Wujud ‘Naga Mini’ Amfibi Paling Langka dan Misterius di Dunia

Posted on

Di dasar tenang Danau Pátzcuaro, Meksiko, tersembunyi makhluk menyerupai naga kecil yang seolah berasal dari dunia lain. Hewan itu dikenal sebagai salamander achoque, amfibi langka yang hanya ditemukan di danau ini, sekaligus salah satu spesies paling misterius di dunia.

Kini, makhluk unik tersebut menjadi pusat perhatian proyek konservasi ambisius yang untuk pertama kalinya berhasil memasang mikrochip identitas di tubuh achoque. Melansir infoInet, dengan teknologi ini, para ilmuwan dapat mengenali tiap individu dan memantau populasinya dengan lebih akurat.

Adam Bland, Asisten Manajer Tim Amfibi di Kebun Binatang Chester, menjelaskan betapa sulitnya membedakan satu achoque dengan yang lain.

“Bekerja sama dengan para dokter hewan di Kebun Binatang Chester, kami mengembangkan cara untuk memasang mikrochip dengan cepat di bawah kulit mereka, tetapi kami perlu memastikannya tetap terpasang dan tidak menimbulkan efek negatif pada salamander,” ujar Bland, dikutip dari IFL Science.

Proses ini ternyata tidak sederhana. Gaya hidup akuatik dan kemampuan regenerasi luar biasa membuat amfibi, terutama salamander, tidak mudah ditandai secara fisik.

Cincin atau tanda khusus sering kali gagal, sementara mikrochip pun bukan tanpa risiko. Karena kulit salamander bersifat permeabel, mereka kadang menyerap chip ke dalam tubuh dan mengeluarkannya kembali.

Namun, melawan segala rintangan biologis itu, tim konservasionis dari Kebun Binatang Chester akhirnya berhasil menanamkan chip identitas kecil ke tubuh 80 salamander achoque.

Yang menarik, keberhasilan proyek ini tidak hanya berkat para ilmuwan, tetapi juga bantuan sekelompok biarawati.

Di Monasterio de la Virgen Inmaculada de la Salud, para biarawati telah lama hidup berdampingan dengan salamander achoque. Dahulu, mereka menggunakan hewan ini untuk membuat obat batuk tradisional. Namun ketika populasi achoque di alam liar menurun drastis, para suster itu memilih jalan berbeda, mereka mulai mengembangbiakkannyauntuk menyelamatkan spesies yang terancam punah tersebut.

Kini, ratusan salamander hidup aman di akuarium-akuarium dalam biara. Mereka dirawat dengan telaten, dan tanpa disadari, para biarawati menjadi penjaga terakhir naga air Meksiko ini.

Diperkirakan hanya sekitar 150 achoque dewasa tersisa di habitat alaminya, Danau Pátzcuaro di negara bagian Michoacán. Karena itulah, hewan ini juga disebut salamander Danau Pátzcuaro, dengan nama ilmiah Ambystoma dumerilii.

Kemampuan untuk mengenali setiap achoque secara individual di alam liar akan sangat membantu upaya konservasi. Namun sebelum teknologi mikrochip diterapkan di danau, para ilmuwan harus memastikan keamanannya.
Untuk itu, mereka menuju ke biara, tempat para suster merawat salamander-salamander tersebut.

Para biarawati menyediakan 28 salamander untuk uji coba. Sisanya berasal dari Kebun Binatang Chester, Centro Regional de Investigaciones Pesqueras Pátzcuaro, dan Universidad Michoacana de San Nicolás de Hidalgo.

“Kami memotong 80 ekor Ambystoma dumerilii untuk memastikan metode ini berhasil untuk achoque liar,” kata Bland.

“Kami memotongnya dengan para biarawati mengawasi dengan saksama. Ini demonstrasi nyata tentang bagaimana siapa pun dapat terlibat dalam konservasi. Orang-orang dari berbagai latar belakang bekerja untuk menyelamatkan spesies ini,” sambungnya.

Setelah pemasangan chip, para ilmuwan memantau salamander tersebut selama empat bulan penuh. Dua puluh hari pertama digunakan untuk pemeriksaan awal, sementara evaluasi lanjutan memastikan bahwa chip tidak menimbulkan efek buruk.

Hasilnya menggembirakan: tidak ada perubahan signifikan pada kesehatan salamander, semua chip tetap di tempatnya, dan tidak ditemukan dampak jangka panjang.

Langkah berikutnya adalah membawa teknologi ini ke habitat asli mereka. Para konservasionis berencana menangkap achoque liar untuk dipasangi chip, agar kesehatan dan populasi mereka dapat dipantau secara berkelanjutan.
Bland mengakui pekerjaan ini tidak mudah.

Lumpur dan kegelapan Danau Pátzcuaro menyulitkan pencarian, tetapi tujuan mereka lebih besar dari sekadar eksperimen ilmiah.

“Membuat orang tertarik pada salamander yang hidup 12 meter di lumpur dasar danau memang sulit, tetapi mereka sungguh menarik dan memiliki banyak nilai budaya bagi masyarakat setempat. Ada peluang nyata untuk memberikan dampak konservasi yang positif bagi achoque dan spesies lain yang kurang dipahami,” kata Bland.

Artikel ini sudah tayang di infoInet

Tantangan Memasang Chip di Tubuh Amfibi

Biarawati Penyelamat Naga Danau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *