Presiden Klub PSMS Medan Fendi Jonathan turut prihatin dengan kasus yang menimpa Rizki Nur Fadhilah (18). Ia juga memastikan, jika PSMS tak pernah membuka seleksi pemain musim ini,
Seperti diketahui, Rizki diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja dengan modus diajak seleksi pemain PSMS Medan.
“Saya pastikan PSMS tidak pernah membuka seleksi pemain. Kabar yang beredar di media sosial bahwa kita membuka seleksi adalah hoaks,” kata Fendi Jonathan, Rabu, seperti dikutip dari infoSumut (19/11/2025).
Fendi berharap pihak yang mengatasnamakan PSMS segera ditangkap. Sehingga kasus TPPO itu segera terungkap.
“Kami pun berharap oknum yang mengatasnamakan PSMS Medan tersebut dapat segera tertangkap dan mengungkapkan fakta yang sebenar-benarnya sehingga Rizki dapat segera ditemukan dan dipulangkan dalam keadaan sehat,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan prihatin atas kejadian yang menimpa Rizki.Fendi berharap Rizki dapat kembali berkumpul dengan keluarga.
“Kami turut prihatin atas musibah yang menimpa Rizki Nur Fadhilah. Semoga dapat berkumpul kembali dengan keluarganya seperti sedia kala,” ujarnya.
Sebelumnya dilansir dari infoJabar, seorang remaja, Rizki Nur Fadhilah (18) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke negara Kamboja. Kasus tersebut terungkap setelah keluarga korban meminta bantuan dan videonya viral di sosial media.
Video tersebut dibuat oleh sang nenek korban, Imas Siti Rohanah (52). Dalam video tersebut terdengar suara lirih Imas meminta bantuan kepada para pemangku kebijakan di Indonesia.
Dalam pengakuannya, remaja tersebut ditawari untuk seleksi sepak bola di salah satu klub ternama di Kota Medan. Namun alih-alih seleksi, remaja tersebut malah dibawa oleh orang yang mengaku manajemen klub ke negara Kamboja.
Tim infoJabar menemui ayah dari korban, Dedi Solehudin (42) yang berada di Kampung Cilisung RT 05 RW 03, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/11). Terlihat raut wajah ayahnya nampak kebingungan atas peristiwa yang dialaminya.
Peristiwa tersebut bermula saat anaknya menerima tawaran bermain sepak bola di Medan. Tawaran tersebut berasal dari kenalan anaknya di Facebook yang mengaku sebagai manajemen dari klub tersebut.
“Awal mulanya, anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Tanggal 26 Oktober dia berangkat, dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Dari Jakarta ke Medan pakai pesawat,” ujar Dedi.
Sesampainya di Medan, anaknya tersebut ternyata dibawa lagi ke Malaysia dan akhirnya sampai di Kamboja. Setelah itu Rizki langsung diperintahkan untuk bekerja.
“Tapi dari Medan ternyata dibawa lagi ke Malaysia, lalu ke Kamboja. Dia diiming-imingi main bola awalnya, terus malah dibawa kerja di Kamboja,” katanya.
Setelah itu sang anak mengabari kepada ibunya yang bekerja di Hongkong sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kemudian memberi kabar kepada sang ayah yang ada di Bandung.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Jadi anak langsung kasih tahu saya. Matanya, ‘Pak, Aa dijebak,’. Saya tanya tahu kontaknya dari mana, dia bilang dari Facebook,” jelasnya.
Setelah berada di Kamboja, anaknya tersebut langsung dibiarkan begitu saja dan dipaksa bekerja untuk mencari korban penipuan melalui daring. Kemudian jika anaknya tidak mencapai target kerap mendapatkan kekerasan fisik.
“Anak saya disiksa tiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Jadi cari orang China yang kaya. Dia harus cari 20 nomor orang-orang China. Kalau enggak dapat, dia disiksa,” kata Dedi.
“Modusnya nyuruh anak saya seolah-olah perempuan. Jadi orang China itu tertarik dan bisa transfer uang. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam,” tambahnya.
Aktivitas tersebut diketahuinya setelah sang anak memberi kabar secara sembunyi-sembunyi. Pasalnya jika ketahuan, sang anak langsung mendapatkan hukuman hingga siksaan.
“Iya sekarang suka komunikasi. Tapi sembunyi-sembunyi komunikasinya. Kata dia takut ketahuan aja,” bebernya.
Selama di Bandung, Rizki pernah membela sekolah sepak bola (SSB) Hesebah, hingga pernah masuk skuad Diklat Persib Bandung. Dalam bermain bola, anak tersebut berposisi sebagai penjaga gawang.
“Iya dia memang suka main bola. Dulu di Hesebah dan Diklat Persib,” ungkapnya.
Dia menambahkan sebelumnya telah lapor ke Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung. Bahkan dirinya pun telah melakukan laporan ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa barat.
“Sudah lapor ke semua instansi Disnaker, ke BP3MI yang di Soekarno-Hatta. Ke Gedung Sate juga sudah. Tapi belum ada tindak lanjutnya. Saya minta tolong diperbantui. Padahal ini urusannya nyawa, anak saya tiap hari disiksa,” bebernya.
Rizki Nur Fadhilah (18), seorang remaja asal Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) kabarnya telah ditemukan. Bahkan saat ini telah dibawa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.
Hal tersebut disampaikan Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot Gigantara di Mapolresta Bandung, Soreang, Rabu (19/11/2025). Mantan penjaga gawang Diklat Persib itu saat ini masih menjalani pemeriksaan.
“Tadi kami memperoleh informasi dari KBRI Kamboja yang ada di Pnom Penh bahwa korban saudara Rizki saat ini sudah berada di KBRI Pnom Penh yang mana masih dilakukan pemeriksaan,” ujar Luthfi.
Polisi saat ini terus melakukan penyelidikan terkait perkembangan kasus tersebut. Terutama ketika korban diduga menjadi korban TPPO oleh orang tidak dikenal.
“Selanjutnya kami dari Satreskrim terus melakukan penyelidikan untuk menggali fakta-fakta hukum yang terjadi ketika korban saudara Rizki ini berangkat menuju negara Kamboja,” katanya.
Pihak terkait saat ini tengah berupaya dalam proses pemulangan Rizki. Kemudian saat ini polisi terus berkoordinasi dengan BP3MI dan Direkturat Siber dan Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar.
“Kita terus melakukan koordinasi ke KBRI Kamboja terkait dengan proses pemulangan saudara Rizki ke Indonesia,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di
Berawal dari Tawaran Bermain Bola di Medan
Dari Medan Dibawa ke Malaysia, Lalu ke Kamboja
Rizki Sudah Dijemput KBRI Kamboja








