Bukan makanan mahal atau menu mewah, alpukat justru menjadi makanan favorit seorang pria yang dinobatkan sebagai manusia tertua di dunia. Dialah Marcelino Abad Tolentino, pria asal Peru yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-125.
Dilansir dari Mirror UK (15/04), Marcelino lahir pada tahun 1900 dan kini tinggal di sebuah panti jompo di Huanuco, Peru. Di usianya yang lebih dari satu abad, ia tetap terlihat sehat dan bugar, bahkan mampu beraktivitas seperti biasa tanpa bantuan khusus.
Salah satu rahasia umur panjang Marcelino diyakini berasal dari pola makan alaminya yang telah ia jalani sejak kecil. Sejak muda, Marcelino bekerja sebagai petani. Ia menanam dan mengonsumsi sendiri sayuran yang ia rawat di ladang. Selain sayuran, buah-buahan segar juga menjadi bagian dari menu hariannya, termasuk daging domba yang dikonsumsi sesekali.
Namun dari semua jenis makanan yang ia santap, ada satu yang selalu hadir di meja makannya setiap hari: buah alpukat. Bahkan menurut juru masak di panti jompo tempat ia tinggal, alpukat menjadi menu wajib saat sarapan Marcelino.
Tak hanya itu, Marcelino juga memiliki kebiasaan mengunyah daun kakao saat bekerja di ladang. Ia percaya bahwa daun kakao memberikan tambahan energi alami. Ia pun gemar mengonsumsi tanaman herbal sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatannya.
Menjalani hidup sederhana sejak kecil, Marcelino kehilangan kedua orang tuanya saat masih berusia tujuh tahun. Karena keterbatasan ekonomi, ia tidak sempat mengenyam pendidikan dan memilih bekerja sebagai petani, mengurus ternak, serta berdagang untuk bertahan hidup.
Hingga kini, Marcelino belum pernah menikah ataupun memiliki keturunan. Hidupnya banyak dihabiskan di ladang dan kini ia menikmati masa tuanya dengan tenang di panti jompo.
Alpukat yang menjadi favoritnya diketahui kaya akan nutrisi. Buah ini mengandung vitamin K, C, E, B5, dan B6, serta dikenal sebagai sumber antioksidan yang mendukung kesehatan jantung, tulang, kulit, hingga sendi. Tampaknya, gaya hidup alami dan pola makan bersih inilah yang menjadi kunci di balik panjangnya usia Marcelino.
Artikel ini telah tayang di