Sosok berjubah putih itu berdiri diam di tengah kerumunan. Sekilas menyeramkan dengan wajah pucat dan tatapan kosong yang tersembunyi di balik kain kafan. Tapi ketika turis menyapanya, sosok pocong itu menjawab dengan fasih.
“Watashi wa 9-nenkan kosupureiyā o shite imasu (saya jadi cosplayer sudah 9 tahun),” ucap sang pocong berbahasa Jepang.
Lelaki di balik kostum pocong itu bernama Agung Hanapi (55). Agung bukan hanya cosplayer jalanan yang nyentrik, ia adalah ‘pocong multibahasa’ yang bisa berkomunikasi dengan turis asing dari berbagai negara.
Kemampuan Agung berbicara dalam berbagai bahasa, seperti Inggris, Jepang, Italia dan Perancis tidak datang begitu saja. Ia bukan lulusan universitas luar negeri, bukan pula anak jurusan sastra. Agung belajar secara otodidak untuk bisa berbicara bahasa asing.
“Belajar dari buku, otodidak. Itu dari tahun 1999 (sudah belajar bahasa asing),” tutur Agung saat berbincang dengan infoJabar di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (14/6/2025).
Hampir setiap hari, Agung berdiri di dekat Gedung Merdeka atau di sekitar Sungai Cikapundung. Ia sudah hafal jam-jam ramai wisatawan, termasuk rombongan pelajar dan turis mancanegara.
“Comme ci, comme ca (apa kabar),” kata Agung menirukan percakapannya saat menyapa pengunjung dengan Bahasa Perancis.
Menurut Agung, penggunaan bahasa asing bukan sekadar hiburan. Sebab kata dia, beberapa turis asing tidak semua suka menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
“Orang Italia itu walaupun bisa bahasa Inggris tapi maunya bahasa sendiri. Orang Jepang juga sama, pintar Bahasa Inggris tapi maunya bahasa sendiri,” ujarnya.
“Kalau kita pakai bahasa dia, dia lebih baik, seakan-akan kita menghargai bahasa dia,” imbuhnya.