaluasi. Karena kita mengacu surat edaran gubernur. Ada perubahan atau tidak kita mengikuti kebijakan pimpinan,” pungkas Rusmana.

Berangkat masuk sekolah lebih pagi juga mendapatkan respons yang beragam dari orang tua atau wali murid. Salah satu orang tua Dading (58) yang menjemput anaknya di SMPN 3 Cilimus memaparkan, bahwa anaknya memang masih perlu beradaptasi dengan jam waktu sekolah yang lebih pagi.

Menurutnya, karena belum terbiasa, anaknya yang baru masuk jenjang SMP masih sering kesulitan untuk dibangunkan lebih pagi. Meskipun masih belum beradaptasi, namun, anaknya selalu menyempatkan diri untuk sarapan.

“Paling masih kaget saja, kalau dibangunin lebih pagi. Mungkin karena belum terbiasa, anaknya baru masuk sekolah kelas satu SMP. Tapi alhamdulillah, sama saya anaknya masih tetap bisa sarapan,” tutur Dading.

Sedikit berbeda dengan Dading, orang tua siswa lain Maman (47) mengatakan, kebijakan berangkat sekolah lebih pagi sangat bagus untuk anak-anak. Apalagi anaknya sudah terbiasa bangun pagi sehingga untuk berangkat sekolah di jam 06.30 bukan hal yang sulit.

“Jadi lebih rajin. Bagus. Kalau pagi daya tangkap nya masih seger. Untungnya anaknya sebelum subuh sudah biasa bangun pagi di jam 04.00 Soalnya anaknya 21.00 WIB sudah tidur. Sudah biasa bangun pagi, jadi nggak masalah” pungkas Maman.

Cerita MPLS di Kuningan

Respons Orang Tua soal Berangkat Sekolah 06.30 WIB