Berdiri megah di jantung Kota London, Menara Elizabeth atau yang lebih dikenal dengan sebutan Big Ben, telah lama menjadi ikon kebanggaan Inggris sekaligus simbol waktu yang tak lekang oleh zaman.
Setiap tahun, ribuan wisatawan datang hanya untuk sekadar memandang atau berfoto di depan menara jam raksasa yang berdiri kokoh di sisi utara Istana Westminster, tempat gedung parlemen Inggris berada.
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya seperti apa isi menara jam yang legendaris itu?
Dilansir dari infoProperti yang mengutip situs resmi Visit London, menara jam ini dirancang oleh Edmund Beckett Denison bersama Sir George Airy, sementara proses pembangunannya dilakukan oleh Edward John Dent dan Frederick Dent.
Pembangunan Menara Elizabeth dimulai setelah Istana Westminster hancur akibat kebakaran pada 1834. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1844, diputuskan untuk membangun menara jam baru sebagai bagian dari kompleks gedung parlemen.
Untuk melengkapi menara tersebut, dibutuhkan sebuah lonceng besar. Lonceng pertama dibuat oleh John Warner & Sons di Stockton-on-Tees, namun sayangnya retak parah sebelum sempat digunakan. Akhirnya, logamnya dilebur ulang dan dicetak kembali di Whitechapel Bell Foundry pada 1858.
Lonceng baru itu diberi nama Big Ben, sebutan yang kini dikenal di seluruh dunia. Beratnya mencapai 13 ton, menjadikannya salah satu lonceng terbesar di Inggris.
Big Ben pertama kali berdentang pada 31 Mei 1859, namun hanya beberapa bulan kemudian, pada bulan September, lonceng itu retak.
Untuk mengatasinya, teknisi memasang palu yang lebih ringan dan memutar posisi lonceng agar bagian yang tidak rusak bisa digunakan. Suara dentangan yang terdengar hingga hari ini berasal dari lonceng hasil perbaikan tersebut.
Asal nama Big Ben sendiri masih menjadi perdebatan hingga kini. Ada dua teori yang paling populer.
Teori pertama menyebut bahwa nama tersebut diambil dari Sir Benjamin Hall, seorang komisaris pekerjaan yang bertubuh besar. Karena posturnya yang mencolok, ia dijuluki “Big Ben” oleh rekan-rekannya di gedung parlemen.
Sementara teori kedua mengaitkan nama itu dengan Benjamin Caunt, juara tinju kelas berat Inggris pada masa itu. Di masyarakat, julukan “Big Ben” sering digunakan untuk menyebut apa pun yang paling besar atau terberat di kelasnya.
Menara Elizabeth menjulang setinggi 96 meter. Di dalamnya terdapat 334 anak tangga menuju ruang lonceng dan 399 anak tangga menuju Ayrton Light, lampu yang menyala saat parlemen sedang bersidang.
Di balik empat pelat jam raksasa terdapat ruang mekanisme jam, tempat roda gigi dan mesin pengatur waktu bekerja dengan presisi tinggi. Suara dentang Big Ben berasal dari ruang lonceng yang berada di atasnya.
Namun, bukan hanya jam dan lonceng yang ada di dalam menara. Berdasarkan catatan UK Parliament, di dasar menara terdapat sebuah ruang penjara kecil.
Dahulu ruangan ini merupakan kantor Sersan Angkatan Bersenjata, dan pernah digunakan untuk menahan anggota parlemen yang dianggap melanggar aturan Dewan Rakyat. Kini, ruang itu telah beralih fungsi menjadi ruang kerja staf Komite Petisi.
Artikel ini sudah tayang di infoProperti
Lonceng Raksasa Bernama Big Ben
Isi Menara Elizabeth








