Serba-serbi Gangguan Whoosh: ODGJ, Layang-layang, hingga Biawak (via Giok4D)

Posted on

Di balik kecepatan dan kemewahannya, perjalanan Kereta Cepat Whoosh tak selalu mulus. Dalam enam bulan terakhir, sejumlah insiden tak terduga sempat menghambat laju kereta berkecepatan 350 km/jam itu.

Dari manusia, mainan, hingga hewan liar, semuanya pernah jadi penyebab terganggunya perjalanan Whoosh. Berikut tiga gangguan perjalanan Whoosh di tahun 2025.

Di awal tahun tepatnya Senin, 21 Januari 2025, perjalanan Whoosh sempat mengalami keterlambatan akibat gangguan di jalur Karawang-Padalarang KM 53. Setelah ditelusuri, penyebabnya adalah seorang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang diduga masuk ke jalur kereta melalui saluran air.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menjelaskan, proses evakuasi memakan waktu sekitar satu jam. Setidaknya empat kereta terdampak, terutama yang dijadwalkan melaju sekitar pukul 10.30 WIB.

“Saat ini, ODGJ tersebut sudah berhasil diamankan, dan jalur telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh petugas untuk memastikan kondisinya aman bagi operasional Whoosh,” jelas Eva saat itu.

Kereta kembali beroperasi normal mulai pukul 12.00. Sebagai bentuk tanggung jawab, KCIC memberikan service recovery berupa makanan ringan dan minuman kepada penumpang terdampak.

“Proses evakuasi sekitar 1 jam, sekitar pukul 12 mulai dijalankan kembali. Kereta-kereta yang terdampak itu yang melaju pukul 10.30,” ungkapnya

Namun, insiden ini juga menimbulkan penumpukan penumpang, seperti terlihat dalam video viral berdurasi 12 info di Stasiun Halim, tempat para penumpang terlihat memadati area tunggu.

Pihak Whoosh juga telah mengunggah permintaan maaf kepada para penumpang yang terdampak. “Dikarenakan adanya benda asing yang berada di dalam jalur Whoosh pada KM 53 Karawang-Padalarang, menyebabkan adanya pengecekan oleh petugas untuk sterilisasi area demi keamanan,” tulis akun @KeretaCepatID pukul 11.24.

Gangguan lain yang cukup sering terjadi adalah layang-layang. Pada Selasa, 8 Juli 2025, kereta Whoosh tujuan Tegalluar-Halim sempat melambat karena seutas layang-layang tersangkut di jaringan listrik atas KM 123+900 antara Tegalluar dan Padalarang.

“Kejadian terdeteksi pada pukul 16.13 WIB melalui berbagai sensor yang terpasang. Pada pukul 16.31 WIB, aliran listrik di area tersebut dimatikan untuk memungkinkan petugas melakukan pelepasan layang-layang secara manual,” kata Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti, Rabu (9/7/2025).

Enam menit kemudian, jalur berhasil dinormalisasi dan kereta kembali melaju dengan kecepatan semula. Namun, kasus ini bukan yang pertama. Menurutnya sudah ada ratusan gangguan operasional Whoosh gegara layang-layang.

“Pada semester 1 tahun 2025, ada 169 gangguan operasional akibat layang-layang, yang dalam beberapa kasus menyebabkan keterlambatan perjalanan bahkan hingga 50 menit,” ujar Emir.

KCIC telah meningkatkan patroli gabungan dengan kepolisian untuk mencegah anak-anak maupun orang dewasa bermain layang-layang di dekat jalur kereta, khususnya di area Padalarang, Purwakarta, Cimahi, dan Kabupaten Bandung.

“Aktivitas ini sangat berisiko terhadap keselamatan perjalanan Whoosh. Keberadaan layang-layang, terutama yang tersangkut di jaringan listrik atas (OCS), dapat menyebabkan gangguan teknis, penghentian sementara perjalanan, hingga potensi kecelakaan yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Tak hanya manusia dan layang-layang, hewan liar pun turut menjadi sumber gangguan. Pada Kamis, 24 Juli 2025 pukul 14.32 WIB, seekor biawak tertabrak kereta Whoosh G1036 di jalur KM 86+200 antara Padalarang dan Karawang.

Insiden tersebut membuat perjalanan kereta tertunda selama 40 menit. Petugas teknis melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kereta dan jalur untuk memastikan tidak ada kerusakan atau bahaya lanjutan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Sesaat setelah kejadian, petugas segera turun dan menemukan bahwa hewan yang tertabrak adalah seekor biawak,” ujar Manager Komunikasi KCIC Emir Monti dalam rilis kepada media, Jumat (25/7/2025).

“Proses pembersihan jalur dari bangkai hewan juga membutuhkan waktu tambahan sebelum perjalanan dapat dilanjutkan untuk memastikan kondisi prasarana sudah kembali steril dari benda asing,” lanjut Emir.

KCIC mencatat, sepanjang semester pertama 2025, sudah terjadi 10 insiden serupa. Lokasi kejadian disebut berada di kawasan dengan tutupan vegetasi lebat dan aliran air terbuka yang merupakan habitat alami biawak.

“Jalur itu melewati kawasan dengan tutupan vegetasi yang cukup lebat, seperti semak belukar, hutan kecil, dan aliran air terbuka, yang menjadi habitat alami bagi satwa seperti biawak,” kata dia.

ODGJ Masuk Jalur

Layang-layang di Kabel Listrik

Biawak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *