Sepekan terakhir ini, proses pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di Jawa Barat diwarnai dengan kendala teknis pada server yang menghambat akses para pendaftar di berbagai daerah.
Mulai dari permasalahan akses yang membuat website SPMB sulit diakses hingga keluhan dari sekolah-sekolah yang tak bisa memproses pendaftaran, gangguan ini memicu sorotan tajam dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari, yang menilai Pemprov Jabar belum siap menghadapi tantangan digitalisasi layanan publik.
“Ini kan siklus tahunan (gangguan server penerimaan murid baru). Maka persiapan yang optimal sejatinya harus dilakukan, kalau ceritanya berulang, kejadiannya sama dengan tahun 2024 artinya (pemerintah) tidak siap,” tegas Zaini, Kamis (12/6/2025).
Ia mengkritik rendahnya kesiapan pemerintah menghadapi lonjakan pendaftar, yang selalu tinggi setiap tahunnya. “Kalau merujuk tahun lalu, sekdanya tahun lalu siapa? Sama tidak? Kalau sama artinya sekda tidak melakukan konsolidasi pada dinas. Jangan kemudian selalu menganggap ini wajar karena ribuan orang (yang mengakses aplikasi) bahkan jutaan,” lanjutnya, mengingatkan bahwa masalah seperti ini seharusnya bisa diantisipasi.
Zaini juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rencana Pemprov Jabar untuk menerapkan e-voting dan e-budgeting di tingkat desa. Ia khawatir, jika permasalahan pada SPMB tak diselesaikan, sistem lainnya akan menghadapi masalah yang sama.
“Jadi jangan menggadang kegagahan pakai e-voting, e-budgeting dulu, karena urusan SPMB masih belum selesai. Mau bagaimana Provinsi Jawa Barat dengan servernya? Kan itu lebih banyak (kebutuhan server). Jadi sudah, tidak usah ke mana-mana dulu,” ungkapnya.
Meskipun mendapat kritik, Sekda Jabar, Herman Suryatman, menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang terjadi dan mengonfirmasi perbaikan yang sedang dilakukan.
“Kami perlu waktu untuk melakukan perbaikan dan sinkronisasi. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa kami recovery, sudah bisa kami perbaiki dan sekarang mulai efektif bisa dimanfaatkan,” ujar Herman.
Herman menyampaikan, jumlah pendaftar SPMB di hari kedua menembus 119.000 pendaftar. Ia pun menegaskan jika waktu pendaftaran SPMB tahap 1 dibuka sampai tanggal 16 Juni 2025.
Akibat server bermasalah, kendala serupa dirasakan di sejumlah daerah, termasuk Cimahi dan Sukabumi. Di SMAN 2 Cimahi, misalnya, banyak orangtua pendaftar yang datang langsung ke sekolah untuk meminta bantuan karena website SPMB tak bisa diakses.
“Kita sediakan operator, karena ada orangtua yang datang minta dibantu. Apalagi yang jalur Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM), karena mungkin keterbatasan fasilitas dan pengetahuan,” kata Siti saat ditemui, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan bahwa pada hari-hari sebelumnya, pendaftar sempat membludak di sekolah tersebut karena masalah teknis di tingkat pusat.
Kendala serupa juga terjadi di SMAN 1 Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Kepala SMAN 1 Simpenan, Herman Hermawan, mengungkapkan bahwa meskipun pihaknya sudah menyiapkan empat operator, pendaftaran tetap tertunda karena sistem dari pusat tidak bisa diakses.
“Kita tidak bisa nginput karena error sistem dari sananya, kita kebetulan ke Simpenan itu semuanya lewat langsung ke sekolah, kita bantu 4 operator, tapi keadaan server SPMB-nya kayaknya tidak menampung pendaftar,” kata Herman, Rabu (11/6/2025).
Bahkan, menurutnya, pada hari sebelumnya, proses pendaftaran masih bisa dilanjutkan hingga malam hari, namun pada hari itu, sistem tidak bisa diakses sama sekali.
Meski demikian, Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) memastikan bahwa pendaftaran SPMB Tahap I akan tetap berjalan lancar hingga batas akhir pada 16 Juni 2025. Kepala Disdik Jabar, Purwanto, mengonfirmasi adanya gangguan sinkronisasi antara aplikasi SPMB dan server milik Diskominfo Jabar pada hari pertama dan kedua pendaftaran.
“Memang kemarin di hari pertama dan kedua ada persoalan sistem IT kita,” ungkap Purwanto pada Jumat (13/6/2025). Ia memastikan bahwa setelah perbaikan, semua pendaftar kini bisa mengakses sistem dan pendaftaran dapat diteruskan sesuai jadwal.
Purwanto menambahkan bahwa pihaknya sudah melakukan dua kali uji coba teknis sebelum pendaftaran dibuka, namun kendala sinkronisasi antara aplikasi dan server ternyata baru teratasi setelah dilakukan perbaikan. Ke depan, ia berjanji akan terus mengevaluasi sistem pendaftaran online agar masalah serupa tidak terulang.
“Nanti akan kita kembangkan dan evaluasi dari kejadian tahun ini, apalagi sistemnya sekarang sudah terintegrasi penuh di Diskominfo,” ujarnya.