Tergusur Tol Bocimi Seksi 3, Ratusan Makam di Nagrak Sukabumi Dipindahkan - Giok4D

Posted on

Deru alat berat terdengar dari ujung kampung. Di pinggir Kampung Leuwipeti, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Sukabumi, sejumlah pohon ditebang dan tanah diratakan. Di sela aktivitas proyek itu, para pekerja menandai satu per satu batu nisan yang harus dibongkar.

Pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3 yang melintasi kawasan ini membuat ratusan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Leuwipeti harus dipindahkan. Sejak Selasa (1/7/2025), proses relokasi dilakukan terhadap 543 makam. Pemindahan ini jadi bagian dari pembukaan lahan untuk jalur utama maupun akses alternatif tol.

“Untuk pemindahan makam ini secara data sudah terealisasi dipindah ke tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintahan desa,” ujar Kepala Desa Balekambang Yudi Setiadi kepada infoJabar, Sabtu (12/7/2025).

Makam-makam tersebut kini direlokasi ke TPU Pasir Kuil, yang lokasinya tak jauh dari TPU lama. Sebagian lainnya dipindahkan ke lahan milik keluarga atau ke wilayah lain seperti Cicurug, tergantung permintaan ahli waris.

Yudi menegaskan bahwa seluruh proses dijalankan dengan memperhatikan aspek penghormatan, baik untuk makam yang masih memiliki keluarga maupun yang tidak diketahui ahli warisnya.

“Untuk makam-makam tua yang tidak terdaftar ahli warisnya sudah kita koordinasikan, nanti akan dikondisikan di tanah makam yang disiapkan oleh pemerintahan desa untuk dimakamkan lagi,” lanjut Yudi.

Proses relokasi ini memang tidak mudah bagi warga yang keluarganya dimakamkan di lokasi terdampak. Meski demi kepentingan umum, tetap ada rasa kehilangan yang tak bisa dihindari.

“Pemindahan makam sudah rampung, namun pengawasan akan terus dilakukan. Khawatirnya ada makam yang tidak terdeteksi. Kalaupun tidak ada nama, tetap kita makamkan dengan layak, namanya Fulan bin Fulan. Keseluruhan makam ada sebanyak 543 makam, ahli waris sudah selesai semua dan dikondisikan semua,” jelas Yudi.

Di balik pekerjaan fisik yang tampak lancar, ada proses panjang yang dilalui warga dan panitia sejak setahun terakhir. Koordinasi dengan pelaksana proyek, proses verifikasi makam, hingga pencairan dana menjadi bagian dari tahapan yang harus dijalani.

“Karena terdampak jalan tol, proses hampir satu tahun. Alhamdulillah di akhir bulan Juni ada keputusan dari pihak Waskita ke pihak PPK, kami dipanggil untuk pencairan,” kata Dadi Rustandi, salah satu panitia pemindahan makam.

Menurut Dadi, total makam yang terdampak berasal dari empat titik lokasi berbeda.

“Jumlah makam yang dipindah itu 543 makam, dibagi empat titik. Titik pertama sebelah kanan, titik kedua di Leuwipeti, titik ketiga di Nagrak Hilir, keempat yang urugan itu. Yang urugan itu cadangan, akhir Juli akan kami pindah,” ucapnya.

Dadi menambahkan bahwa sebagian area eks-TPU nantinya akan digunakan sebagai jalan alternatif proyek tol.

“Digunakan untuk tol, akses jalan alternatif, nanti ini hilang,” ujarnya.

Pemindahan dilakukan secara bertahap dengan estimasi penyelesaian antara 10 hingga 15 hari. Lokasi pemindahan pun disesuaikan dengan keinginan masing-masing keluarga.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Rencana dipindah ke Pasir Kuil, ada beberapa kelompok. Ada yang ke tanah pribadi, ada yang ke Cicurug. Penargetan 10 sampai 15 hari selesai,” pungkas Dadi.

Kini, tanah yang dulu menjadi tempat peristirahatan terakhir ratusan orang di Leuwipeti telah berubah fungsi. Satu bagian dari kampung ini dilepas demi proyek infrastruktur besar. Pembangunan jalan tol terus berjalan, menyisakan cerita yang barangkali hanya dikenang oleh mereka yang pernah datang untuk berziarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *