Memahami tata cara sholat Hajat yang benar dan doa setelah sholat Hajat merupakan hal penting bagi Muslim yang sedang mencari ketenangan batin dan cara mengutarakan hajat kepada Allah SWT melalui sholat Hajat. Berikut tata caranya mulai dari niat hingga doa penutup, memastikan setiap langkah Anda bermakna dan sesuai tuntunan.
Sholat hajat adalah sholat sunnah yang dikerjakan karena adanya suatu hajat atau keperluan yang sangat penting agar keinginannya tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Waktunya dapat dikerjakan pada siang atau malam selama berada di luar waktu yang diharamkan untuk sholat. Penjelasan itu disampaikan Ali Akbar bin Aqil dalam bukunya Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat.
Ibadah sunnah ini dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, kemudian dilanjutkan dengan berdoa memohon sesuatu sesuai hajat dan keinginannya. Rasulullah SAW bersabda.
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat dua rakaat dengan sempurna, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta, cepat atau lambat.” (HR Ahmad dari Abu Darda’)
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Melaksanakan sholat Hajat tidaklah sulit, namun memerlukan kekhusyukan dan kesungguhan. Tata cara pelaksanaan sholat hajat tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah lainnya.
Waktu Pelaksanaan: Sholat Hajat dapat dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam, kecuali pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat (misalnya setelah Subuh hingga terbit matahari, dan setelah Ashar hingga terbenam matahari). Waktu yang paling dianjurkan adalah pada sepertiga malam terakhir.
Jumlah Rakaat: Sholat Hajat dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat, dengan salam setiap dua rakaat.
Niat Sholat Hajat: اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
Gerakan dan Bacaan Sholat:
Inilah salah satu ikthiar. Setelah sholat, jangan buru-buru beranjak. Panjatkan doa dengan penuh harap dan kekhusyukan.
Sebelum doa inti, dianjurkan untuk:
Setelah zikir dan shalawat, bacalah doa berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: La ilaha illallahul halimul karim. Subhanallahi rabbil ‘arsyil karimil ‘azhim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. As’aluka mujibati rahmatik, wa ‘aza’ima maghfiratik, wal ghanimata min kulli birrin, was salamata min kulli itsmin. La tada’ li dzanban illa ghafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la hajatan hiya laka ridhan illa qadhaitaha ya arhamar rahimin.
Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Lembut dan Maha Penyantun, Mahasuci Allah Tuhan Pemelihara Arsy’ yang Mahaagung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu, serta memperoleh keuntungan pada tiap-tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau ampuni, dan tidak ada suatu kesulitan melainkan Engkau memberi jalan keluar, dan tidak pula suatu hajat/keinginan yang mendapat kerelaan-Mu melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
Jika Anda ingin, sampaikan hajat Anda kepada Allah SWT dengan khusyuk sambil bersujud. Ketika bersujud, perbanyaklah bacaan:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Latin: La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin
Artinya: “Tiada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku ini adalah dari golongan orang-orang yang berbuat aniaya.”
Melaksanakan sholat Hajat dan memanjatkan doa setelahnya adalah bentuk ikhtiar kita. Setelah itu, serahkanlah segala urusan kepada Allah SWT dengan tawakal sepenuhnya. Percayalah bahwa rencana Allah adalah yang terbaik dan akan memberikan apa yang kita butuhkan, di waktu yang tepat, atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.