Dinas Kesehatan Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan kasus COVID-19 tanpa perlu panik berlebihan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady Hendra, menyampaikan bahwa meskipun ketersediaan vaksin COVID-19 saat ini kosong, langkah pencegahan tetap bisa dilakukan secara mandiri melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
“Ketersediaan vaksin COVID-19 baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota saat ini memang kosong,” ujar Rochady saat dikonfirmasi, Senin (2/6/2025).
Namun, ia menegaskan bahwa jika vaksin kembali tersedia, sangat dianjurkan bagi masyarakat yang belum pernah divaksinasi sama sekali untuk segera menerima vaksin tersebut.
Menurutnya, prioritas permintaan vaksin akan difokuskan pada kelompok sasaran program pemerintah, yakni lansia dan tenaga kesehatan. “Di luar sasaran tersebut, vaksinasi COVID-19 akan menjadi vaksin mandiri,” katanya.
Lebih jauh, Rochady menyebut Dinkes Jabar sejauh ini belum merencanakan langkah pelacakan atau tes massal di masyarakat di tengah peningkatan kasus yang terjadi di beberapa negara Asia.
Meski begitu, pelaporan kasus COVID-19 masih berlangsung aktif melalui sistem pelaporan rutin mingguan seperti SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons), serta aplikasi All Record TC-19 milik Kementerian Kesehatan.
“Kami terus memantau laporan dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Sistem surveilans dan pelaporan tetap berjalan secara online,” ujar Rochady.
Selain itu, masyarakat juga terus diimbau untuk kembali menghidupkan kebiasaan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak terutama saat bepergian atau berada di kerumunan.
“Kesadaran masyarakat untuk kembali menjalankan 3M memang tidak mudah. Maka dari itu, kami akan terus mengingatkan pentingnya protokol kesehatan melalui berbagai saluran informasi,” jelasnya.