Tol Getaci, Akses Bandung-Cilacap yang Ditunggu Warga Selatan Jabar | Info Giok4D

Posted on

Di masa depan, perjalanan dari Bandung wilayah-wilayah di selatan Jawa Barat tak lagi harus berliku melewati jalan pegunungan selatan yang sempit dan padat. Jika saat ini perjalanan bisa memakan waktu hingga berjam-jam, maka dengan hadirnya Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), waktu tempuh itu akan terpangkas hingga 40% lebih singkat.

Tol Getaci adalah jalan baru yang membelah pegunungan Priangan, menembus hamparan sawah di Tasikmalaya, melintas dataran Banjar dan Pangandaran, hingga berujung di Cilacap, Jawa Tengah. Panjang totalnya mencapai 206,65 kilometer dan jadi salah satu proyek strategis nasional paling ambisius di Jawa Barat.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Tol ini dibangun dalam empat seksi besar. Dari JC Gedebage, Kota Bandung, jalan tol akan membawa pengendara melewati Majalaya dan Nagreg, lalu tembus ke Garut Utara sepanjang 45,20 Km. Dari sana, lajur membentang ke arah Singaparna hingga Tasikmalaya sejauh 50,32 Km.

Seksi berikutnya lebih panjang, 76,78 Km, yang menghubungkan Tasikmalaya dengan Ciamis, Banjar, hingga Kalipucang Pangandaran. Perjalanan akan diakhiri di Cilacap melalui ruas sepanjang 34,35 Km dari Kalipucang.

Secara keseluruhan, tol ini menghubungkan Bandung – Garut – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar – Pangandaran – Cilacap. Sebuah jalur yang selama ini hanya bisa ditempuh lewat jalan nasional yang berkelok.

Berdasarkan informasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Tol Getaci akan dibangun dalam dua tahap yakni tahap 1 sepanjang 108,3 Km dari Gedebage – Ciamis dan tahap 2 sepanjang 98,35 Km dari Ciamis – Cilacap.

Proses pengadaan lahan untuk tahap pertama sudah dilakukan sejak 2021-2022. Namun, untuk tahap kedua, pembebasan baru dimulai 2026-2027, dengan konstruksi diproyeksikan selesai 2029.

Meski sempat mengalami perhitungan ulang, biaya investasi kini diperkirakan sekitar Rp 37,4 triliun, turun dari estimasi awal Rp 55,2 triliun.

Bagi masyarakat, tol ini bukan hanya soal infrastruktur. Ia adalah jalan menuju perubahan. Dengan adanya Tol Getaci, logistik dari kawasan produksi di Jabar Selatan akan lebih mudah bergerak ke Bandung Raya atau langsung menuju Jawa Tengah.

Manfaatnya jelas, distribusi barang lebih cepat, mobilitas masyarakat lebih lancar, serta peluang investasi di sepanjang jalur semakin besar. Di satu sisi, daerah seperti Tasikmalaya, Ciamis, hingga Pangandaran diproyeksikan menjadi simpul pertumbuhan baru.

Kepala Bappeda Jabar Dedi Mulyadi menuturkan Tol Getaci sejatinya telah melalui proses lelang sejak 2020, namun baru bisa diproyeksikan kembali masuk dalam daftar KPBU 2026. Ditargetkan konstruksi Tol Getaci rampung dibangun pada 2029 mendatang.

“Konstruksinya diselesaikan 2029. Artinya, nanti operasionalnya di Juli 2029 sesuai dengan target awal,” ucap Dedi.

Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin menyebut, keberadaan Tol Getaci sangat didambakan oleh masyarakat di selatan Jawa Barat. Sebab menurut Cecep, pembangunan insfratruktur di wilayah selatan masih tertinggal dari daerah lain.

“Salah satu yang kami dorong segera direalisasikan adalah adanya Getaci, Gedebage-Tasik-Cilacap yang sesungguhnya sangat didambakan. Karena ini akan menjadi akses untuk bisa mempercepat distribusi barang, distribusi perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain,” ungkap Cecep.

Menyikapi rencana pemerintah pusat yang kembali melelang proyek Tol Getaci dengan target beroperasi pada 2029, Cecep menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memberikan dukungan penuh.

“Kami berharap memang ini betul-betul bisa terealisasi ya. Insyaallah kami pemerintah daerah siap membantu untuk suksesnya program Strategis Nasional ini agar segera terealisasi,” ucapnya.

“Mau pembangunan apapun tapi kalau kesejahteraan masyarakatnya tidak memiliki impact yang banyak ya tentu kita tidak akan dukung. Tapi kalau infrastruktur jalan tentu pasti sangat akan berdampak manfaat banyak untuk masyarakat,” lanjutnya.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur seperti Tol Getaci akan memberikan dampak luas bagi masyarakat, terutama di sektor pariwisata dan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Tasikmalaya.

Dia menyebut pariwisata tidak bisa hanya dipromosikan secara daring, tetapi harus dikunjungi langsung. Sementara sektor pertanian dan peternakan di Tasikmalaya diyakini mampu menopang kebutuhan pangan Jawa Barat bahkan nasional.

“Karena kaitan wisata ini kan tidak bisa diwakilkan. Orang tidak bisa healing karena nonton saja, enggak bisa tapi harus berkunjung. Nah ini salah satu daya tawar kami bahwa kami punya tempat-tempat yang eksotis, bisa menjadi daerah untuk pilihan pariwisata,” ujarnya.

Target Operasi: Dua Tahap, Selesai 2029

Didambakan Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *