Hampir seratus hari sudah pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon, Effendi Edo dan Siti Farida Rosmawati, memimpin Kota Udang. Keduanya telah menjalankan tugas sebagai kepala daerah dan menggulirkan berbagai program.
Memasuki 100 hari masa kerja, beragam tanggapan pun muncul dari warga. Ada yang mengapresiasi langkah cepat yang diambil, namun ada pula yang masih menanti perubahan nyata di berbagai sektor.
Ahmad Ali, salah seorang warga Kecamatan Harjamukti menyampaikan tanggapannya terkait kinerja pemerintah Kota Cirebon di bawah kepemimpinan Wali Kota Effendi Edo dan Wakil Wali Kota Siti Farida Rosmawati. Salah satu hal yang menjadi sorotan Ali adalah penanganan banjir. Ia menilai Pemkot Cirebon telah menunjukkan upaya dalam mengatasi persoalan banjir yang kerap terjadi saat musim hujan.
Menurutnya, hal tersebut terlihat dari gencarnya normalisasi sejumlah sungai yang dilakukan oleh pemerintah dalam beberapa waktu terakhir.
“Penanganan banjir, beliau sudah kerja untuk menormalisasi sungai-sungai dan membersihkan sampah-sampah,” ucap Ahmad Ali di Kota Cirebon, Sabtu (31/5/2025).
Selain itu, Ali juga mengapresiasi penataan kawasan Stadion Bima. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menertibkan para pedagang kaki lima di sepanjang jalan masuk kawasan Bima.
“Penataan stadion Bima, beliau sudah menertibkan pedagang kaki lima di sepanjang jalan masuk Stadion Bima,” ujar Ali.
Warga lainnya, Agustian salah seorang warga Kota Cirebon juga memberikan tanggapan terkait kinerja pemerintah Kota Cirebon di bawah kepemimpinan Effendi Edo dan Siti Farida.
Salah satu hal yang ia soroti adalah soal infrastruktur jalan. Ia tidak menampik jika Pemkot Cirebon telah bekerja untuk mengatasi masalah jalan rusak di Kota Cirebon. “Soal infrastruktur jalan, mungkin beberapa sudah ada pembenahan. Tetapi mungkin masih sangat kurang,” kata dia.
Agustian mengatakan bahwa ada beberapa ruas jalan di Kota Cirebon yang masih dalam kondisi rusak. “Masih ada infrastruktur jalan yang masih rusak. Seperti salah satu contohnya yang sering saya lewati, yaitu Jalan Kutagara yang ke arah Pasar Jagasatru,” kata dia.
“Artinya untuk masalah infrastruktur jalan ini masih harus ada pembenahan. Kalau mau serius ya harus semuanya (dibenahi),” kata dia menambahkan.
Dari pantauan infoJabar, kondisi Jalan Kutagara yang mengarah ke Pasar Jagasatru memang terdapat beberapa kerusakan. Terdapat lubang maupun aspal yang mengelupas di ruas jalan tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Effendi Edo angkat bicara saat ditanya mengenai capaian 100 hari pertama masa kepemimpinannya di Kota Udang, yang ia jalani bersama Wakil Wali Kota Siti Farida. Edo mengaku tidak menetapkan target khusus dalam 100 hari masa kepemimpinannya di Kota Cirebon. Ia menegaskan akan terus bekerja dan fokus membangun Kota Cirebon secara berkelanjutan selama lima tahun masa jabatannya.
“Saya nggak ada program 100 hari. Jadi intinya terus menerus saya akan memperbaiki dan membangun,” ucap Edo.
Edo menyampaikan bahwa saat ini masih ada sejumlah persoalan yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kota Cirebon dan membutuhkan perhatian serius. Beberapa di antaranya yaitu mulai dari masalah infrastruktur jalan, persoalan banjir hingga sampah. Edo menyatakan akan berusaha untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Insyaallah untuk masalah banjir, jalan, dan sampah saya akan terus berusaha. Di tahun 2025 ini, minimal ada progresnya,” kata Edo.
Terkait infrastruktur jalan, Edo mengakui jika kondisi jalan yang ada di Kota Cirebon belum sepenuhnya baik. Sejauh ini, pihaknya baru melakukan penambalan di jalan-jalan berlubang.
“Kita sudah melakukan pemeliharaan di beberapa ruas jalan. Baru dilakukan penambalan-penambalan jalan berlubang saja,” kata dia.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Namun, di tahun ini Edo menargetkan ada beberapa ruas jalan yang akan ditingkatkan. Beberapa ruas jalan tersebut di antaranya yaitu Jalan Cipto Mangunkusumo, Jalan Kartini dan beberapa ruas jalan lainnya.
“Insyaallah di tahun 2025 ini, beberapa ruas jalan yang nanti ada peningkatan jalan. Insyaallah prioritasnya Jalan Cipto, Jalan Kartini, lalu ada beberapa ruas jalan lagi yang nanti akan kita tingkatkan,” kata Edo.
Selain soal infrastruktur jalan, masalah lain yang menurut Edo masih menjadi PR bagi pemerintah daerah adalah banjir yang kerap melanda Kota Cirebon saat musim hujan.
Menurut Edo, saat ini pemerintah tengah berusaha mengatasi masalah banjir, salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai. “Untuk masalah banjir, salah satu upaya kita adalah menormalisasi sungai,” terang Edo.
Edo menyebut, ada enam aliran sungai di Kota Cirebon. Saat ini, dua sungai di antaranya telah dinormalisasi. Menurut Edo, kegiatan ini sudah berlangsung sejak bulan April 2025. “Di Kota Cirebon ada 6 sungai besar. Sejauh ini dua yang baru selesai (dinormalisasi), yang satu on progres. Semoga di bulan Desember tahun ini, enam sungai selesai,” ujar Edo.
Di sisi lain, Edo juga menyoroti persoalan sampah. Ia menyebut bahwa usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur diperkirakan hanya tersisa sekitar 4 sampai 5 tahun.
“Usia TPA Kopiluhur 4 sampai 5 tahun lagi. Saya juga mengantisipasi itu,” kata Edo.
Edo mengaku akan terus mencari formulasi untuk menangani persoalan sampah di Kota Cirebon. “Masalah sampah ini sebenarnya bukan hanya di Kota Cirebon saja. Tapi kita sedang mencari formulasinya, tentunya dengan para ahli,” kata dia.
Sekadar diketahui, Effendi Edo dan Siti Farida Rosmawati resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon pada Kamis, 20 Februari 2025. Pelantikan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta. Keduanya dilantik secara serentak bersama dengan sejumlah kepala daerah lainnya.
Effendi Edo dan Siti Farida Rosmawati kemudian secara resmi memulai tugas sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon periode 2025-2030 setelah serah terima jabatan dari Penjabat (Pj) Wali Kota sebelumnya, Agus Mulyadi.
Prosesi serah terima jabatan itu berlangsung di Gedung Sekretariat Daerah (Setda), Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Senin (3/3/2025).