Alun-alun Kuningan: Denyut Kota di Bawah Bayang Gunung Ciremai

Posted on

Di jantung Kabupaten Kuningan, sebuah ruang terbuka hijau menjadi denyut kehidupan kota. Alun-Alun Kuningan, selain menjadi penanda pusat kota, juga menjelma sebagai ruang publik yang tak pernah sepi dari aktivitas warga maupun wisatawan.

Lokasinya yang strategis membuat hampir setiap hari kawasan ini dipenuhi pengunjung, entah untuk berwisata, berolahraga ringan, atau sekadar melepas penat.

Memasuki area alun-alun, salah satu daya tarik pertama yang menyambut pengunjung adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang menghubungkan alun-alun dengan Masjid Syiarul Islam. Dari lorong jembatan ini, mata langsung dimanjakan dengan pemandangan Gunung Ciremai yang menjulang serta arus lalu lintas kota yang berdenyut di bawahnya.

Lampu hias dan rangka besi berwarna-warni di sepanjang jembatan juga menjadikan JPO sebagai spot favorit untuk berfoto. Dari ketinggian, panorama alun-alun terlihat semakin memesona.

Turun dari JPO, pengunjung akan berhadapan dengan ikon patung kuda yang berdiri gagah. Satu patung kuda ditempatkan di bagian atas alun-alun, diapit dua bokor kuningan, sementara tiga patung kuda lainnya menghiasi kolam air berbentuk bundar.

Patung-patung ini bukan sekadar ornamen, melainkan simbol bahwa Kuningan dikenal sebagai kota kuda dengan legenda kuda si Windu yang lekat dalam ingatan masyarakat.

Menyusuri bagian dalam alun-alun, pengunjung disuguhi suasana rindang dengan deretan pepohonan, bangku-bangku untuk duduk santai, serta area penyewaan mainan anak. Sebuah tribun sederhana juga berdiri menghadap panggung pertunjukan, tempat beragam acara seni dan budaya sering digelar.

Bagi yang merasa lapar setelah berkeliling, perjalanan bisa dilanjutkan ke pusat kuliner yang berada di ujung alun-alun. Di sini, jejeran pedagang menawarkan aneka makanan, mulai dari gorengan hangat, kopi racikan, hingga mi instan. Area kuliner ini juga dilengkapi tempat duduk untuk menikmati sajian. Suasana semakin meriah dengan hadirnya kuda tunggang dan delman hias yang bisa disewa untuk berkeliling.

Zahra (16), salah seorang pengunjung, mengaku Alun-Alun Kuningan sudah menjadi tempat favoritnya sejak lama. Baginya, keberadaan fasilitas yang lengkap membuat alun-alun nyaman untuk dikunjungi, baik bersama keluarga maupun teman sebaya.

“Nyaman, tempatnya enak. Ada area kuliner juga. Ke sini sering, biasanya sama temen, kadang cuman duduk santai di sini saja sambil menikmati suasana alun-alun,” tutur Zahra.

Faisal (21), pengunjung lain yang sore itu terlihat sibuk berfoto bersama pasangannya di JPO, juga menyampaikan hal serupa. Ia menilai, keberadaan jembatan penyeberangan di alun-alun memberi pengalaman berbeda dibandingkan alun-alun kota lain.

“Menurut saya di sini nyaman. Beda sama alun-alun lain, di sini ada fasilitas jembatan penyebrangan orang juga. Jadi enak kalau mau nyebrang. JPO nya di sini, nggak terlalu padet, jadi enak,” ucap Faisal.

Berlokasi di Jalan Veteran, Kecamatan Kuningan, Alun-Alun Kuningan mudah dijangkau. Dari arah Cirebon, pengunjung cukup mengikuti jalur utama menuju Kuningan selama sekitar satu jam perjalanan, hingga tampak JPO yang menjulang, tanda bahwa pusat kota sekaligus pusat keramaian ini sudah menanti.