Temuan Kerangka Anjing di Kota Romawi Kuno Mengungkap Ritual Kuno

Posted on

Pelaksanaan ritual di zaman Romawi kuno nampak lazim dilakukan. Sebuah temuan kerangka anjing di pusat Kota Romawi Kuno makin menegaskan ritual itu dilakukan.

Temuan terbaru diungkap arkeolog di Vicus, sebuah tempat pusat Kota Romawi Kuno. Ada temuan mengejutkan yang didapat di sana. Banyak sisa kerangka anjing yang terawetkan dengan baik.

Melansir infoTravel, temuan itu diumumkan oleh SOLVA Archeology Service pada 21 Maret 2025 lalu. Lokasi penemuan kerangka itu terletak di Desa Velzeke, Belgia.

Dalam foto yang diambil dari situs penggalian memperlihatkan mulut anjing hampir utuh dengan gigi dan kerangka yang terjaga dengan baik. Anjing itu ditemukan di bawah lantai batu.

“Sebagian besar tulang yang kami temukan dari periode Romawi sudah sangat membusuk. Namun, dalam beberapa kasus seperti di dalam sumur atau parit, sisa-sisa tersebut sedikit lebih terawetkan,” kata Verbrugge salah seorang arkeolog.

Ada alasan mengapa anjing bisa terawetkan dengan baik. Salah satunya lantaran anjing dikubur di bawah fondasi baru pasir yang kaya kapur.

“Fondasi batu ini berperan penting dalam menjaga kelestariannya,” ujar Verbrugge.

Anjing memang kerap dikorbankan untuk ritual keagamaan di zaman Romawi. Sebab, hewan diyakini bisa menjadi penjaga makan orang yang sudah meninggal.

Penggunaan anjing biasanya untuk memandu roh orang yang telah meninggal menuju ke kehidupan setelah tiada.

Akan tetapi, penemuan di Belgia ini mengungkap alasan lain. Diduga anjing yang dikorbankan itu tidak untuk manusia, melainkan untuk bagian pembangunan sebuah bangunan.

“Menurut karya sarjana Romawi, Varro dalam De Re Rustica, anjing kadang-kadang digunakan dalam ritual untuk memurnikan tanah dan rumah,” katanya.

Diduga sebelum pembangunan di lokasi, mereka melakukan ritual murni. Hal ini juga terkait dengan Festival Lupercalia yang merayakan Faunus, dewa kesuburan dan pemurnian yang dicatat oleh Plutarch.

Bangunan batu tempat anjing itu dikubur kemungkinan memiliki tujuan yang sangat penting. Verbrugge mengatakan bahwa ini adalah penemuan pertama yang menghubungkan pengorbanan anjing dengan pembangunan di Flanders, meskipun hal serupa juga telah ditemukan di Prancis dan Inggris.

Ia juga menyatakan bahwa meskipun bangunannya mungkin lebih besar, fondasi batu tersebut tidak terawat dengan baik di beberapa tempat.

“Fondasi batu seperti ini tidak umum ditemukan di wilayah ini pada masa Romawi dan ini menunjukkan bahwa bangunan tersebut mungkin memiliki status penting. Fondasi batu seperti ini biasanya ditemukan di vila atau bangunan penting yang memiliki fungsi militer, administratif, atau keagamaan,” ujarnya.

Bangunan batu ini juga mengindikasikan tempat tersebut memiliki makna penting. Sisa-sisa anjing yang ditemukan akan menjalani pemeriksaan lanjutan.

“Setelah sisa-sisa jasadnya dibersihkan, kami akan memeriksa tulang-tulangnya lebih lanjut,” Verbrugge menambahkan.

Artikel ini sudah tayang di infoTravel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *