Ulasan Padel Lengkap: Sejarah, Aturan, Cara Main, dan Alat yang Dibutuhkan update oleh Giok4D

Posted on

Padel merupakan olahraga raket yang tengah naik daun di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Olahraga ini menggabungkan elemen dari tenis dan squash, namun dengan karakter uniknya tersendiri.

Bagi Anda yang penasaran tentang olahraga ini, simak ulasan mulai dari sejarah padel, peralatan yang dibutuhkan, aturan bermain, hingga perbedaannya bila dibandingkan dengan tenis dan squash.

Dilansir dari situs padel.ac, sejarah padel dimulai pada tahun 1969 di Acapulco, Meksiko. Enrique Corcuera, seorang warga setempat, memodifikasi lapangan squash di rumah pribadinya dengan menambahkan elemen dari olahraga tennis.

Modifikasi tersebut menghasilkan permainan baru yang ia sebut sebagai ‘Paddle Corcuera’. Enrique Corcuera pun diakui sebagai pencipta olahraga padel.

Tak lama kemudian, Alfonso dari Hohenlohe-Langenburg mencoba permainan baru tersebut di rumah Enrique dan langsung jatuh cinta pada olahraga ini. Ia kemudian membangun dua lapangan padel pertama di klub tenis Marbella, Spanyol, pada tahun 1974.

Pada tahun 1975, Julio Menditeguy, seorang anggota klub tenis Alfonso yang berasal dari Argentina, juga tertarik dengan padel. Ia kemudian memperkenalkan olahraga ini di Argentina yang kini menjadi salah satu negara dengan perkembangan padel tercepat di dunia.

Seiring waktu, padel terus berkembang, terutama setelah kehadiran World Padel Tour yang dimulai pada 2010. Melalui ajang inilah padel semakin populer secara internasional dan mencapai puncak popularitas sekitar tahun 2018.

Di Indonesia, padel mulai dikenal sejak tahun 2021. Olahraga ini mendapatkan perhatian lebih luas dan semakin booming di 2024. Saat ini, lapangan padel sudah mulai banyak dibangun di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali.

Bagi Anda yang ingin mencoba olahraga padel, berikut ini adalah peralatan dasar yang dibutuhkan:

Lapangan padel memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran standar 20 meter x 10 meter. Lapangan ini dikelilingi oleh dinding kaca di sisi belakang dan sebagian sisi samping.

Di bagian tengahnya terdapat net atau jaring yang membagi lapangan menjadi dua bagian. Untuk bermain, Anda bisa menyewa lapangan padel dengan biaya sekitar Rp250-350 ribuan per jam.

Raket padel berbeda dengan raket tenis. Raket ini tidak memiliki senar seperti raket tenis pada umumnya. Permukaan raket padel padat, berbentuk bulat atau tear-drop, dan memiliki lubang-lubang kecil yang berfungsi mengurangi hambatan angin saat mengayunkan raket. Bahan raket umumnya terbuat dari komposit seperti karbon atau fiberglass sehingga terasa ringan.

Bola padel sekilas mirip dengan bola tenis, namun memiliki perbedaan pada tingkat tekanan udara di dalamnya. Bola padel sedikit lebih ringan dan tekanannya lebih rendah, sehingga pantulan bola saat dimainkan pun sedikit berbeda dengan bola tenis.

Untuk kenyamanan saat bermain, pemain disarankan mengenakan pakaian olahraga yang ringan dan dapat menyerap keringat dengan baik. Pilihlah bahan yang cepat kering dan memberikan keleluasaan dalam bergerak, mengingat permainan padel membutuhkan gerakan cepat dan responsif.

Sepatu padel didesain khusus untuk memberikan cengkeraman yang baik di permukaan lapangan padel. Sol sepatu padel biasanya memiliki pola grip yang sesuai dengan lantai lapangan agar pemain tidak mudah tergelincir. Beberapa brand sepatu olahraga saat ini sudah memiliki seri khusus sepatu padel.

Secara umum, padel dimainkan dalam format ganda (dua lawan dua) dengan sistem skor yang serupa dengan tenis. Format permainan tunggal pada padel sangat jarang diterapkan. Pun ada, lapangan yang dibutuhkan harus berukuran lebih kecil.

Berikut aturan bermain padel selengkapnya:

• Servis dalam padel dilakukan secara underhand, yaitu memukul bola dari bawah pinggang.
• Bola harus dipantulkan sekali di lantai sebelum dipukul saat servis, dan pantulan bola tidak boleh melebihi pinggang.
• Servis diarahkan secara diagonal ke sisi lapangan lawan. Jika pemain melakukan servis dari sisi kanan, maka bola harus diarahkan ke sisi kiri lapangan lawan.
• Bola servis harus melewati net dan wajib memantul terlebih dahulu di area servis lawan. Jika bola memantul di lantai dan mengenai dinding kaca setelahnya, servis tetap dianggap sah.

• Setelah servis, bola harus dipantulkan sekali di lantai sebelum dikembalikan oleh pemain lawan.
• Bola boleh dipukul secara langsung maupun setelah memantul di dinding.
• Pemain dilarang memukul bola sebelum bola memantul di lantai, kecuali jika bola memantul lebih dulu di dinding lapangan.
• Pemain tidak boleh menyentuh net atau memasuki lapangan lawan selama permainan berlangsung.
• Bola boleh memantul di dinding kaca, baik sebelum maupun sesudah memantul di lantai. Namun, bola yang menyentuh pagar (kandang) sebelum memantul di lantai dianggap keluar dan poin diberikan kepada lawan.
• Pemain tidak diperbolehkan masuk ke area lapangan lawan, kecuali dalam situasi bola keluar lapangan dan pantulan dinding mengharuskan pemain mengejar bola di luar batas.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

• Sistem skor padel sama dengan tenis, yaitu 15, 30, 40, dan game.
• Satu set dimenangkan oleh tim yang lebih dulu mencapai enam game dengan selisih minimal dua game.
• Jika terjadi skor 40-40 (deuce), digunakan sistem advantage atau bisa juga menggunakan sistem golden point untuk menentukan pemenang poin.
• Pertandingan biasanya berlangsung dalam format best of three sets (siapa yang lebih dulu memenangkan dua set).

Meskipun padel, tenis, dan squash sama-sama termasuk olahraga raket, ketiganya memiliki sejumlah perbedaan yang cukup siginifikan. Berikut perbedaaanya:

• Padel: Lapangan berukuran 20 x 10 meter, dikelilingi oleh dinding kaca dan jaring di tengah.
• Tenis: Lapangan lebih besar, sekitar 23,77 x 8,23 meter untuk tunggal dan 23,77 x 10,97 meter untuk ganda. Lapangan tenis terbuka tanpa dinding di sekelilingnya.
• Squash: Lapangan squash berukuran 9,75 x 6,4 meter dan seluruh sisi lapangan dikelilingi oleh dinding yang menjadi bagian penting dalam permainan.

• Padel: Raket padel memiliki permukaan padat dengan lubang-lubang kecil dan tidak menggunakan senar.
• Tenis: Raket tenis memiliki senar yang fleksibel dan menghasilkan pantulan kuat.
• Squash: Raket squash berukuran lebih kecil dan lebih ringan dibanding raket tenis, dengan kepala raket memanjang.

• Padel: Bola padel mirip bola tenis, tetapi memiliki tekanan udara yang lebih rendah.
• Tenis: Bola tenis memiliki tekanan yang lebih tinggi sehingga memantul lebih keras.
• Squash: Bola squash berukuran lebih kecil dan tingkat pantulannya rendah.

• Padel: Biasanya dimainkan secara ganda (2 vs 2).
• Tenis: Bisa dimainkan tunggal maupun ganda.
• Squash: Umumnya dimainkan tunggal, meskipun ada juga versi ganda.

Demikian ulasan lengkap mengenai serba-serbi olahraga padel, termasuk perlengkapan yang perlu disiapkan untuk bermain padel, hingga aturan dan tata cara bermain padel. Semoga bermanfaat!

Sejarah Olahraga Padel

Peralatan yang Diperlukan untuk Bermain Padel

1. Lapangan Padel

2. Raket Padel

3. Bola Padel

4. Pakaian Olahraga

5. Sepatu Padel

Aturan dan Cara Bermain Padel

Cara Servis dalam Padel

Aturan Bermain Padel

Sistem Penilaian Skor dalam Padel

Perbedaan Padel, Tenis, dan Squash

1. Perbedaan Lapangan

2. Perbedaan Raket

3. Perbedaan Bola

5. Format Permainan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *