Selain fasilitas bumi perkemahan, serta kolam renang yang bersumber dari mata air pegunungan, Desa Wisata Cibuntu juga memiliki pesona alam lain. Curug Gongseng dan Mata Air Cikahuripan menjadi pesona alam tambahan yang bisa memanjakan wisatawan.
Karena lokasinya di atas perbukitan yang dikelilingi dengan pepohonan dan tebing, untuk sampai ke sana pengunjung harus berjalan kaki terlebih dahulu.
Untuk menuju air terjun, perjalanan dimulai dari pintu masuk Objek Wisata Alam Cibuntu. Setelah berjalan kaki sekitar 5 menit pengunjung akan melihat anak tangga yang tinggi menjulang. Anak tangga tersebut dibangun di sela-sela bebatuan dan pepohonan. Tak perlu khawatir terjatuh, di sebelah kanan dan kiri tangga terdapat besi untuk pegangan tangan.
Di sepanjang perjalanan menaiki tangga, pengunjung akan disuguhkan dengan panorama tebing bebatuan serta rindangnya pepohonan di kaki Gunung Ciremai. Udara di sepanjang perjalanan juga terasa sejuk dan adem, membuat perjalanan menanjak menuju curug terasa ringan.
Jika pengunjung lelah dan ingin beristirahat tersedia juga gazebo yang lokasinya di area samping tangga sebelum sampai curug. Gazebo tersebut dikelilingi dengan tanaman hias serta menghadap langsung ke arah panorama perbukitan. Setelah 10 menit menaiki anak tangga, suara gemericik air mulai terdengar. Dari puncak anak tangga terlihat sebuah curug atau air terjun setinggi 15 meter, tepat di bawahnya sebuah kolam melingkar yang menampung derasnya air terjun tersebut.
Pengelola Objek Wisata Alam Desa Cibuntu, yang juga ikut mengantarkan ke curug, Tutuk mengatakan, dinamakan air terjun Gongseng karena bentuknya yang bundar serta mengeluarkan suara air yang nyaring seperti sedang memasak makanan di wajan.
“Gongseng karena mengeluarkan suara mirip saat masak sreng-sreng. Jadi Curug Gongseng,” tutuk Tutuk.
Karena berasal dari air pegunungan, untuk kondisi airnya sendiri cukup jernih dan deras. Bagi yang ingin merasakan kesejukan air Curug Gongseng, pengunjung bisa duduk di tepian curug sambil kaki dimasukkan ke dalam kolam air curug yang dangkal. Sensasi segar langsung terasa saat duduk santai sambil menikmati pemandangan derasnya air curug yang jatuh dari ketinggian. Di sekitar curug juga terdapat bangku tempat duduk serta area spot foto.
Puas menikmati Curug Gongseng, perjalanan dilanjutkan menuju mata air Cikahuripan. Konon, mata air tersebut merupakan mata air keramat dengan kondisi air yang jernih dan terus mengalir. Untuk sampai ke lokasi mata air, dari curug pengunjung bisa kembali lagi ke arah pintu masuk, lalu mengikuti anak tangga untuk naik ke atas.
Sesampainya di atas bukit, pengunjung akan berjalan kaki melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh pepohonan yang rindang serta melewati deretan kebun bambu. Tidak perlu khawatir terkena benda tajam, untuk jalan setapaknya sendiri sudah diplester sehingga menambah kenyamanan pengunjung yang melintas.
Setelah berjalan sekitar 10 menit, terlihat sebagai kolam yang di dalamnya terdapat air yang jernih. Di atas kolam terdapat sebuah papan informasi bertuliskan mata air Cikahuripan. Di dalam kolam tersebut terdapat beberapa gayung yang digunakan pengunjung untuk mengambil air.
Sensasi dingin dan segar langsung terasa saat air Cikahuripan tersebut diusapkan ke kulit dan muka. Karena air berasal dari pegunungan dan kondisinya jernih, menurut Tutuk, mata air tersebut sering digunakan pengunjung untuk minum atau hanya sekedar mencuci muka. Meskipun kondisinya musim kemarau, mata air tersebut masih bisa mengeluarkan air yang jernih.
Salah satu pengunjung yang juga menikmati kesegaran dari air terjun Gongseng dan mata air Cikahuripan adalah Mustafa. Ia memaparkan, meskipun harus berjalan kaki selama beberapa menit dengan kondisi jalan yang menanjak. Namun, semua itu terpuaskan saat menikmati panorama Curug Gongseng dan kesegaran dari mata air Cikahuripan.
“Tadi sempat cuci muka dan minum airnya langsung. Rasanya seger pas diminum. Air terjunnya juga bagus. Nggak sia-sia tadi jalan kaki sambil naik tangga juga,” tutur Mustafa.
Bagi yang ingin menikmati panorama air terjun Gongseng dan kesegaran dari mata air Cikahuripan bisa langsung datang ke objek wisata alam Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Untuk tiket masuknya Rp 15.000. Buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Untuk rutenya, dari arah Kota Cirebon bisa langsung ke arah Sumber untuk menuju Jalan Cirea-Pasawahan lurus terus lalu belok kiri di Jalan Cibuntu lurus terus melewati hutan pinus sampai terlihat gapura bertuliskan Desa Wisata Cibuntu
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.







