Di tengah era sepak bola modern yang dipenuhi perpindahan pemain dan tawaran kontrak menggiurkan, satu nama tetap berdiri teguh di klin Persib Bandung yakni Febri Hariyadi. Sejak promosi ke tim utama pada 2016, Febri menjadi simbol kesetiaan dan kebanggaan warga Bandung.
Febri Hariyadi lahir di Bandung, 19 Februari 1996. Bakat sepak bolanya terasah di Diklat Persib angkatan pertama di tahun 2013. Di tahun 2015, Febri diangkut pelatih Djajang Nurjaman untuk mengikuti kompetisi Piala Jenderal Sudirman saat usianya masih 19 tahun.
Kemudian di tahun 2016, Febri mendapat kontrak profesional pertama bersama Maung Bandung. Di tahun itu juga, dia menjawab kepercayaan pelatih dengan kontribusi 21 kali penampilan serta mencetak 4 gol dan 4 assist.
Tak butuh waktu lama, Febri mendapat tempat di hati Bobotoh, dia dijuluki ‘Bow’ karena gaya bermainnya yang lincah, cepat, dan suka menyusup ke pertahanan lawan.
Musim 2017 hingga 2019 menjadi masa keemasan Febri. Ia tak tergantikan di lini depan Persib. Bersama pelatih Djadjang Nurdjaman lalu Mario Gomez, Febri menjadi andalan. Gaya bermain eksplosifnya membawa warna tersendiri di sisi sayap.
Pada 2017, Febri mencetak 1 gol dan 3 assist dalam 17 laga untuk Persib. Ia bahkan dipanggil ke Timnas U-23 oleh Luis Milla dan menjadi bagian dari skuad SEA Games dan ikut berkontribusi menyumbangkan medali perunggu.
Musim 2019 menjadi musim terbaiknya secara statistik. Febri mencetak 9 gol dan 8 assist di Liga 1 dari 28 penampilan, menjadikannya top skor lokal di tim. Febri sempat masuk radar klub luar negeri, namun ia memilih bertahan.
Namun roda sepak bola berputar. Mulai musim 2021, grafik performa Febri mulai menurun. Cedera menjadi penghambat utama. Ia beberapa kali absen panjang dan mulai kehilangan posisi inti, kalah bersaing dengan pemain asing yang lebih matang atau winger muda seperti Beckham Putra.
Musim 2022/2023 menjadi titik terendah. Ia hanya tampil 19 kali, sebagian besar dari bangku cadangan dan hanya mencetak 1 gol. Kritikan mulai berdatangan seiring performanya yang stagnan.
Namun Febri tak pernah mengeluh. Ia tetap datang ke latihan, tetap menghormati seragam biru yang ia kenakan sejak remaja. Hingga akhirnya, Febri ikut merasakan gelar juara liga yang diraih Persib pada musim 2023/2024 dan 2024/2025.
Febri Hariyadi adalah satu dari segelintir pemain lokal yang tetap bertahan dalam satu klub selama hampir satu dekade. Meski bukan lagi pilihan utama di musim 2025/2026, ia tetap menunjukkan profesionalisme. Kini di usia yang menginjak 29 tahun, Febri tetap mendapat tempat di skuad Persib meski bukan lagi menjadi menjadi bintang utama.
Di Super League 2025/2026, ia sudah enam kali tampil, mayoritas sebagai pemain pengganti. Satu gol sudah ia sarangkan. Namun di ACL 2 ia belum mendapatkan menit bermain.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Liga Super 2015/2016: 2 penampilan
Liga 1 2016/2017: 21 penampilan, 4 gol, 4 assist
Liga 1 2017/2018: 17 penampilan, 1 gol, 3 assist
Piala Presiden 2019: 1 penampilan
Piala Indonesia 2019: 4 penampilan
Liga 1 2018/2019: 28 penampilan, 9 gol, 8 assist
Liga 1 2019/2020: 3 penampilan
Piala Menpora 2021: 7 penampilan, 3 assist
Liga 1 2021/2022: 29 penampilan, 2 gol, 1 assist
Piala Presiden 2022: 4 penampilan
Liga 1 2022/2023: 19 penampilan, 1 gol, 1 assist
Liga 1 2023/2024: 14 penampilan, 2 gol
Piala Presiden 2024: 3 penampilan
Liga 1 2024/2025: 4 penampilan
Piala Presiden 2025: 2 penampilan
Super League 2025/2026: 6 penampilan, 1 gol
Kualifikasi ACL 2 2025/2026: 1 penampilan
ACL 2 2025/2026: 0 penampilan
