Trans Mal Bandung Jadi Tempat Kumpul Pecinta DIY dan Handmade Craft Lokal

Posted on

Bagi pecinta atau kolektor aksesoris Do It Yourself (DIY) atau produk handmade craft yuk kumpul di Trans Mal Bandung. Ada puluhan tenant yang menjual kerajinan tangan yang bisa memanjakan mata Anda. Dari mulai berbagai macam perhiasan seperti gelang, kalung, anting, cincin, gantungan kunci, aksesori rambut seperti jepit, bando, ikat rambut, syal, topi, tas, sandal, t-shirt danlainya

infoJabar berkesempatan mengunjungi sejumlah tenant yang menjual produk handmade craft itu. Selain produknya bermacam-macam, gendrenya pun beragam dari mulai bertemakan K-Pop, katun, band, game, filem danlainnya.

Selain itu, penjual dan pembelinya berasal dari kalangan gen z. Salah satunya Putri Rahmadani, owner Pearly Roses Studio, dia menjual beragam merchindise K-Pop, original art, aksesoris dan handmade craft, seperti stiker, pouch, card holder, pin, hand mirror dan totebag yang dibanderol Rp7-75 ribu.

“Ini produk buatan saya sendiri dan didesain sendiri. Saya jualan mulai tahun 2023, berawal dari hobi desain dan suka K-Pop, terus mulai jualan,” kata Putri kepada infoJabar, Jumat (24/10/2025).

Putri menyebut, ada 40 tenat menjual produk yang sama. Meski demikian, setiap merk karyanya beda-beda. “Prosuknya mirip-mirip tapi buatan sendiri,” ujar wanita kelahiran Yogyakarta itu.

Jebolan studi D3 Digital Marketing di Telkom University ini mengaku, perkembangan produk handmade craft ini semakin pesat, pencintanya banyak dan sudah banyak juga event-event hususnya.

“Yang jelas lebih modern, aksesibel, dari paling murah sampai mahal dan veluenya jadi luxury intem bagi pencintanya. Dengan banyaknya orang yang aware, munculah event seperti ini dan jadi kegiatan bagus,” ucap Putri yang sudah mencintai handmade craft sejak umu 15 tahun.

Putri mengisahkan, sebelum berjualan sendiri dan membuat produk sendiri. Dia hobi mengumpulkan handmade craft, datang ke berbagai event, beli ke official store bahkan sampai terbang ke Negeri Sakura Jepang.

“Sebelum jualan beli ke official store dari Korea, beli online, bahkan saya sampai ke Jepang,” ujarnya.

Khusus pencinta K-Pop, Putri beranggapan koleksi handmade craft ini menjadi penanda atau identitas bagi mereka. “Karena fans, pengen ada yang bisa merepresentasikan, misal kita kalau pergi ke luar, ada orang yang lihat kita punya hobi yang sama dan kita fans K-Pop yang sama, ada keychain dtaruh di tas, ternyata sama-sama suka dan kadang kita jadi ngobrol,” tuturnya.

Disinggung alasan Putri terjun di dunia bisnis produk handmade craft, menurutnya karena peluangnya terbuka. “Awalnya karena melihat peluang, banyak juga fans shop seperti ini. Omzet perbulan minimal Rp8-9 juta, kalau lagi ikut event bisa dua kali lipat,” ujarnya.

Perkembangan handmade craft dan kemunculan kolektor aksesoris DIY di Indonesia tumbuh melesat, hal itu dibenarkan oleh Azarin Nabilla Jenita yang merupakan owner Hi Paipe.

Meski produknya sama, Azarin menyebut jika produk yang dibuatnya memiliki keunikan salah satunya dari bahan yang berwarna-warni. Hal itu dilakukan agar produk yang dibuatnya tidak mudah ditiru dan tidak mudah dicontoh.

“Produk ini saya buat sejak Juli 2024. Sebenarnya aku sudah jualan sejak kuliah di Tel-U tahun 2020, terus berhenti dulu karena pandemi dan nyusun skripsi. Lalu coba lanjut lagi, awalnya bikin ikat rambut dulu dan coba keluarkan tas, alhamdullilah tasnya di terima, baru buat produk lainnya. Tas yang saya buat namanya tas gummy bag dan best saller, dijual Rp169 ribu per pcs ya,” ujar Azarin.

Azarin menyebut, selain dijual di Instagram produk yang dia buat sudah masuk Shopee Internasional dan dapat dibeli oleh warga luar negeri. “Banyak yang beli dari Malaysia sampai Singapura. Sebelum diacc Shopee Internasional, jualan di Instagram, setelah masuk lalu banyak pesanan,” tuturnya.

Menurut Azarin, desain produk yang dibantu dibantu teman kuliahnya. Setelah pencinta handmade craft semakin banyak, produksi di tempatnya juga turut naik.

“Dulu buat sendiri, lama-lama bikin konveksi, karena pesanan banyak, sekali restock selalu shold out. Per bulan tas saja bisa 120 pcs, jual secara war di online, kalau di event ini di restock kita bawa 60 pcs,” ujarnya.

Putri dan Azarin merupakan dua dari puluhan pelaku UMKM handmade craft yang turut meramaikan acara Livin’ Fest yang digelar Bank Mandiri selama empat hari dari Hari Kamis-Minggu mendatang.

Regional CEO Bank Mandiri Region VI/ Jawa Barat Nila Mayta Dwi Rihandjani mengajak kepada seluruh warga Jawa Barat untuk datang ke Trans Mall Bandung dalam acara tersebut.

“Ada banyak sekali tenat-tenant yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan warga Jabar dari mulai perumahan, perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan di bawah 8 juta, dengan cicilan bersahabat 1-1,5 juta dengan cicilan selama 20 tahun dan rumah komersial dengan promo menarik. Ada juga kendaraan mobil dan motor, ada juga gerai UMKM dari kuliner fesyen, aksesoris, kuliner dengan harga menarik,” ujarnya.

Menurut Nila, menyebut beragam kegiatan juga digelar dalam acara tersebut. “Di Malam Minggu ada konser, pada Minggu pagi ada lari. Semua transaksi bisa gunakan QRIS, QRIS tap juga, Kami targetkan tamu sehari 10 ribu orang dengan berharap mereka berbelanja dengan target transaksi Rp3 miliar dikali empat hari,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *