Berbagai peristiwa terjadi di Kota dan Kabupaten Sukabumi, serta Cianjur dalam sepekan ini, mulai dari vonis delapan terdakwa perusakan rumah retret, bencana hidrometeorologi di selatan Sukabumi, viral pengakuan korban pelecehan di Sukabumi, hingga kabar kepulangan Reni korban TPPO.
Berikut ringkasan berita Sukabumi – Cianjur sepekan yang dihimpun infoJabar,
Majelis hakim Pengadilan Negeri Cibadak menjatuhkan vonis 5 bulan penjara kepada delapan terdakwa perusakan rumah lokasi retret di Cidahu, Sukabumi. Vonis itu lebih ringan dibanding tuntutan jaksa, yakni 6 bulan penjara.
Dilansir infoJabar, Selasa (11/11/2025), sidang digelar di PN Cibadak pada Senin (10/11). Kedelapan terdakwa dalam kasus ini ialah Dendi, M Daming, Encep Mulyana, Ence Maulana, Edi Hermawan, Moh Sabilil Mutaqin, Risman Nuhadi, hingga Yudiansyah.
Sidang dipimpin oleh ketua majelis hakim Maruli Tumpal Sirait didampingi hakim anggota Alif Yunan dan Yahya Wahyudi. Pembacaan putusan dilakukan bergantian.
Hakim awalnya membacakan vonis untuk Hendi dan M Daming. Mereka dijatuhi hukuman 5 bulan penjara karena bersalah atas tindak pengeroyokan yang menyebabkan korban mengalami luka ringan dan luka berat.
Hakim kemudian membacakan vonis untuk terdakwa Encep Mulyana, Ence Maulana, dan Edi Hermawan. Mereka juga dijatuhi vonis 5 bulan penjara.
Berikutnya, terdakwa Moh Sabilil Mutaqin dan Risman Nuhadi juga divonis 5 bulan penjara atas tindak pengeroyokan yang menyebabkan luka ringan dan luka berat.
“Dipotong masa hukuman, jadi menjalani sekitar dua bulanan lagi,” kata Maruli setelah membacakan amar putusan.
Vonis terakhir dibacakan untuk Yudiansyah. Dia dinyatakan bersalah melakukan penghancuran atau perusakan barang dan dijatuhi vonis 5 bulan penjara.
“Sudah jelas ini bukan apa namanya konflik beragama atau ada unsur ke sana. Yang kami sesalkan ini ada framing-framing di media sosial yang diciptakan sedemikian rupa,” ucapnya.
Bencana hidrometeorologi terjadi di dua kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Ciemas memicu longsor di Kampung Cisitu, Desa Ciemas.
Sementara itu, gelombang tinggi di pesisir mengakibatkan banjir rob dan merusak rumah warga di Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap.
Informasi dihimpun, bencana longsor terjadi pada Selasa (11/11/2025), setelah hujan mengguyur kawasan tersebut sejak hari sebelumnya. Material tanah dan bebatuan menutup badan jalan di ruas Tamanjaya-Cigaru, sehingga arus lalu lintas sempat terhambat.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciemas, Opik menyampaikan, upaya penanganan dilakukan bersama aparat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan warga.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun, kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas terganggu karena badan jalan tertutup material longsoran,” ujar Opik, Selasa (11/11/2025).
Sementara itu di pesisir Ujunggenteng, gelombang tinggi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir mencapai puncaknya pada Senin (10/11/2025) malam. Air laut naik ke permukiman dan menerjang rumah warga. Sedikitnya enam rumah dilaporkan mengalami kerusakan.
Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng, Asep Jeka menyampaikan, kondisi air laut sudah tidak stabil sejak beberapa hari sebelumnya dan membawa tumpukan sampah ke garis pantai.
“Banjir rob yang terjadi semalam mengakibatkan enam rumah rusak,” ujar Asep Jeka.
Sementara di Kota Sukabumi, hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Sukabumi pada Selasa (11/11/2025) sore menyebabkan bencana banjir di Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh. Air bercampur material tanah dan batu menerjang satu rumah warga hingga menyebabkan sebagian dinding dan atapnya ambruk.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Karamat, Kampung Karamat No. 2, RT 03 RW 04. Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Yoseph Sabaruddin menjelaskan, bahwa banjir tersebut dipicu oleh kebocoran saluran irigasi yang berada di atas tembok penahan tanah (TPT).
“Air dari saluran yang bocor merembes ke dalam tanah dan membuat sebagian TPT ambruk. Material batu dan tanah kemudian menimpa rumah di bawahnya,” kata Yoseph kepada infoJabar.
Unggahan berseri seorang pengguna Facebook mengenai dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru di Sukabumi memicu perhatian warganet.
Unggahan itu memuat cerita beberapa korban dan ajakan untuk menyebarkannya. Melalui aplikasi perpesanan kepada infoJabar, GM yang mengunggah status berseri itu menyebut dirinya merupakan salah satu korban. Ia mengatakan terdapat empat korban yang ia ketahui langsung.
“Yang mengalami peristiwa pelecehan tersebut saya dan teman-teman saya ada beberapa orang korban yang sampai sekarang ada 4 korban dan saya yakin ada puluhan korban yang belum bisa diselamatkan,” kata dia, Jumat (14/11/2025)
Ia mengaku informasi yang ia unggah bersumber dari dirinya sebagai korban serta dari sejumlah korban lain yang menghubunginya selepas unggahan di medsos viral.
“Untuk informasi merupakan fakta karena saya sebagai korban langsung dan ada beberapa korban langsung lainnya yang berbicara kepada saya dan langsung mengirimkan bukti,” ujarnya.
Setelah berbulan-bulan menunggu kabar kepastian, keluarga Reni Rahmawati (23) akhirnya bisa bernapas lebih lega. Gadis asal Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di China itu dipastikan pulang ke Indonesia pada Senin (17/11) mendatang.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh pendamping hukumnya, Rangga Suria Danuningrat. Jumat malam, ia menerima informasi terbaru yang sudah lama dinanti, RR dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
Bukan sekadar kabar pulang, tetapi kepastian bahwa proses penjemputan dilakukan resmi oleh aparat kepolisian. Menurut Rangga, dua anggota Polda Jawa Barat telah diterjunkan ke China.
Mereka berangkat khusus untuk memastikan RR kembali dengan aman. Mulai dari pendampingan, pengawalan, hingga proses administrasi di negara tempat RR terperangkap dalam praktik perdagangan manusia tersebut.
Setibanya di tanah air, RR tidak langsung kembali ke rumah. Polisi telah menyusun agenda pemeriksaan dan serah terima di Polda Jawa Barat pada Selasa (18/11/2025). Karena itu, keluarga RR sudah disiapkan untuk hadir.
“Keluarga dijadwalkan berangkat Senin subuh, jam lima pagi. Tiket sudah disiapkan,” kata Rangga saat dikonfirmasi, Sabtu (15/11/2025).
Fenomena perempuan palsu kembali mencuat dan membuat publik terperangah setelah jagat maya heboh dengan kasus Sister Hong di Lombok, MUA cantik yang ternyata seorang pria.
Kisah serupa pernah muncul di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 2024 lalu. Bedanya, penyamaran Sister Hong di Cianjur ini jauh lebih berani. Bukan sekadar tampil cantik layaknya seorang wanita, tetapi sampai melangkah ke pelaminan.
Adalah Adinda Kanza, sosok yang selalu tampil anggun, bercadar, dan penuh tutur lembut di depan calon suaminya. Namun di balik semua itu, Adinda sejatinya adalah seorang pria berinisial ESH (26).
Ia nekat menyamar sebagai perempuan dan menikah secara siri dengan AK (26), pemuda asal Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.
Untuk menutupi jati dirinya, ESH punya berbagai siasat. Ia menjaga penampilan layaknya perempuan muslimah, berdandan rapi, dan memastikan wajahnya hampir selalu tertutup.
ESH dan AK berkenalan melalui media sosial di tahun 2023. Perkenalan itu berkembang menjadi hubungan pernikahan pada 12 April 2024.
Ketika AK mulai membawa Adinda ke rumah, tak ada sedikit pun kecurigaan dari pihak keluarga. Setiap datang, Adinda selalu mengenakan cadar yang menutupi hampir seluruh wajahnya.
“Pernah datang ke rumah, tapi selalu pakai cadar. Jadi tidak tahu kalau dia ternyata laki-laki,” kata Daud, ayah AK, Senin (6/5/2024).
Penampilan religius Adinda membuat keluarga AK menerima cerita-cerita yang ia lontarkan tanpa curiga. Ia mengaku tinggal seorang diri karena ibunya meninggal dunia dan ayahnya pergi entah ke mana.
“Kita percaya saja karena kan penampilannya muslimah, masa iya berbohong. Makanya sampai nikah secara siri di rumah saya,” ujar Daud.
Namun seiring waktu, berbagai kejanggalan muncul. Adinda semakin tertutup, sulit diajak berinteraksi, dan kerap menghindari keluarga. Hingga akhirnya, rasa curiga mendorong Daud menelusuri keberadaan keluarga Adinda yang sebenarnya.
“Saya mikirnya pasti dia punya saudara, makanya saya cari. Akhirnya ketemu dan terungkap kalau dia itu laki-laki,” ungkapnya.







