Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kerap menjadi sorotan publik. Bukan hanya karena kebijakan-kebijakan progresifnya, melainkan juga karena gaya kepemimpinannya yang terekam kamera dan diunggah ke media sosial.
Dalam program Jejak Pradana yang dipandu Pemimpin Redaksi infocom Alfito Deannova Ginting, beberapa waktu lalu, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa apa yang ia lakukan bukanlah sekadar ‘konten’ atau drama, melainkan bukti nyata dari kerja kerasnya.
“Saya ini kan tidak membuat membuat konten. Saya mengerjakan sesuatu yang direkam kemudian di-posting. Kenapa? Kan itu ada kekuatan. Saya kalau tanpa kamera nggak mungkin berani menutup tambang ilegal. Kenapa orang nggak berani melawan? Karena ada kamera itu,” tutur Dedi.
Dedi mengungkapkan, rekaman tersebut juga bisa menjadi bukti otentik yang meluruskan fitnah. Sebab, kata dia, banyak pihak yang kadang tidak menampilkan ucapannya secara utuh.
“Dari sebuah kegiatan yang saya lakukan kemudian orang memutar balikkan fakta, justru terjawab dengan tayangan di YouTube itu. Karena utuh. Oh, yang sebenarnya yang terjadi ini loh. Saya ini setiap hari menampilkan berita, bukan menampilkan drama,” ujarnya.
Dedi memberikan contoh konkret saat ia menayangkan secara utuh sidak ke sebuah perusahaan air mineral yang videonya viral beberapa waktu lalu. Ia kemudian mendapat permintaan untuk menghapus tayangan itu.
“Saya nggak mau (permintaan menghapus video). Kenapa? Justru dengan saya menghapus akan jadi pertanyaan publik. Jangan-jangan ada mainnya nih dihapus,” katanya.
Dari sidak tersebut, Dedi menemukan, ketidakadilan terkait pengelolaan air. Menurutnya, ada air yang dibayarkan pada satu perusahaan daerah Rp600 juta sampai Rp700 juta perbulan tapi dasar kebijakan hukumnya tidak ada. Dia menekankan bahwa tujuannya adalah mengedukasi publik dan membongkar ketidakadilan.
“Justru saya ingin terus sampai detail masyarakat mengerti mengedukasi. Kan pada akhirnya makin mengerti oh ada air yang dibayarkan pada satu perusahaan daerah Rp600 juta sampai Rp700 juta perbulan tapi dasar kebijakan hukumnya nggak ada,” kata Dedi memaparkan.
Dia menegaskan, ada perbedaan yang sangat kentara antara konten dan sebuah fakta yang terdokumentasi. Menurut Dedi, sebuah konten itu diatur oleh skrip dari penulis, sementara apa yang dilakukannya mengalir sesuai kondisi di lapangan.
“Jadi kan kalau konten itu ada penulis skripnya tuh, kemudian ada action. Saya kan enggak, mengalir saja turun. Kalau di situ pasti ada emosi, pasti ada nangis, ada marah. Ya wajar dan saya tidak mau itu diedit. Silakan saja orang lihat,” tutur Dedi.
Jejak Pradana adalah potret dedikasi setahun pertama untuk negeri. Talk show inspiratif ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun swasta yang berdedikasi memajukan negeri dalam setahun terakhir. Saksikan konten lengkapnya di .
Dedi memberikan contoh konkret saat ia menayangkan secara utuh sidak ke sebuah perusahaan air mineral yang videonya viral beberapa waktu lalu. Ia kemudian mendapat permintaan untuk menghapus tayangan itu.
“Saya nggak mau (permintaan menghapus video). Kenapa? Justru dengan saya menghapus akan jadi pertanyaan publik. Jangan-jangan ada mainnya nih dihapus,” katanya.
Dari sidak tersebut, Dedi menemukan, ketidakadilan terkait pengelolaan air. Menurutnya, ada air yang dibayarkan pada satu perusahaan daerah Rp600 juta sampai Rp700 juta perbulan tapi dasar kebijakan hukumnya tidak ada. Dia menekankan bahwa tujuannya adalah mengedukasi publik dan membongkar ketidakadilan.
“Justru saya ingin terus sampai detail masyarakat mengerti mengedukasi. Kan pada akhirnya makin mengerti oh ada air yang dibayarkan pada satu perusahaan daerah Rp600 juta sampai Rp700 juta perbulan tapi dasar kebijakan hukumnya nggak ada,” kata Dedi memaparkan.
Dia menegaskan, ada perbedaan yang sangat kentara antara konten dan sebuah fakta yang terdokumentasi. Menurut Dedi, sebuah konten itu diatur oleh skrip dari penulis, sementara apa yang dilakukannya mengalir sesuai kondisi di lapangan.
“Jadi kan kalau konten itu ada penulis skripnya tuh, kemudian ada action. Saya kan enggak, mengalir saja turun. Kalau di situ pasti ada emosi, pasti ada nangis, ada marah. Ya wajar dan saya tidak mau itu diedit. Silakan saja orang lihat,” tutur Dedi.
Jejak Pradana adalah potret dedikasi setahun pertama untuk negeri. Talk show inspiratif ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun swasta yang berdedikasi memajukan negeri dalam setahun terakhir. Saksikan konten lengkapnya di .
