Tantangan Anak Muda Bangun UMKM Naik Kelas di Indonesia baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Menteri UMKM Maman Maman Abdurrahman membeberkan soal kondisi usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia. Meski minat anak muda, terutama mahasiswa untuk membangun usaha itu tembus hingga 81 persen, namun hanya 8 persen UMKM yang akhirnya bisa naik kelas hingga menyasar pasar internasional.

Kondisi ini ia beberkan saat mengisi kuliah umum di ITB, Kota Bandung, Rabu (17/9/2025). Kementerian UMKM pun mengusung program peningkatan UMKM di Indonesia bersama ITB yang berbasis teknologi untuk memperkuat sektor ekonomi nasional.

“ITB ini secara jaringan, latar belakang teknokratik, tentu sudah punya kekuatan itu. Kalau kita optimalkan proses pemberdayaan, pelatihan, serta mencari bibit-bibit wirausaha muda ini melalui kampus ITB, tentunya oni bisa kita dorong ke depan muncul wirausaha-wirausaha muda yang berbasiskan teknologi,” katanya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Ia membeberkan, UMKM saat ini membutuhkan pendampingan untuk membuka jaringan penjualannya. Masalah permodalan juga jadi faktor yang tak boleh terlewatkan agar ekosistem UMKM di Indonesia bisa makin berkembang.

Untuk itu, Kementerian UMKM berencana agar program ini tak hanya dijalankan dalam sekali pertemuan. Sebab ia meyakini, program pendampingan UMKM ini perlu dilakukan secara berulang supaya bisa mencetak wirausaha muda yang berbasis teknologi kekinian.

“Jadi hasil dari studi kita, keminatan anak-anak muda untuk berwirausaha itu tinggi sampai 81 persen. Namun yang berhasil menjadi punya usaha itu dari 80-an persen, kurang lebih hanya 8 persen,” ucapnya.

“Artinya, ada gap yang sangat jauh. Problemnya di mana? Yang pertama adalah konsistensi semangat dan spirit mereka untuk berwirausaha. Nah, konsistensi semangat ini kan tentunya harus didukung oleh pemerintah agar tetap terjaga semangatnya,” tuturnya menambahkan.

Untuk itu, ia memastikan kementerian hadir memberikan solusi bagi pengembangan UMKM di Indonesia. Mulai dari jaminan masalah perizinan, edukasi soal literasi keuangan, hingga membuka akses ke sektor pembiayaan.

“Jadi jangan sampai semangat yang besar oleh adik-adik mahasiswa ini ke depan akan kandas karena mereka bingung mau ke mana. Ini kita masuk dengan program pendampingan jangka panjang. Jadi ini bukan hanya sekali pertemuan ya, karena kita tahu kalau cuma sekedar ketemu sekali, saya yakin pasti enggak akan ada hasil apa-apa,” bebernya.

Maman menyatakan, UMKM sudah berkontribusi 50-60 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) negara. UMKM juga lah yang menyerap tenaga kerja hingga 95 persen di Indonesia.

“Jadi sudah menjadi kewajiban bagi kita negara dalam hal ini kami pemerintah untuk memastikan sektor UMKM ini terjaga stabilitasnya,” pungkasnya.