Bandung Raya Sepekan: Terkuaknya Aksi Dukun Cabul Panyileukan (via Giok4D)

Posted on

Wilayah Bandung Raya diwarnai sejumlah pemberitaan selama sepekan. Mulai dari kasus dukun cabul di Panyileukan, Kota Bandung hingga pelajar di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali keracunan MBG. Berikut rangkuman Bandung Raya Sepekan:

Polisi menangkap seorang pria berinisial UFK. Dia tega menyetubuhi gadis di bawah umur berinisil I dengan modus sebagai orang pintar atau dukun di wilayah Panyileukan, Kota Bandung.

Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono mengatakan, aksi pencabulan yang dia lakukan terjadi sejak Februari 2023 yang lalu. UFK leluasa menggagahi korban setelah reputasinya sebagai dukun atau orang pintar tersebar dari mulut ke mulut.

“Jadi modusnya pelaku mengaku sebagai orang yang mampu mengobati atau bisa mengobati orang yang sedang dalam permasalahan, baik itu permasalahan fisik maupun permasalahan psikologis,” kata Budi Sartono saat rilis ungkap kasus, Kamis (23/10/2025).

Korban terjebak setelah meminta bantuan si dukun cabul untuk mengobati masalah pribadinya. Akal bulus pelaku pun lalu dijalankan dengan melakukan ritual seolah-olah untuk menyembuhkan masalah korban.

Pertama-tama, UFK meminta korban untuk mengirimkan foto bagian sensitifnya. Hari ritual pun disepakati, namun kemudian korban malah disetubuhi. “Jadi modus operandinya, tersangka mengaku sebagai orang yang dapat mengobati penyakit dan mengabulkan semua keinginan korban dengan metode pengobatan dan mendoakan kepada korban,” ungkap Budi.

“Tetapi caranya itu, cara-caranya dengan mengirimkan foto-foto bagian alat kelamin, dada, dan ritual. Terakhirnya adalah mencabuli dan menyetubuhi korban dengan alasan agar keinginan korban tersebut terkabul,” tambahnya.

UFK pun kini sudah dijebloskan ke penjara. Dia dijerat pasal berlapis mulai dari Pasal Pasa 81 Jo Pasal 76D, Pasal 82 Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Serta Pasal 6 Jo Pasal 5 Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan (TPKS). Ancaman maksimal 15 tahun kurungan penjara.

LS, tertunduk dengan wajah tertutup masker. Sembari mengenakan kemeja dan rompi tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Cimahi, pegawai bank pelat merah itu digiring petugas masuk ke mobil di halaman parkir Kejari Cimahi.

LS ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penggelapan uang nasabah yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp1,5 miliar. LS sendiri merupakan mantri atau marketing bank tersebut di wilayah Cimahi.

“Penyidik pidsus menetapkan LS, mantri bank pemerintah di Cimahi sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi dengan kerugian sekitar Rp1,5 M,” kata Kepala Kejari Cimahi, Nurintan M.N.O. Sirait saat ditemui, Kamis (23/10/2025).

Modus LS melakukan korupsi dari duit nasabah itu yakni melalui penyalahgunaan pinjaman, penggelapan pembayaran angsuran pinjaman nasabah, serta menilap agunan debitur dalam kurun waktu 2023 hingga 2024.

“Modusnya itu jadi ketika nasabah ingin melakukan pelunasan pinjamannya, uang yang sudah disetorkan itu dipakai. Ada juga yang mengangsur pinjaman, uangnya oleh tersangka tidak disetorkan,” kata Nurintan.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, LS mengaku pada penyidik uangnya digunakan untuk keperluan pribadinya. Sementara jumlah nasabah yang dirugikan oleh ulah LS saat ini baru sebanyak 39 orang.

“Sejauh ini motifnya untuk hal yang bersifat konsumtif, tapi masih kami kembangkan soal uang itu digunakan untuk apa. Untuk korban nasabahnya sekitar 39 orang,” kata Nurintan.

Nurintan mengatakan sejauh ini, LS diketahui beraksi seorang diri. Namun pihaknya masih terus mendalami kemungkinan adanya orang lain yang terlibat dalam praktik tersebut. “Sampai saat ini cuma 1 orang, tapi kami masih dalami kemungkinan adanya pihak yang di bank tersebut terlibat juga,” kata Nurintan.

Saat ini LS telah ditahan di Rutan Kelas 1 Bandung selama 20 hari ke depan. Hal itu dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan penyidikan serta percepatan penanganan perkara serta adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.

Hujan deras membuat sejumlah wilayah di Bandung Raya mengalami banjir. Mulai dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hingga SDN 065 Cihampelas Kota Bandung tergenang.

Di Lembang, banjir yang terjadi sejak Jumat (24/10) siang ini membuat sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga tergenang. Genangan air tampak meluas setinggi 20 sentimeter di Jalan Raya Lembang, terutama di kawasan Pasar Lembang hingga menutupi sebagian badan jalan dan membuat kendaraan sulit melintas.

Beberapa rekaman video yang diterima redaksi juga memperlihatkan air sudah merendam setengah ban motor yang terparkir di pinggir jalan. Tak hanya itu, air juga masuk ke area pertokoan yang berada di sepanjang jalur utama tersebut.

Vania, warga Lembang, mengatakan banjir terjadi pada siang hari. Kondisi kali ini lebih parah dibanding hujan sebelumnya. “Kalau kemarin hujan besar tapi nggak banjir, sekarang malah banjir. Airnya sampai masuk ke tempat mainan,” ujarnya.

Banjir tak hanya terjadi di pusat kota Lembang, tetapi juga merembet ke kawasan pemukiman warga. Salah satunya di Perumahan Panorama Lembang, tempat tinggal Siti Nurul. Ia mengaku air datang begitu cepat hingga merendam hampir seluruh halaman rumahnya.

Air di kawasan rumahnya sudah mencapai paha orang dewasa, bahkan menenggelamkan setengah badan motor yang terparkir di depan rumah. Selain menimbulkan genangan, hujan deras juga menyebabkan aliran air dari saluran drainase meluap. Beberapa warga menyebutkan, saluran air di sekitar jalan utama tersumbat sampah sehingga memperparah banjir.

Kemudian di Kota Bandung, banjir melanda SDN 065 Cihampelas. Banjir semata kaki orang dewasa itu terjadi pada Jumat (24/10) sekitar pukul 14.00 WIB saat hujan deras, ditambah sistem drainase di jalan yang tidak memadai akibat tertutup material sampah.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Guru SDN 065 Cihampelas, Siti Robiah mengatakan, banjir pertama kali dilaporkan seorang guru olahraga yang masih berada di sekolah. Saat itu, datang hempasan air dengan volume yang begitu besar dari arah Jalan Cihampelas saat hujan deras melanda.

SDN 065 Cihampelas memang terletak di posisi lebih rendah dibanding Jalan Raya Cihampelas. Ditambah, sistem drainase di sekitar sana tak berfungsi sebagaimana mestinya akibat tertutup material sampah yang dibuang sembarangan di depan sekolah. “Jadi drainasenya kecil, ditambah ada sampah. Sampahnya sampe terbawa air masuk ke sekolah,” ucapnya.

Pantauan infoJabar, setelah banjir terjadi, sejumlah warga ikut membersihkan sisa genangan yang masuk ke ruang kelas. Beberapa warga sekitar juga turut membersihkan tumpukan sampah yang menutupi sistem drainase maupun selokan supaya genangan tersebut segera surut.

Meski dilanda banjir, Siti Robiah memastikan tidak ada kerusakan signifikan yang timbul akibat kejadian itu. Aktivitas belajar mengajar pun telah selesai sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan ketika banjir datang.

“Pembelajaran kebetulan udah selesai, jadi udah pada pulang. Terus Alhamdulillah enggak ada kerusakan, paling tadi kabel-kabel yang diamankan supaya enggak ada korsleting listrik,” ucapnya.

Banjir juga terjadi di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Aktivitas warga terganggu akibat bencana yang kerap datang saat kawasan Bandung Raya diguyur hujan deras.

Air keluar melalui selokan hingga menggenang setinggi 30 cm hingga 100 cm. Beberapa aktivitas warga terganggu dengan adanya air banjir tersebut. Sebagian warga menggunakan perahu untuk bekerja dan sekolah.

Telihat beberapa anak memanfaatkan momen tersebut dengan berenang menggunakan ban dalam bekas. Mereka nampak bahagia berenang loncat dari area tinggi ke air yang tergenang.

Menurut Nana Junjana, air banjir itu berasal dari Kota Bandung yang tidak bisa keluar ke Sungai Citarum karena debit airnya tinggi. Sehingga air tersebut meluap ke Kampung Bojongasih.

Adanya banjir tersebut membuat warga terganggu aktivitasnya. Mereka yang berkegiatan biasanya menggunakan perahu dan selalu membawa baju ganti. “Kalau di rumah saya agak tinggi jadi nggak masuk, tapi kalau air besar pasti masuk. Cuman tadi di jalan sepaha airnya,” jelasnya.

Dia berharap pemerintah bisa menangani permasalahan banjir. Apalagi banjir ini telah terjadi puluhan tahun silam. “Kalau keinginan saya mah kaya yang di sana aja kaya di Ciputat. Intinya daripada perbaiki jalan, mending beresin banjir khususnya Citarum karena ini kan air kiriman bandung airnya. Intinya mah segera diatasi,” kata Nana.

Kasus keracunan gegara Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kali ini menimpa pelajar di SMP Negeri 1 Lembang. Berdasarkan informasi, sebanyak 24 siswa SMPN 1 Lembang mengeluhkan gejala mual dan pusing usai menyantap MBG pada Kamis (23/10/2025).

Kapolsek Lembang AKP Dana Suhenda mengatakan, siswa yang diduga keracunan itu saat ini langsung ditangani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Jayagiri, Kecamatan Lembang. Sebagian siswa kondisinya sudah membaik dan diizinkan pulang.

“Sepuluh anak sudah membaik, makanya boleh pulang. 14 anak lain masih ditangani di sekolah, masih terus kita pantau kondisi mereka,” kata Dana.

Dana mengatakan pihaknya masih memantau perkembangan kasus dugaan keracunan akibat MBG. Petugas kesehatan juga disiagakan di sekolah untuk menangani jika ada siswa lain yang merasakan gejala sama. “Masih di lokasi, kita pantau kondisi siswa lainnya. Mudah-mudahan tidak ada penambahan ya,” kata Dana.

Dari hasil pemeriksaan sementara, menu MBG lagi-lagi jadi dalang keracunan. Berdasarkan catatan kepolisian, sampai Kamis sore jumlah korban keracunan bertambah jadi 30 orang. Ada sekitar 2 siswa yang masih dirawat di sekolah lalu dirujuk ke Puskesmas Jayagiri, sementara sisanya sudah membaik dan diizinkan pulang.

“Sudah ada 30 orang, masih ada 2 yang dirawat dirujuk ke Puskesmas Jayagiri. 28 sudah boleh pulang,” ucap Dana.

Di hari kejadian, siswa SMPN 1 Lembang menerima menu MBG berupa nasi kukus, ayam betutu, tahu krispi, tumis pakcoy, dan buah pisang. Namun berdasarkan keterangan siswa, ada bau tak sedap saat ompreng dibuka. “Keterangan dari siswa, itu dari ayam betutu atau ayam bumbu kuning yang diduga sudah basi dan berbau tak sedap,” kata Dana.

Di SMP tersebut, ada sebanyak 1.220 penerima manfaat MBG. Sementara siswa yang disinyalir sudah mengonsumsi menu tersebut pada pukul 10.30 WIB sebanyak 230-an siswa. “Setelah makan itu, mereka langsung mengeluh pusing, mual. Kemudian dibawa ke UKS dan ditangani oleh petugas puskesmas,” kata Dana.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar mengatakan petugas sudah mengambil sampel menu MBG yang didistribusikan lalu dikonsumsi siswa untuk diuji laboratorium. “Sampel sudah diambil oleh puskesmas kemudian dikirim ke Labkesmas, buat hasilnya diperkirakan seminggu,” kata Lia.

Dukun Cabul di Panyileukan Bandung

Pegawai Bank di Cimahi Tilap Setoran Nasabah, Kerugian Capai Rp1,5 M

Banjir di Lembang, Dayeuhkolot dan SDN di Cihampelas Bandung

24 Siswa SMP di Lembang Diduga Keracunan MBG

Hujan deras membuat sejumlah wilayah di Bandung Raya mengalami banjir. Mulai dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hingga SDN 065 Cihampelas Kota Bandung tergenang.

Di Lembang, banjir yang terjadi sejak Jumat (24/10) siang ini membuat sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga tergenang. Genangan air tampak meluas setinggi 20 sentimeter di Jalan Raya Lembang, terutama di kawasan Pasar Lembang hingga menutupi sebagian badan jalan dan membuat kendaraan sulit melintas.

Beberapa rekaman video yang diterima redaksi juga memperlihatkan air sudah merendam setengah ban motor yang terparkir di pinggir jalan. Tak hanya itu, air juga masuk ke area pertokoan yang berada di sepanjang jalur utama tersebut.

Vania, warga Lembang, mengatakan banjir terjadi pada siang hari. Kondisi kali ini lebih parah dibanding hujan sebelumnya. “Kalau kemarin hujan besar tapi nggak banjir, sekarang malah banjir. Airnya sampai masuk ke tempat mainan,” ujarnya.

Banjir tak hanya terjadi di pusat kota Lembang, tetapi juga merembet ke kawasan pemukiman warga. Salah satunya di Perumahan Panorama Lembang, tempat tinggal Siti Nurul. Ia mengaku air datang begitu cepat hingga merendam hampir seluruh halaman rumahnya.

Air di kawasan rumahnya sudah mencapai paha orang dewasa, bahkan menenggelamkan setengah badan motor yang terparkir di depan rumah. Selain menimbulkan genangan, hujan deras juga menyebabkan aliran air dari saluran drainase meluap. Beberapa warga menyebutkan, saluran air di sekitar jalan utama tersumbat sampah sehingga memperparah banjir.

Kemudian di Kota Bandung, banjir melanda SDN 065 Cihampelas. Banjir semata kaki orang dewasa itu terjadi pada Jumat (24/10) sekitar pukul 14.00 WIB saat hujan deras, ditambah sistem drainase di jalan yang tidak memadai akibat tertutup material sampah.

Guru SDN 065 Cihampelas, Siti Robiah mengatakan, banjir pertama kali dilaporkan seorang guru olahraga yang masih berada di sekolah. Saat itu, datang hempasan air dengan volume yang begitu besar dari arah Jalan Cihampelas saat hujan deras melanda.

SDN 065 Cihampelas memang terletak di posisi lebih rendah dibanding Jalan Raya Cihampelas. Ditambah, sistem drainase di sekitar sana tak berfungsi sebagaimana mestinya akibat tertutup material sampah yang dibuang sembarangan di depan sekolah. “Jadi drainasenya kecil, ditambah ada sampah. Sampahnya sampe terbawa air masuk ke sekolah,” ucapnya.

Pantauan infoJabar, setelah banjir terjadi, sejumlah warga ikut membersihkan sisa genangan yang masuk ke ruang kelas. Beberapa warga sekitar juga turut membersihkan tumpukan sampah yang menutupi sistem drainase maupun selokan supaya genangan tersebut segera surut.

Meski dilanda banjir, Siti Robiah memastikan tidak ada kerusakan signifikan yang timbul akibat kejadian itu. Aktivitas belajar mengajar pun telah selesai sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan ketika banjir datang.

“Pembelajaran kebetulan udah selesai, jadi udah pada pulang. Terus Alhamdulillah enggak ada kerusakan, paling tadi kabel-kabel yang diamankan supaya enggak ada korsleting listrik,” ucapnya.

Banjir juga terjadi di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Aktivitas warga terganggu akibat bencana yang kerap datang saat kawasan Bandung Raya diguyur hujan deras.

Air keluar melalui selokan hingga menggenang setinggi 30 cm hingga 100 cm. Beberapa aktivitas warga terganggu dengan adanya air banjir tersebut. Sebagian warga menggunakan perahu untuk bekerja dan sekolah.

Telihat beberapa anak memanfaatkan momen tersebut dengan berenang menggunakan ban dalam bekas. Mereka nampak bahagia berenang loncat dari area tinggi ke air yang tergenang.

Menurut Nana Junjana, air banjir itu berasal dari Kota Bandung yang tidak bisa keluar ke Sungai Citarum karena debit airnya tinggi. Sehingga air tersebut meluap ke Kampung Bojongasih.

Adanya banjir tersebut membuat warga terganggu aktivitasnya. Mereka yang berkegiatan biasanya menggunakan perahu dan selalu membawa baju ganti. “Kalau di rumah saya agak tinggi jadi nggak masuk, tapi kalau air besar pasti masuk. Cuman tadi di jalan sepaha airnya,” jelasnya.

Dia berharap pemerintah bisa menangani permasalahan banjir. Apalagi banjir ini telah terjadi puluhan tahun silam. “Kalau keinginan saya mah kaya yang di sana aja kaya di Ciputat. Intinya daripada perbaiki jalan, mending beresin banjir khususnya Citarum karena ini kan air kiriman bandung airnya. Intinya mah segera diatasi,” kata Nana.

Kasus keracunan gegara Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kali ini menimpa pelajar di SMP Negeri 1 Lembang. Berdasarkan informasi, sebanyak 24 siswa SMPN 1 Lembang mengeluhkan gejala mual dan pusing usai menyantap MBG pada Kamis (23/10/2025).

Kapolsek Lembang AKP Dana Suhenda mengatakan, siswa yang diduga keracunan itu saat ini langsung ditangani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Jayagiri, Kecamatan Lembang. Sebagian siswa kondisinya sudah membaik dan diizinkan pulang.

“Sepuluh anak sudah membaik, makanya boleh pulang. 14 anak lain masih ditangani di sekolah, masih terus kita pantau kondisi mereka,” kata Dana.

Dana mengatakan pihaknya masih memantau perkembangan kasus dugaan keracunan akibat MBG. Petugas kesehatan juga disiagakan di sekolah untuk menangani jika ada siswa lain yang merasakan gejala sama. “Masih di lokasi, kita pantau kondisi siswa lainnya. Mudah-mudahan tidak ada penambahan ya,” kata Dana.

Dari hasil pemeriksaan sementara, menu MBG lagi-lagi jadi dalang keracunan. Berdasarkan catatan kepolisian, sampai Kamis sore jumlah korban keracunan bertambah jadi 30 orang. Ada sekitar 2 siswa yang masih dirawat di sekolah lalu dirujuk ke Puskesmas Jayagiri, sementara sisanya sudah membaik dan diizinkan pulang.

“Sudah ada 30 orang, masih ada 2 yang dirawat dirujuk ke Puskesmas Jayagiri. 28 sudah boleh pulang,” ucap Dana.

Di hari kejadian, siswa SMPN 1 Lembang menerima menu MBG berupa nasi kukus, ayam betutu, tahu krispi, tumis pakcoy, dan buah pisang. Namun berdasarkan keterangan siswa, ada bau tak sedap saat ompreng dibuka. “Keterangan dari siswa, itu dari ayam betutu atau ayam bumbu kuning yang diduga sudah basi dan berbau tak sedap,” kata Dana.

Di SMP tersebut, ada sebanyak 1.220 penerima manfaat MBG. Sementara siswa yang disinyalir sudah mengonsumsi menu tersebut pada pukul 10.30 WIB sebanyak 230-an siswa. “Setelah makan itu, mereka langsung mengeluh pusing, mual. Kemudian dibawa ke UKS dan ditangani oleh petugas puskesmas,” kata Dana.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar mengatakan petugas sudah mengambil sampel menu MBG yang didistribusikan lalu dikonsumsi siswa untuk diuji laboratorium. “Sampel sudah diambil oleh puskesmas kemudian dikirim ke Labkesmas, buat hasilnya diperkirakan seminggu,” kata Lia.

Banjir di Lembang, Dayeuhkolot dan SDN di Cihampelas Bandung

24 Siswa SMP di Lembang Diduga Keracunan MBG