Hujan deras yang mengguyur Kota Sukabumi pada Sabtu malam (9/8) mengubah suasana tenang di Kampung Ciseureuh, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, menjadi panik. Air meluap dari saluran yang tersumbat, merangsek masuk ke rumah-rumah warga. Dalam hitungan menit, ketinggian air mencapai 60 hingga 100 sentimeter.
Laporan pertama diterima BPBD Kota Sukabumi sesaat setelah salat Isya. “Kami mendapat laporan ba’da Isya. Kondisi saat itu air sudah masuk rumah warga, tinggi sekitar 60-100 cm,” kata Sama’an Holoman Lubis, anggota Satgas PB BPBD Kota Sukabumi kepada awak media.
Di tengah kepanikan, tiga anak sempat terjebak di dalam rumah yang terendam. Tim BPBD yang datang bersama warga langsung bergerak cepat melakukan evakuasi.
“Alhamdulillah ketiga anak sudah berhasil dievakuasi dengan selamat,” ujarnya.
Sambil mengevakuasi, tim gabungan dan warga terus berupaya membuat saluran agar air bisa cepat surut. Usaha itu mulai membuahkan hasil, air berangsur berkurang sedikit demi sedikit. Namun, lumpur dan kotoran sisa banjir masih menempel di lantai dan perabotan rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rachmat, menyebutkan data sementara ada 21 kepala keluarga yang terdampak banjir tersebut.
“Di antaranya terdapat 8 balita dan 4 lansia,” kata Novian.
Penyelidikan di lapangan mengungkap penyebab banjir adalah saluran air yang mampet. Menurut Novian, penyumbatan terjadi karena adanya batang pohon dan sampah yang dibuang ke Sungai Ciseureuh.
“Ini sampah yang membuat mampet saluran air dikarenakan oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab buang batang pohon dan sampah lainnya ke sungai Ciseureuh,” ungkapnya.
Meski air mulai surut, sebagian warga memilih tetap bertahan di rumah. Mereka dibantu petugas membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa arus banjir. Aktivitas ini berlangsung hingga malam, diiringi bau tanah basah dan sisa air yang menggenang.
BPBD memastikan pendataan korban dan kerugian masih berlangsung. Laporan berkala akan disampaikan kepada pemerintah kota, sambil mengingatkan warga agar tidak membuang sampah ke sungai demi mencegah bencana serupa terulang.