Warga Eretan Indramayu Segera Dapat Solusi Masalah Banjir Rob

Posted on

Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan rencana relokasi dan penataan kawasan bagi warga Eretan yang terdampak banjir rob. Tahapan awal rencana tersebut diawali dengan penyaluran Bantuan Tidak Terduga (BTT) kepada warga.

BTT disalurkan kepada warga terdampak banjir rob di Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Kertawinangun. Bantuan tersebut digunakan untuk mendukung proses awal relokasi rumah warga di kawasan rawan rob.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM, didampingi Bupati Indramayu Lucky Hakim, meninjau kondisi warga di Desa Eretan Wetan, Kamis (18/12). Dalam kunjungannya itu, KDM menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyiapkan hunian bagi warga terdampak banjir rob.

“Sudah puluhan tahun tinggal di sini. Tahun depan kita siapkan rumahnya, yang penting sekarang pindah dulu. Maksimal bulan Maret sudah mulai proses relokasi,” ujar KDM dikutip dari laman resmi Pemkab Indramayu, Jumat (19/12/2025).

Pemprov Jawa Barat merencanakan pembangunan Kampung Nelayan Eretan sebagai kawasan percontohan relokasi bagi 207 kepala keluarga. Selain itu, sekitar 1.000 keluarga lainnya direncanakan menempati hunian vertikal berupa rumah susun. Lahan relokasi disiapkan oleh Pemkab Indramayu, sementara pembangunan rumah akan didukung oleh Pemprov Jawa Barat.

Bupati Indramayu Lucky Hakim menjelaskan, penanganan banjir rob di kawasan Eretan direncanakan dilakukan secara bertahap melalui kerja sama pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Ia menyebut, pengajuan penanganan rob telah disampaikan kepada pemerintah provinsi dan pusat sejak beberapa bulan lalu.

“Pemerintah pusat telah menyetujui pembangunan tanggul penahan ombak dengan anggaran sekitar Rp500 miliar. BBWS juga akan melakukan pengerukan sungai dan penguatan tanggul agar air tidak meluap,” jelas Lucky Hakim.

Lucky menambahkan, dari sekitar 3.000 rumah terdampak, sebanyak 90 unit rumah telah dibangun oleh Kementerian Sosial di atas lahan milik pemerintah daerah. Selain itu, pemerintah daerah menyiapkan tambahan sekitar 200 unit rumah, termasuk melalui skema hunian rumah susun. Kawasan relokasi juga direncanakan dilengkapi ruang terbuka hijau, taman bermain, dan ruang UMKM.

“Relokasi dilakukan bertahap dalam dua hingga tiga tahun. Sambil berjalan, kita tinggikan jalan, perkuat tanggul, dan memindahkan warga yang bersedia. Targetnya relokasi tidak jauh dari lokasi awal, maksimal dua kilometer,” pungkasnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, pola penanganan banjir rob di Eretan mengacu pada program serupa yang telah dilakukan di Karawang dan Bandung. Pada tahap awal, relokasi sementara disiapkan bagi 207 kepala keluarga, dengan kemungkinan penambahan sesuai kesiapan lahan.

“Warga diberi waktu sekitar dua minggu untuk relokasi. Jika ingin membangun secara mandiri, material lama boleh dimanfaatkan. Bantuan diberikan merata sebesar Rp10 juta per KPM,” tuturnya.