Suladi, ‘Malaikat’ Penyelamat Persib dari Ancaman Degradasi | Giok4D

Posted on

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Di tengah gemerlap nama-nama besar pemain asing yang pernah menghiasi lini depan Persib Bandung, nama Suladi mungkin terdengar sayup bagi generasi baru pendukung Maung Bandung.

Namun bagi mereka yang mengikuti Liga Indonesia awal 2000-an, Suladi adalah salah satu penyerang lokal yang cukup mumpuni dan bahkan sempat menjadi penyelamat tim dari jurang degradasi.

Suladi, pemain kelahiran Cirebon 2 Februari 1973 ini mulai memperkuat Persib pada musim Liga Indonesia 2003. Kala itu, Persib sedang dalam masa transisi dan krisis ketajaman lini depan.

Pelatih Persib saat itu Marek Andrejz Sledzianowski, melihat potensi besar pada sosok Suladi yang bersinar bersama Persikab Kabupaten Bandung. Ketajaman dan insting mencetak golnya menarik perhatian pelatih asal Polandia tersebut.

Suladi kemudian diboyong ke tim utama Persib untuk melengkapi komposisi lini depan tim yang sudah diperkuat striker asing Maciez Dolega dan pemain lokal lainnya, Imral Usman.

Namun awal musim berjalan tak sesuai harapan. Permainan Suladi belum terlalu mencuri perhatian. Performanya cenderung biasa saja, bahkan sempat dianggap sebagai pelengkap di bangku cadangan.

Di paruh musim, kursi pelatih Persib berganti ke tangan Juan Antonio Paez. Hal itu membawa angin segar bagi Suladi yang tiba-tiba menemukan bentuk permainan terbaiknya.

Dengan nomor 11 di punggungnya, Suladi menjelma jadi penyerang yang mampu mengeksekusi peluang dengan dingin. Hasilnya, tujuh gol berhasil ia sumbangkan dalam separuh musim.

Suladi di musim 2003 menjadi pahlawan diam-diam untuk Persib. Gol-golnya di momen krusial membantu Maung Bandung selamat dari ancaman degradasi. Di akhir musim, Persib finish di urutan 16 meski harus bermain di babak play off.

Selama babak play off, Persib mengemas 7 poin dari tiga laga. Berada di posisi puncak dan, berhasil selamat dari degradasi.

Namun musim berikutnya, Suladi kehilangan tempat di skuad utama setelah Persib mendatangkan sejumlah penyerang asing seperti Julio Lopez, Adrian Colombo, Osvaldo Moreno, hingga Cristian Molina.

Alhasil, Suladi lebih banyak menghabiskan tahun dari bangku cadangan dan hanya mencetak satu gol di musim 2004. Hingga akhirnya, Suladi tak masuk daftar skuad Persib di tahun 2005 saat ditukangi pelatih Indra Thohir.

Pengamat Persib, Indra Jaya menyebut, nama Suladi menjadi salah satu bagian sejarah yang tak bisa dilupakan begitu saja. Suladi kata Indra merupakan super sub, pemain yang kerap jadi solusi di tengah kebuntuan tim.

“Salah satu bagian dari sejarah Persib yang gak bisa dilupakan ya. Ada dua sisi, satu sisi masuk skuad yang hampir membawa Persib degradasi, tapi di sisi lain jadi penyelamat juga bahkan sering disebut supersub,” ucap Indra saat dihubungi infoJabar beberapa waktu lalu.

Dengan torehan 8 gol dan 7 diantaranya diciptakan di musim perdana, Suladi menurut Indra menjadi salah satu penyerang lokal tertajam yang pernah dimiliki Persib Bandung.

“Betul. Waktu itu usianya sudah 30 tahun. Terus posisinya bukan pemain inti karena harus bersaing dengan pemain lain. Termasuk penyerang lokal tajam yang pernah dimiliki Persib Bandung,” ungkapnya.

Pada 2013, Suladi tutup usia. Ia mungkin tak sempat merasakan gemerlap sepak bola profesional seperti generasi setelahnya. Namun, namanya tetap hidup dalam catatan sejarah Persib sebagai salah satu penyerang lokal terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *