Santapan Hotpot Pedas yang Berakhir Tragis

Posted on

Seorang wanita berusia 26 tahun di Zhangzhou, Provinsi Fujian, China, meninggal dunia secara tragis setelah menyantap hotpot pedas bersama teman-temannya. Makanan yang semula dinikmati sebagai pelepas penat setelah lembur, justru menjadi santapan terakhir dalam hidupnya.

Dilansir dari infoHealth, wanita tersebut awalnya mengeluhkan rasa sakit di tenggorokan saat sedang makan. Ia mengira gejala tersebut hanyalah reaksi biasa akibat konsumsi makanan pedas, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkannya. Setelah makan, ia langsung pulang ke rumah tanpa mendapatkan penanganan medis.

Namun, keesokan harinya, kondisinya memburuk. Ia mulai mengalami kesulitan bernapas dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, hanya 10 menit setelah tiba di instalasi gawat darurat, ia mendadak pingsan. Tim medis berusaha melakukan penyelamatan, namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Pemeriksaan medis menyebutkan bahwa penyebab kematian wanita muda tersebut adalah epiglotitis akut-peradangan serius pada epiglotis, yakni jaringan kecil di belakang lidah yang berfungsi menutup saluran pernapasan saat menelan. Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan jalan napas dan berpotensi fatal bila tidak ditangani segera.

Gejala epiglotitis akut antara lain demam, sakit tenggorokan, air liur berlebihan, napas pendek, serta suara napas bernada tinggi atau stridor. Meski begitu, tim dokter menyatakan belum dapat memastikan apakah konsumsi hotpot memiliki kaitan langsung dengan infeksi yang dialami korban.

Kasus serupa pernah terjadi di wilayah lain di China pada Mei 2024. Seorang pria berusia 30-an mengeluh sakit tenggorokan setelah mengalami pilek selama beberapa hari. Ia sempat mengonsumsi obat, namun keluhannya justru semakin parah. Setelah diperiksa oleh dokter, ia juga didiagnosis mengalami epiglotitis akut dan langsung dirawat intensif.

Selama masa perawatan, pasien tersebut sempat mengalami henti jantung. Berkat respons cepat tim medis yang melakukan resusitasi jantung paru serta trakeotomi darurat, nyawanya berhasil diselamatkan.

Kedua kasus ini menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap gejala awal epiglotitis, serta perlunya penanganan medis cepat untuk mencegah dampak fatal.

Artikel ini sudah tayang di infoHealth