Upaya Kota Bandung Wujudkan Zero Bullying

Posted on

Kasus perundungan atau bullying masih terjadi di lingkungan sekolah. Untuk mengantisipasi kejadian itu, Pemerintah Kota Bandung mendeklarasikan ‘Bandung Menuju Zero Bullying’ yang dilakukan di SDN Banjarsari 113.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan bukan perkara mudah menuntaskan permasalahan bullying. Farhan menyebut semua pihak berperan dalam hal ini.

“Mencapai predikat zero bullying di Kota Bandung bukan hal yang mudah, apalagi Kota Bandung saat ini dalam indeks Kota Ramah Anak baru mencapai tingkat Nindia, masih ada tingkat Utama yang belum kita capai, dan kita sedang menuju ke sana,” kata Farhan, Rabu (19/10/2025).

“Ini salah satu bentuk komitmen kita yang terus dilakukan,” tambah Farhan.

Farhan tidak ingin deklarasi ini menjadi acara seremonial belaka, dia menginginkan deklarasi itu sebagai momentum bagi semua pihak bahwa Kota Bandung harus selalu menjadi kota yang ramah terhadap anak-anak, terutama dalam menghadapi ancaman digital bullying maupun bullying fisik.

Tak hanya secara lisan, bullying itu kerap terjadi secara digital atau digital bullying.

“Digital bullying saat ini terjadi karena tingkat literasi digital kita masih di bawah 70%, sedangkan akses terhadap internet sudah di atas 80%. Penggunaan handphone bahkan sudah di atas 100%, artinya satu orang di Kota Bandung rata-rata memiliki lebih dari satu handphone. Jadi artinya, perkembangan teknologi sudah jauh lebih cepat dibanding peningkatan literasi. Nah, hal ini yang sedang kita kejar dari sisi digital,” jelasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Uum Sumiati mengatakan, kegiatan ini diharapkan meningkatkan komitmen para tenaga di satuan pendidikan, baik tenaga pendidik maupun peserta didik.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Bullying merupakan salah satu masalah yang sedang kita hadapi, dan ini berdampak negatif jika terjadi di lingkungan pendidikan,” ujarnya,

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong dan menyemangati seluruh satuan pendidikan agar lebih bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak, sehingga semua sekolah di Kota Bandung bisa benar-benar menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bandung Muhamad Syahlevi Erwin Apandi, deklarasi ‘Bandung Menuju Zero Bullying’ dinilainya positif.

“Program ini sangat bagus, anak itu menumbuhkan kesadaran untuk saling menghargai dengan teman,” ujarnya.

“Saling hargai satu sama lain, dari kecil didik dan diarahkan untuk tidak saling membully dan saya harap program ini terus digencarkan,” sambungnya.

Kolaborasi dalam penanganan bullying penting dilakukan. “Laporan dan keluhan banyak, saya harapkan ada kolaborasi dinas, Disdik dan DP23A saya harap jadi lebih baik,” pungkasnya.