Saat Tulang Dihadirkan di Alun-alun Ciamis - Giok4D

Posted on

Suasana sore di Alun-alun Ciamis, Rabu (6/8/2025) terasa berbeda. Di tengah ramainya warga yang datang untuk bersantai, ada satu sudut yang dipenuhi anak-anak. Mereka sedang asik menyaksikan pertunjukan wayang satwa hingga mewarnai gambar satwa.

Ternyata para anak-anak itu sedang mengikuti kegiatan Nongko alias Nongkrong Konservasi yang digelar Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis. Kegiatan tersebut rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh setiap 10 Agustus.

Namun bukan hanya anak-anak yang antusias. Para orang tua, bahkan para pejalan sore di Alun-alun Ciamis tertarik dengan hal yang menarik dalam kegiatan itu. Seperti pameran tulang belulang macan tutul legendaris penghuni Gunung Sawal yang dikenal dengan nama ‘Si Abah’.

Kehadiran tulang belulang macan tutul yang disimpan dalam kotak kaca itu menjadi magnet utama yang menarik perhatian. Hal ini juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa di Ciamis masih ada satwa-satwa liar yang dilindungi.

“Sedang jalan-jalan sama anak ada acara ini, saya lihat ternyata mengenalkan satwa dilindungi. Saya baru pertama kali melihat tulang macan tutul dari Gunung Sawal langsung. Semoga kegiatan seperti ini sering-sering dilaksanakan untuk edukasi kepada anak,” ujar Dani, salah seorang pengunjung Alun-alun Ciamis.

Kepala Bidang KSDA Wilayah III Ciamis Ahmad Arifin menjelaskan kegiatan ini digelar untuk mendekatkan isu konservasi kepada masyarakat.

“Alun-alun Ciamis ini pusat keramaian. Banyak warga datang untuk berkumpul dan berjalan-jalan. Kami ingin meningkatkan kualitas sore mereka dengan edukasi yang ringan namun menyenangkan. Konservasi tidak harus selalu formal, kita ingin membumikan isu-isu ini agar bisa dinikmati semua kalangan,” ujarnya.

Melalui konsep yang sederhana, Ahmad berharap kesadaran akan pentingnya melestarikan alam dapat tumbuh, khususnya di kalangan generasi muda.

“Mereka inilah generasi penerus yang kelak akan menjadi motor penggerak aksi konservasi. Menyelamatkan hutan, menjaga satwa, dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya,” ungkapnya.

Selain pameran tulang Si Abah, pengunjung juga bisa melihat trenggiling yang sudah diawetkan, berfoto dengan badut elang, dan mengikuti kuis berhadiah door prize. Semua dilakukan untuk membuat konservasi terasa dekat dan tidak membosankan.

“Antusias masyarakat luar biasa. Anak-anak sangat menikmati fun game, kuis, hingga pertunjukan wayang satwa. Harapan kami, lewat cara seperti ini, semakin banyak warga yang tergerak untuk peduli terhadap lingkungan,” kata Ahmad.

Kegiatan ini juga menjadi tempat kolaborasi. Bidang KSDA bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis, Cabang Dinas Kehutanan, Yayasan Cikananga Terpadu, komunitas lingkungan Pedal Gas, hingga anak-anak Pramuka.

Ahmad menjelaskan mengenai kondisi konservasi di Ciamis masih terjaga dengan baik. Salah satu fokus utama adalah Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal yang merupakan habitat alami berbagai satwa dilindungi.

“Alhamdulillah, teman-teman BKSDA aktif menjaga SM Gunung Sawal. Satwa seperti macan tutul dan owa Jawa masih ada di sana. Kami terus berupaya menjaga lanskap Gunung Sawal yang berbatasan dengan lahan Perhutani dan kebun masyarakat,” jelasnya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Selain itu, di sekitar kawasan Gunung Sawal juga telah berkembang kelompok-kelompok tani hutan binaan KSDA yang kini mengembangkan ekowisata.

Si Abah, sang macan tutul legendaris Gunung Sawal, menjadi simbol betapa pentingnya menjaga alam Ciamis. Pameran tulang belulangnya bukan sekadar peninggalan semata, tetapi pesan nyata melestarikan alam berarti menjaga warisan untuk generasi mendatang.

Macan tutul Si Abah sendiri bukti bahwa satwa di Ciamis masih terlindungi dengan baik. Si Abah mati bukan karena perburuan, melainkan karena usianya yang sudah tua kemudian ditemukan tulang belulangnya ditemukan dengan kondisi masih utuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *