Anggota DPRD Kota Bandung Uung Tanuwidjaya bicara soal Raperda tentang Pencegahan dan Pengendalian Perilaku Seksual Berisiko. Wakil Ketua Pansus 14 ini pun menyatakan bahwa raperda itu disiapkan untuk melindungi warga Kota Bandung, terutama kalangan anak muda.
Dalam keterangannya, Uung menyatakan perilaku seksual menyimpang bisa menjadi ancaman nyata jika berbagai wilayah. Sehingga menurutnya, raperda itu jadi payung hukum agar norma sosial di Kota Bandung bisa tetap dijaga.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Tidak hanya masalah kota Bandung, masalah kota kota besar dan metropolitan salah satu masalahnya tuh ya inilah, kita katakan masalah sosial ya, di mana terjadi hal-hal yang di luar norma dan mengakibatkan banyak kerugian tentu saja ke masyarakat kota Bandung,” katanya, Rabu (19/11/2025).
Jika berbicara hak asasi manusia (HAM), Uung menyatakan semua orang memang berhak mengekspresikan apapun sesuai keinginannya. Namun sebagai warga negara, Uung menegaskan bahwa setiap orang harus mematuhi regulasi yang telah ditetapkan.
“Memang kalau dikaitkan dengan agama, perda ini memang tidak bisa mengatur ya soal pribadi seseorang yang kembali mengatakan hak asasi manusia merasakan bahwa itu merupakan hak mereka secara manusia untuk memiliki hak seperti itu. Tapi sebagai warga negara yang harus hidupnya tuh kan di bawah perundang-undangan yang jelas mengatur bahwa kehidupan manusia khususnya di Kota Bandung tuh harus sesuai aturan yang berlaku. Makanya kita melihat bahwa undang-undang sedang diupayakan di DPR RI, ya menekankan bahwa kalau terjadi penyimpangan, terjadi penyakit, salah satunya sosial ini ya itu akan mendapatkan sanksi,” bebernya.
Uung mengaku prihatin karena mendapat laporan perilaku seksual menyimpang di Kota Bandung sudah masuk kondisi mengkhawatirkan. Ia pun berharap raperda ini nantinya bakal menjadi regulasi yang melindungi warga dari segala bentuk potensi ancaman yang ada.
“Orientasi seksualnya dan kecenderungan mereka juga korban dari kelompok tersebut, kecenderungan korban itu akan mencari korban baru karena orang yang mengalami trauma itu cenderung melakukan hal sama juga kepada orang lain sehingga semakin banyak,” pungkasnya.







