Temuan Beras Oplosan di Pasar Panorama yang Buat Mahmudin Ketar-ketir baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Mahmudin kaget tatkala didatangi sejumlah orang. Rombongan pria berbatik biru dan sebagian lagi mengenakan jaket mendatangi jongko beras miliknya di Pasar Panorama, Lembang.

Ternyata orang-orang itu merupakan Satgas Pangan gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB) serta Satreskrim Polres Cimahi.

Mereka hendak mengecek keberadaan beras-beras yang disinyalir dioplos oleh distributor dari beberapa wilayah. Mahmudin kemudian diminta menunjukkan stok beras premium yang dioplos.

Hasilnya ada satu merek di antara tumpukan karung beras stok milik Mahmudin yang ada di dalam daftar merek beras premium oplosan. Yakni beras Sovia yang didistribusikan oleh Wilmar Group.

“Ada 1, merek Sovia dari Wilmar distibutornya. Tadi dicek sama petugas kemudian sampelnya dibeli,” kata Mahmudin saat ditemui, Kamis (17/7/2025).

Mahmudin mengaku ia sudah mengetahui soal riuh beras oplosan melalui berita di televisi. Namun beras tersebut tetap ia terima lantaran tak mengetahui beras merek apa saja yang dioplos.

“Tahu dari tv, cuma kan enggak tahu merek beras premium yang dioplosnya apa saja. Kalau di kios saya ya sudah lama ada merek ini (Sovia). Kayaknya sih memang dioplos ya, cuma kan saya juga enggak tahu karena enggak pernah ngecek,” kata Mahmudin.

Mahmudin mengaku ia khawatir peredaran beras oplosan termasuk yang dijualnya berdampak pada penjualan. Namun ia memastikan merek beras lainnya tak ada dalam daftar oplosan seperti yang dijelaskan petugas.

“Pasti ada kekhawatiran menurun, cuma sampai saat ini penjualan masih aman. Stok aman, meskipun harga sedang agak naik,” ujar Mahmudin.

Lain dengan Mahmudin, Yudi Rubadi penjual beras lainnya di Pasar Panorama Lembang memastikan ia tak menjual beras yang dioplos seperti yang beredar di daerah lain

“Kalau saya enggak jual yang oplosan, karena dari distributor itu kan datangnya karungan. Setelah itu baru saya bongkar, masukkan ke kemasan 5 kilogram. Lagian buat apa dioplos, kasihan ke pembeli apalagi kalau sudah langganan,” kata Yudi.

Rombongan Satgas Pangan Gabungan kemudian mengecek toko ritel modern di Lembang. Hasilnya ditemukan merek beras yang dioplos namun dari produsen atau distributor yang berbeda.

“Tadi kita temukan ada merek Setra Ramos, cuma bukan dari produsen yang ada di list pelaku pengoplosan. Ada juga temuan daftar harga merek Sania dari Wilmar yang juga dioplos, cuma pengakuan dari pihak toko ritel barangnya kosong beberapa hari ini,” kata Kepala Disperindag KBB, Ricky Riyadi.

Ricky mengaku kedatangannya bersama tim Satgas Pangan hanya dalam kapasitas menelusuri peredaran merek beras yang dioplos. Temuan itu kemudian akan dilaporkan ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

“Untuk masalah penarikan kan kami tidak punya kewenangan, nanti dari pusat yang menginformasikan. Kami turun ke lapangan hanya mengecek ada enggak merek atau produsen itu,” ujar Ricky.

Riuh soal beras oplosan menjadi sorotan masyarakat. Salah satunya Raden, warga Lembang. Ia menyebut masyarakat tak henti-hentinya dibuat resah oleh ulah oknum yang mengakali sesuatu mengenai kebutuhan pokok masyarakat.

“Jadi masyarakat ini selalu jadi sasaran yang dirugikan, sebelumnya minyak goreng takarannya dikurangi, kemudian gas langka, sekarang beras oplosan,” kata Raden.

Soal beras, ia rajin membeli beras dari pasar tradisional. Tentunya, timbul kekhawatiran bahwa beras yang dibelinya sudah dioplos dengan beras kualitas medium bahkan lebih jelek lagi.

“Pernah beli di minimarket, memang kualitasnya jelek. Biasanya yang bagus itu tetap enak sampai malam lagi, kalau yang oplosan kan kandungan airnya lebih banyak terus lebih cepat basi,” kata Raden.

Ia berharap pemerintah bergerak cepat, bukan sekadar melakukan sidak lalu mencatat temuan pedagang yang masih menjual beras oplosan namun tak ada tindaklanjut yang jelas dan bisa menenangkan masyarakat.

“Seperti sidak hari ini, kan cuma ngecek aja sebetulnya. Barang oplosannya ada di pasar, tapi apa tindaklanjutnya? Harus ada, bikin masyarakat tenang,” kata Raden.

Masyarakat yang Selalu Dirugikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *