Sapi Limosin 1,2 Ton Milik Nurdin Dipilih Jadi Hewan Kurban Prabowo

Posted on

Seekor sapi jumbo berjenis limosin milik H Nurdin asal Kampung Curug Gelar Tespong, Baros, Kota Sukabumi, terpilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto pada Iduladha tahun ini. Sapi berbobot sekitar 1.200 kilogram itu akan disembelih di Masjid Gang Ampera, Ciaul, pada Sabtu (7/6/2025) pagi mendatang.

“Sebulan yang lalu bobotnya 1.100 kilo. Sekarang mungkin udah 1.200 kiloan. Umurnya sekitar 4 tahun,” kata H Nurdin kepada infoJaba, Selasa (3/6/2025).

Sapi jantan super jumbo ini diklaim sebagai yang paling sehat di antara ratusan sapi lain yang diajukan ke dinas terkait. Pemeriksaan dilakukan ketat, mulai dari sampel darah hingga kotoran, untuk memastikan tidak ada penyakit seperti cacingan.

“Alhamdulillah, semua hasil lab dari dinas menunjukkan sapi ini sehat. Dari segi perawatan juga kita jaga ketat, dimandikan dua kali sehari, makanannya juga dijaga,” ucapnya.

Proses pengadaan sapi kurban presiden ini sudah berlangsung sejak bulan April lalu. Dua minggu yang lalu, H Nurdin menandatangani perjanjian di Gedung Ketahanan Pangan di Bandung. Harga deal sapi itu disebut mencapai Rp110 juta.

“Ya ada negosiasi. Akhirnya disepakati harganya Rp110 juta. Dibayar tunai, seminggu lalu sudah masuk rekening,” ungkapnya.

Perawatan khusus pun diberikan, termasuk kebersihan kandang dan kesehatan kaki sapi. “Sapi sebesar ini rawan bengkak, jadi setiap tamu yang masuk kandang wajib steril, pakai sandal khusus yang sudah dicelup air steril,” ujarnya.

Sapi ini dibeli Nurdin sejak berusia setahun dengan berat awal 200 kilogram. Kini bobotnya naik signifikan, bahkan bisa bertambah 2 kilogram per hari. Panjang badannya mencapai 3 meter dengan tinggi 160 cm.

“Kalau bobot segini, dagingnya bisa 500-600 kantong,” katanya.

H Nurdin sendiri sudah enam tahun berdagang sapi kurban, dengan 80 ekor sapi yang dia rawat tahun ini. Namun, ia mengaku penjualan tahun ini cenderung sepi dibanding tahun sebelumnya.

“Tahun lalu di masjid-masjid biasa bisa 4-5 ekor, sekarang baru satu dua. Omset baru 60 persen dibanding tahun lalu. Mungkin karena kondisi ekonomi, yang beli kan biasanya masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya.

Meski begitu, dia tetap bersyukur bisa menjadi bagian dari hewan kurban presiden. Ia berharap ke depan peternakannya bisa terus dipercaya pemerintah dan masyarakat.

“Ini amanah, makanya kita jaga betul. Terima kasih kepada Pak Presiden dan dinas yang sudah percaya,” tutupnya.