SMAN 3 Bandung Krisis Guru ASN, Terapkan Kelas Besar-Hybrid

Posted on

SMA Negeri 3 Bandung menghadapi krisis kekurangan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cukup serius dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini memaksa sekolah unggulan tersebut menerapkan kebijakan kelas besar dan sistem pembelajaran hybrid untuk tetap menjaga hak belajar siswa.

Wakil Kepala SMAN 3 Bandung Bidang Kurikulum, Ida Rohayani mengungkapkan, sejak tahun 2022 hingga 2025 banyak guru ASN yang penisun. Hal itu membuat jumlah guru menurun drastis setiap tahunnya.

“Sejak 2022 sampai 2025 yang pensiun dari SMAN 3 luar biasa banyak. Per tahun paling sedikit 5 orang, tahun 2024 paling banyak ada 8 orang, 2025 ada 5 orang,” ujar Ida saat dihubungi, Sabtu (19/7/2025).

Akibatnya, dari 13 mata pelajaran yang ada, tercatat kebutuhan guru ASN mencapai 24 orang yang belum terpenuhi. Sekolah sudah menginput data kebutuhan tersebut melalui aplikasi Sigesit.

“Di aplikasi kami memasukkaan formasi guru, misalnya rombel ada berapa, mata pelajaran berapa sehingga kebutuhan guru berapa. ASN kami petakan sedemikian, maka tercatat ada 24 guru,” ucap Ida.

Namun, aturan terbaru tidak memperkenankan sekolah merekrut guru honorer tambahan secara mandiri. Sebagian kekurangan sementara ditutup oleh guru honorer yang dibayar melalui dana BOPD (Biaya Operasional Pendidikan Daerah), tetapi jumlahnya tetap belum mencukupi.

“Misalnya PAI tidak ada ASN sama sekali sementara kebutuhan adalah 3 orang. Lalu kemudian terpenuhi oleh honorer 2 orang yang dibayar BOPD sehingga kekurangan 1 orang,” jelasnya.

Kondisi ini memaksa sekolah menerapkan strategi pembelajaran alternatif. Salah satunya dengan menggabungkan kelas menjadi lebih besar dan memanfaatkan aula untuk pembelajaran hybrid, terutama jika dua kelas memiliki materi yang sama.

“Karena kelas dan jamnya banyak, 75 jam pelajaran harus dipegang sendiri. Merekrut nggak boleh, akhirnya ada solusi dibuat kelas besar dan kelas hybrid. Jika ada dua kelas lebih yang sama bisa belajar di aula, dilakukan hybrid juga boleh,” tutur Ida.

Jumlah siswa di SMAN 3 Bandung saat ini mencapai 1.085 orang, sementara guru yang tersedia hanya 52 orang, termasuk guru honorer. Padahal idealnya sekolah membutuhkan sekitar 70 guru untuk bisa melayani siswa secara optimal.

“Jadi kekurangannya sekitar 24 guru. Kita mencoba memenuhi hak siswa belajar walaupun dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.

Pihak sekolah mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Menurut Ida, Dinas sedang mengupayakan solusi, termasuk melalui rekrutmen guru PPPK serta wacana mutasi dan rotasi guru ASN dari sekolah lain.

“Sudah, pada dasarnya dinas sedang mengupayakan ya. Tidak diperkenankan merekrut guru honorer, menunggu droping. Katanya ada kebijakan rotasi dan mutasi, mudah-mudahan di Agustus ada untuk SMAN 3 Bandung,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *