Pemkab Majalengka mulai tancap gas menyiapkan sektor pariwisata menghadapi geliat pembangunan kawasan Rebana. Tak hanya infrastruktur dan industri, namun sektor wisata juga tengah disiapkan untuk menyambut hal tersebut.
Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, Ridwan Mochamad Ramdhani mengaku, Pemkab telah menyiapkan arah pembangunan pariwisata secara serius dan terencana.
“Alhamdulillah, kita sudah punya Perda tahun 2021 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) yang berlaku sampai 2025,” kata Ridwan kepada infoJabar, Rabu (14/5/2025).
Dalam Perda tersebut, jelas Ridwan, ada empat strategi utama yang menjadi pijakan. Pertama, penguatan destinasi agar memenuhi standar dari sisi pengelolaan hingga infrastruktur.
Kedua, memperkuat kelembagaan seperti Pokdarwis sebagai ujung tombak penggerak wisata. Ketiga, promosi yang tak hanya lokal tapi juga ke mancanegara. Dan keempat, integrasi dengan sektor industri pariwisata seperti hotel, restoran, dan kafe.
“Pariwisata itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi kolaborasi semua elemen, mulai dari masyarakat, swasta, hingga investor. Ini konsep penta-helix,” ujar Ridwan.
Untuk pengembangan kawasan, Pemkab Majalengka membaginya ke dalam dua kategori besar, di antaranya kawasan strategis wisata dan kawasan pengembangan wisata.
“Kawasan strategis dibagi ke dalam tiga bagian. Kawasan wisata kota seperti alun-alun dan ruang publik, Katawangi yang berfokus pada budaya di wilayah Jatiwangi dan sekitarnya, dan juga ada kawasan alam di Sindangwangi dan Argapura,” jelas dia.
“Kemudian kawasan yang kedua, kawasan pengembangan. Kita juga membagi menjadi tiga kawasan. Yang pertama kawasan Talaga Mangung dan sekitar itu dari Talaga sampai dengan Cikijing, Cingambul. Kemudian kedua ada kawasan ekowisata itu ada di Lemahsugih, dan sekitarnya. Yang ketiga adalah kawasan pengembangan Kertajati dan sekitarnya. Jadi masing-masing punya basic wisata dan basic budaya serta basic alam yang terkonsentrasi,” sambungnya.
Selain itu, Majalengka juga kini tengah mengembangkan potensi-potensi wisata di setiap desa. Bahkan hal ini juga didukung oleh pemerintah pusat.
“Kemenparekraf dan Kemendes sekarang mulai concern ke desa wisata. Kita sudah tetapkan 48 desa wisata di Majalengka melalui SK Bupati,” ungkapnya.
Desa-desa itu diklasifikasi mulai dari rintisan hingga mandiri. Penanganannya pun berbeda. “Kalau desa rintisan, kita bantu dari dasar, mulai fasilitas, kelembagaan, sampai SDM. Kalau desa maju atau mandiri, fokusnya ke peningkatan kualitas dan manajemen,” jelas Ridwan.
Mengenai objek unggulan, Ridwan menegaskan tidak ada yang jadi prioritas tunggal. “Kita dorong semua tumbuh dengan proporsinya. Tapi fokus kita memang ke penguatan desa wisata,” ujarnya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Ia juga mengatakan, Pemkab Majalengka juga punya satu prinsip yang menjadi pedoman pembangunan wisata di daerahnya. “Kita punya jargon Taksir Bro. Singkatannya Tertib, Aman, Kenangan, Indah, dan Bersih. Supaya wisata kita nggak cuma nyaman, tapi juga berkesan,” pungkasnya.