Media sosial di Kota Bandung sedang ramai dengan perbincangan yang tak mengenakkan. Sejumlah siswa SDN 117 Batununggal harus menunggu hingga 5 jam untuk menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.
Dilihat infoJabar, salah satu akun Instagram yang membagikan video insiden itu adalah @jabodetabek24info. Dalam narasinya, akun itu menyatakan bahwa siswa SDN 117 Batununggal menunggu kedatangan Farhan dari pukul 08.00 WIB hingga sampai pukul 13.00 WIB.
Momen anak-anak sekolah SDN 117 Batununggal Kota Bandung diminta oleh pihak kelurahan untuk menyambut Walikota Bandung yang akan meninjau Buruan SAE (program urban farming pertanian perkotaan) di depan sekolah.
Namun setelah menunggu cukup lama dari jam 08.00 WIB sampai jam 13.00 WIB tiba-tiba dibatalkan karena Bapak Walikota batal datang.
Berdasarkan penelusuran infoJabar, Rabu (26/8/2025), letak SDN 117 Batununggal dengan lokasi Buruan Sae yang rencananya bakal ditinjau Farhan memang bersebrangan. Namun kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun infoJabar, Farhan batal datang ke lokasi itu dan hanya berada di Kelurahan Batununggal untuk memberikan paparan dalam agenda Siskamling.
infoJabar pun sempat berbincang dengan beberapa orang yang beraktivitas di dekat SDN 117 Batununggal. Menurut keterangan mereka, para siswa itu ditengarai dimobilisasi pihak kelurahan.
infoJabar kemudian berusaha mengkonfirmasi hal ini ke pihak Kelurahan Batununggal maupun pihak sekolah. Sayang, lurah maupun kepala sekolah saat itu tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti agenda di luar.
Sementara, saat diminta tanggapannya, Kadisdik Kota Bandung Asep Gufron mengaku, menyayangkan insiden ini. Sebab, ia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui upaya mobilisasi siswa yang akhirnya menjadi viral di sosial media.
“Kalau saya kan begini. Itu harus bisa mencermati tugas Pak Wali itu seperti apa. Nah, pihak lurah juga harusnya jeli gimana agenda Pak Wali, jadi jangan istilahnya mengambil kebijakan sendiri,” kata Asep Gufron kepada infoJabar.
“Saya khawatir ini tanpa sepengetahuan beliau, kan begitu. Ini saya khawatir beliau tidak menjadwalkan, beliau tidak menjanjikan, tapi di-justifikasi. Jadi harus dipastikan dulu ke beliau seperti apa, supaya ujung-ujungnya tidak begini,” ungkapnya menambahkan.
Asep Gufron menyebut, ada miskomunikasi hingga membuat siswa SDN 117 Batununggal dimobilisasi untuk menunggu kedatangan Farhan. Bahkan dia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui ada pelibatan siswa SD untuk menyambut kedatangannya ke sana.
“Jadi saya khawatirnya beliau justru tidak tahu tentang hal itu, sehingga beliau memang tidak tahu dan nggak ada komunikasi dan sebagainya. Karena biasanya beliau mah kalau kunjungan itu sudah pasti itu datang. Pasti tidak ada istilah kudu nunggu dari pagi ke siang, kan begitu maksudnya,” tuturnya.
“Saya kan sering dengan beliau. Kalau sebelum itu saya ke sini, udah, kita kan belum berani siapkan kalau belum ada konfirmasi. Ini mah kan komunikasinya gimana, pihak lurah-nya juga gimana. Makanya, saya khawatir ini miskomunikasi antara lurah dengan kepala sekolah. Akhirnya gitu,” pungkasnya.







