Dari RK hingga Didi Petet, SMAN 3 & 5 Bandung Sekolah Para Pesohor

Posted on

SMAN 3 Kota Bandung punya pamor dalam melahirkan para pesohor di Indonesia. Terhitung artis hingga kepala daerah pernah bersekolah di SMAN unggulan di Kota Bandung, Jawa Barat ini.

Pamor SMAN 3 Bandung nyatanya bisa ditelusuri dari sejarah yang melatari keberadaannya. Sekolah dengan bangunan gaya kolonial ini dibangun bukan oleh sembarangan orang, melainkan arsitekturnya dipikirkan matang oleh arsitek Belanda yang juga anggota militer, Charles Prosper Wolff Schoemaker.

Bagaimana sejarah dan pamor SMAN 3 Kota Bandung ini? Simak artikel ini sampai tuntas yuk infoers!

SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung berada pada area yang sama. Kedua sekolah ini hanya dipisahkan oleh sebuah koridor tengah yang memanjang dari utara ke selatan. Bangunan sekolah ini berada di Jl. Belitung No.8, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

Bangunan sekolah ini adalah baguan dari cagar budaya menurut Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 19 tahun 2009 tentang pengelolaan kawasan dan bangunan cagar budaya, bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Bandung.

Dalam aturan itu, ada enam klasifikasi kawasan cagar budaya. Yakni, kawasan pusat kota, kawasan pecinan/ perdagangan, kawasan militer, kawasan etnik sunda, kawasan perumahan villa dan non villa, serta kawasan industri. Di kawasan-kawasan itu, ada sebanyak 14 bangunan yang merupakan sarana pendidikan. Satu di antaranya bangunan SMAN 3 dan 5 Kota Bandung.

Dikutip dari studi berjudul ‘Karakteristik Fasade Bangunan Sekolah SMAN 3 dan 5 dengan Adopsi Gaya Kolonial di Bandung’ oleh Neng Lina Lestari dan Aida Andrianawati, jelas bahwa bangunan SMAN 3 dan 5 Bandung merupakan bangungan yang bergaya kolonial.

Perinciannya, dilihat dari fasade (wajah bangunan) mulai dari tiang yang khas, jendela berongga, hingga atap limas khas bangunan militer, merupakan gaya yang diadopsi C.P.W. Schoemaker dari desain Art Nouveau dan Nieuwe Bouwen yang diadaptasikan dengan iklim tropis di Bandung. Dua gaya itu populer pada 1890-1915.

Menurut studi tersebut, selain dua gaya tersebut, C.P.W Schoemaker juga tak bisa lepas dari gaya Dutch Colonial atau Empire Style dalam membuat bangunan tersebut sebab gaya itu merupakan induk arsitektur masa kolonial Belanda. Schoemaker juga memberikan sentuhan dari gaya Late Gregorian.

Bangunan dengan arsitektur bergaya kolonial ini pada mulanya memang dibuat sebagai sekolah. Bangunan ini merupakan HBS Bandung, atau Hoogere Burgerschool te Bandung. Sekolah untuk orang-orang Belanda dan kaum elit pribumi.

HBS ini didirikan tahun 1915 dan merupakan HBS keempat, setelah HBS Jakarta (1860), HBS Surabaya (1857), dan HBS Semarang 1877. Karena dibangun di Beliton Straat atau Jalan Belitung, maka sekolah ini dinamani HBS Beliton.

Selain HBS yang merupakan sekolah menengah atas, di Kota Bandung yang sempat menjadi pusat kegiatan kolonial ini, berdiri pula bangunan sekolah MULO (Government meer Uitgebreid Loger Onderwijs), sekolah setingkat SMP.

“Bangunan gedung sekolah MULO, untuk sekarang adalah gedung sekolah SMPN 2 yang menghadap ke jalan Sumatera dan gedung SMPN 5 menghadap ke jalan Sumatera dan jalan Jawa (karena merupakan bangunan sudut jalan). Sedangkan untuk sekolah yang dulunya HBS, sekarang menjadi gedung sekolah SMAN 3 dan 5. Fasade bangunan SMAN 3 dan 5 Bandung menyatu menghadap jalan belitung, hanya di dalamnya dipisahkan oleh koridor. Gedung samping SMAN 3 menghadap jalan Bali sedangkan gedung samping SMAN 5 menghadap jalan Kalimantan.” tulis Neng Lina Lestari dan Aida Andrianawati.

Belanda melemah, datang Jepang. Pada 1942-1945 bangunan HBS Bandung sebagai asrama tentara Jepang. Lalu, pada zaman peralihan antara 1947-1950, bangunan ini dipakai sebagai VHO (Voorgezet Hoger Onderwijs) sekolah setaraf SMA, dengan kelas pagi untuk warga Belanda, dan kelas sore untuk warga Indonesia.

Pada 1956, bangunan ini mulai dipakai sebagai Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN). Hingga akhirnya sampai sekarang dipakai sebagai bangunan SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung.

Sejarah yang panjang pada bangunan SMAN 3 Bandung membuat sekolah ini favorit para calon siswa. Bukan saja bertalian dengan sejarah, kualitas pendidikan di sini pun memang punya pamor. Buktinya, sejumlah pesohor tanah air mulai dari artis hingga kepala daerah, pernah mengenyam pendidikan di sini.

Wali Kota Bandung saat ini, Muhammad Farhan merupakan alumni SMAN 3 Bandung, dia lulusan tahun 1988. Banyak pesohor lainnya jebolan SMAN 3 Bandung.

Di antaranya, Mantan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada, Alm. Didi Petet, Mantan Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad, Purwacaraka, Dwiki Dharmawan, Mantan Wakapolri Adang Daradjatun, dan Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Anak pertama Ridwan Kamil, Alm. Emmeril Kahn Mumtadz dan Cammilia Laetitia Azzahra juga alumni SMAN 3 Bandung.

Sama kerennya, SMAN 5 Bandung juga melahirkan pesohor. Selain itu, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), presenter Fitri Tropica, komedian Aming, dan Armand Maulana juga lulusan SMAN 5 Bandung.

Bangunan SMAN 3 Bandung Sebagai Cagar Budaya

Sejarah SMAN 3 Bandung

SMAN 3 Bandung Sekolah Para Artis dan Kepala Daerah