Wacana perluasan wilayah Kota Cimahi terus bergulir meskipun belum ada kepastian kapan bakal benar-benar terealisasi. Komunikasi antarkepala daerah terus dijalin demi memuluskan niat tersebut.
Rencana ambisius Wali Kota Cimahi Ngatiyana dan wakilnya Adhitia Yudisthira tersebut menginginkan salah satunya daerah Cimindi, yang saat ini masih milik Kota Bandung, dipasrahkan menjadi milik Kota Cimahi.
Beberapa daerah lain yang diwacanakan bakal masuk ke Cimahi yakni Kecamatan Margaasih milik Kabupaten Bandung, sebagian Kecamatan Ngamprah, Padalarang, dan Batujajar di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Beragam reaksi masyarakat mengenai wacana tersebut. Sebagian masyarakat setuju dengan masuknya Cimindi ke Kota Cimahi, sementara sebagian lagi masyarakat justru menolaknya.
“Saya secara pribadi sebetulnya senang kalau memang nanti terlaksana. Saya tinggal di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, sebetulnya kalau urus administrasi lebih dekat ke Cimahi,” kata Agus Ridwan, warga yang tinggal di perbatasan Bandung dan Cimahi, Rabu (7/5/2025).
Penentuan batas wilayah antara Kota Bandung dengan Cimahi, menurutnya memang agak membingungkan. Sebab sebagian wilayah Cimindi masuk ke Kota Bandung dan sebagian lagi masuk ke Kota Cimahi.
“Jadi biar agak jelas juga batas wilayahnya, sebagian masuk Bandung sebagian Cimahi. Kalau saya pribadi, ya memang inginnya masuk Cimahi saja. Selama ini milik Kota Bandung juga kurang diperhatikan,” kata Agus.
Warga lainnya, Ijul, mengatakan kalau nantinya Cimindi bisa diambil alih sepenuhnya menjadi milik Cimahi berharap ada perubahan positif salah satunya soal penataan.
“Ya soal sampah saja misalnya, di batas Kota Bandung sama Cimahi ini kan sampah Bandung itu numpuk. Siapa tahu kalau nanti diambil Cimahi, bisa lebih ditata,” kata Ijul.
Lain lagi dengan Dendi Hermawan. Warga Kota Bandung itu tak setuju kalau Kelurahan Sukaraja masuk ke wilayah Kota Cimahi. Ketidaksetujuannya karena rekam jejak Cimahi yang pemimpinnya tak ada yang amanah.
“Kalau Kota Bandung ya sudah, enggak perlu dipindahkan jadi masuk ke Cimahi. Saya melihat Kota Cimahi itu lekat sama korupsi, tiga walikotanya kan kena kasus korupsi semua,” kata Dendi.
Tak cuma itu, menurutnya tak ada jaminan wilayah Cimindi bakal dipoles kalaupun nantinya diambil menjadi milik Kota Cimahi meskipun selama berada di pelukan Kota Bandung pun tak ada perubahan berarti dari tahun ke tahun.
“Ribet, belum tentu ada perubahannya juga. Nanti capek lagi ngurus administrasi harus pindah dari Bandung ke Cimahi. Syukuri saja seperti sekarang,” kata Dendi.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan sudah bertemu dengan Ngatiyana dan Adhitia dalam rangka pembahasan persoalan daerah perbatasan.
“Perluasan wilayah masih dibahas, yang penting komunikasi dulu. Prosesnya kan harus ke pusat, kita jalani semua tahapannya,” kata Ngatiyana.
Menurut Ngatiyana, rencana perluasan atau perubahan batas wilayah ini berkaitan dengan upaya penyelesaian permasalahan di wilayah seperti sampah, kemacetan, hingga banjir.
“Misalnya permasalahan banjir dan kemacetan, itu tidak bisa dilakukan oleh kami sendiri. Perlu ada koordinasi dengan kota/kabupaten tetangga,” kata Ngatiyana.