Di tengah kampung nelayan di Palabuhanratu, tepatnya di Kampung Cikadu, berdiri sebuah dapur kecil yang penuh semangat besar. Dapur itu milik Ismawati, seorang ibu rumah tangga yang kini menjadi pelaku UMKM sukses berkat produk olahan ikan layur, khas laut selatan Sukabumi.
“Saya mulai usaha ini tahun 2022, awalnya karena faktor ekonomi. Suami sempat sakit, saya harus cari jalan agar tetap bisa bertahan,” kisah Ismawati kepada infoJabar di sela-sela acara peluncuran UMKM Naik Kelas, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/7/2025).
Dari situ, perempuan tangguh ini mulai mengenal dunia UMKM. Ia sempat bingung dan merasa asing, namun lambat laun semua dipelajari secara autodidak. Berbekal kemauan dan ketekunan, ia kini menjadi salah satu alumni UMKM Naik Kelas 2024 dan bahkan dinobatkan sebagai UMKM Terbaik Pendampingan Kabupaten Sukabumi 2024.
Kini, Ismawati hadir dengan inovasi barunya, Dendeng Layur, ikan olahan khas Palabuhanratu yang siap saji. Produk ini tak hanya mempertahankan cita rasa laut asli, tapi juga dikemas secara premium, modern, dan praktis. Tak tanggung-tanggung, ia juga memproduksi kerupuk dari ikan layur, semuanya tanpa duri karena sudah difillet bersih.
“Proses pembuatannya masih tradisional, dijemur di bawah sinar matahari langsung. Kalau cuaca bagus, dua hari sudah jadi. Tapi kalau hujan, ya kami berhenti produksi karena belum punya oven,” ucapnya.
Bahan bakunya ia dapat langsung dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhanratu. Dalam sekali produksi, tiga orang pekerja bisa mengolah hingga 30 kilogram ikan. Produk-produk ini dipasarkan secara online dan offline, bahkan sudah menembus pasar luar kota dan luar provinsi.
“Sudah dibawa juga untuk oleh-oleh ke Malaysia, Dubai, dan Saudi Arabia. Alhamdulillah, respons-nya bagus. Terutama di Malaysia, rasanya diterima banget,” tuturnya bangga.
Produk dendeng layur buatannya dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000. Sedangkan kemasan premium dibanderol Rp28.000. Dalam sebulan, omset usahanya bisa mencapai Rp20 hingga Rp30 juta.
Ismawati berharap, dendeng layur bisa menjadi ikon baru oleh-oleh khas Palabuhanratu. Tak hanya mengenalkan cita rasa lokal ke dunia luar, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar.
“Kami juga sudah punya koperasi sendiri. Ini bukan cuma soal usaha, tapi soal bagaimana kita bisa bangkit bersama,” tutupnya.