Beragam peristiwa terjadi di wilayah Purwasuka dalam sepekan terakhir, Heboh mayat Membusuk di Sungai Cikao Purwakarta, Pembuangan Bayi Mulut Dilakban di Karawang hingga gumpalan ‘awan kinton’ hitam di langit Subang.
Berikut rangkuman artikel yang dihimpun infoJabar dalam Purwasuka Sepekan :
Warga Kampung Cilalawak, Desa Cikaobandung, Jatiluhur, Purwakarta digegerkan dengan penemuan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki mengambang di Sungai Cikao, Citarum.
Mayat misterius itu pertama kali ditemukan warga saat beraktivitas di kebun sekitar lokasi. Ia mencium bau busuk kemudian melhat mayat tersebut terbujur kaku di bibir sungai.
“Saya bersama warga langsung ke TKP saya lihat ada mayat, saya kontek Desa Cikaobandung alhamdulillah ada info langsung ke Polisi dan TNI,” ujar Ade Rahmat, Ketua RT setempat, Minggu (26/10/2025).
Ade menjelaskan, saat ditemukan kondisi mayat sudah membusuk dengan mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Warga yang berdatangan ke lokasi langsung mundur saat mencium baunya.
“Bukan warga saya, nggak kenal, ciri-cirinya cuma pakai kaos tapi nggak ada celananya (telanjang),” katanya.
Sementara polisi dari Polsek Jatiluhur, dan tim Inafis Polres Purwakarta langsung memeriksa kondisi mayat. Polisi juga melakukan pemeriksaan TKP awal demi mengetahui awal penemuan mayat.
“Kami dapat laporan jam 11 siang, kami polsek cek TKP kemudian laporan ke polres dan inafis untuk memastikan dan melakukan pemeriksaan,” ujar Kapolsek Jatiluhur Kompol Abdul Kodir di TKP.
Menurutnya, mayat ini buka warga setempat dan belum ada yang mengenalinya. Sosok misterius itu diperkirakan sudah tewas tiga hari lalu
“Bukan warga sini, tewasnya sekitar dua atau tiga harian karena sudah membusuk,” ungkapnya.
Saat ditanya ciri-ciri terhadap mayat tersebut, Abdul menyebut, perkiraan usia sekitar 40 tahun, mengenakan kaos berwarna biru dan tidak mengenakan celana.
Polisi langsung mengevakuasi jenazah ke mobil Inafis untuk dibawa ke RSUD Bayu Asih Purwakarta. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk autopsi.
Sesosok mayat bayi ditemukan dalam ransel yang tergeletak di pinggir jalan kawasan Kampung Kalenkupu, Desa Bojongsari, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Saat ditemukan, kondisi mulut bayi itu dilakban.
Penemuan yang menggegerkan warga setempat itu terjadi pada Sabtu (25/10) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Kondisinya mengenaskan. Selain mulutnya yang ditutup lakban, jasadnya membiru dan tali pusarnya masih menempel.
Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Cep Wildan, membenarkan penemuan jasad bayi itu. Polisi, katanya, tengah menyelidiki siapa pelaku yang membuang dan motif apa di balik aksi keji itu.
“Benar, telah ditemukan mayat bayi laki-laki di wilayah Tirtamulya. Saat ini, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan intensif untuk mengungkap kemungkinan pelaku pembuangan dan motif di balik pembuangan bayi tersebut,” ujar Wildan, saat dimintai konfirmasiinfoJabar, Senin (27/10/2025).
Wildan menuturkan, awal penemuan jenazah bayi itu berawal saat seorang warga melihat ada ransel tergeletak di pinggir jalan dekat sawah.
“Setelah curiga, warga kemudian memanggil RT setempat dan warga lain untuk memeriksa tas tersebut, dan kemudian ransel itu dibawa ke halaman masjid terdekat untuk diperiksa di tempat yang lebih terang,” kata dia.
Selang beberapa saat kemudian, pelaku dibalik aksi keji itupun berhasil ditangkap polisi. Kapolres Karawang AKBP Fiki Novian Ardiansyah menuturkan, telah berhasil mengungkap kasus tragis itu, kurang dari 24 jam. Kedua pelaku berhasil diamankan tak jauh dari lokasi tempat kejadian perkara.
“Setelah menerima laporan, kami langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan intensif. Dari keterangan saksi dan alat bukti, petunjuk mengarah kepada 2 orang pelaku yang merupakan orang tua bayi tersebut,” kata Fiki, saat sesi rilis di Mapolres Karawang, Selasa (28/10/2025).
Diberitakan sebelumnya, warga Kampung Kalenkupu, Desa Bojongsari, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mendadak heboh digegerkan dengan penemuan jasad bayi laki-laki di pinggir jalan dekat area persawahan. Peristiwa itu, diketahui, terjadi pada Sabtu (25/10/2025) malam sekira pukul 21.30 WIB.
Polisi kemudian mengamankan Muhammad Ribqi Robani (20) atau MRB, dan Rohimah Dewi Layila (21) atau RDL sebagai kedua orang tua dari bayi yang dibuangnya tersebut, “Kami amankan MRB dan RDL, yang ternyata adalah orang tua kandung bayi tersebut,” kata dia.
Kedua tersangka merupakan warga di sekitar lokasi kejadian, motif dari pembuangan bayi tersebut, tak lain karena keduanya ingin menyembunyikan aib atas ulah yang diperbuatnya.
“Untuk motifnya, ternyata pelaku ini berpacaran, kemudian berhubungan badan tanpa ikatan pernikahan. Kedua pelaku ini malu terhadap lingkungan, ingin menyembunyikan aib sehingga timbul niat untuk membunuh bayi yang dilahirkan,” imbuhnya.
Langit di atas Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mendadak jadi tontonan tak biasa. Warga yang sedang beraktivitas di sawah dan sekitar permukiman menatap ke atas, memperhatikan benda aneh berwarna hitam keabu-abuan yang melayang di langit.
Bentuknya membulat, ringan, dan bergerak mengikuti arah angin sekilas seperti ‘awan kinton’, kendaraan terbang khas tokoh Son Goku di serial Dragon Ball.
Namun yang melayang di langit Patokbeusi itu bukan awan ajaib, melainkan gumpalan busa hitam yang kemudian jatuh dan menutupi area sawah serta sebagian permukiman warga.
“Kelihatannya kayak busa, pak. Beda, cuma warnanya hitam. Terbang di udara gitu. Yang satu jatuh di depan warung saya,” kata Agung Adami, warga Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, saat ditemui di depan warungnya, Rabu (29/10/2025).
Agung mengira benda itu hanya awan gelap atau mungkin parasut. Tapi begitu mendekat, ia mencium aroma aneh.
“Baunya sih asem sedikit. Terus pas disiram air langsung hilang,” ujarnya.
Warga lain, Upah (58), juga kebingungan melihat pemandangan tak biasa itu. “Banyak. Tahu-tahu terbang aja di langit. Kebawa angin, dikira parasut,” katanya.
“Enggak tahu itu busa apa. Warga juga biasa aja sih, cuma pada lihat,” ucapnya.
Gumpalan itu memang tampak seperti busa yang ditiup angin. Dalam rekaman video yang tersebar di media sosial, beberapa warga bahkan terdengar bercanda menyebutnya awan aneh.
“Awan ini awan hitam,” ucap seorang warga dalam video.
Namun setelah busa jatuh ke tanah, muncul bau menyengat yang membuat warga mulai khawatir. “Busa, bau, awas beracun. Busa ini,” celetuk warga lainnya.
Fenomena ‘awan kinton hitam’ ini sempat membuat banyak orang menduga penyebabnya apakah fenomena alam, awan polusi, atau mungkin hasil reaksi kimia?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memastikan bahwa kejadian tersebut bukan fenomena alam.
“Berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena tersebut tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya,” kata Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).
Ayu sapaan akrab Teguh Rahayu menjelaskan bahwa awan sejati terbentuk dari kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat terdeteksi radar cuaca.
“Secara ilmiah awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG,” katanya.
Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama DLH Kabupaten Subang segera turun ke lokasi setelah kabar tersebut mencuat di media sosial pada Senin (27/10/2025).
Dari hasil pengecekan di lapangan, tim menemukan sejumlah keterangan dari warga sekitar yang melihat langsung kemunculan awan hitam yang ternyata adalah busa.
“Berdasarkan keterangan warga, busa yang sempat jatuh itu tidak berbau, sudah disiram air, dan memiliki karakteristik seperti minyak. Gelembungnya juga tidak mudah pecah,” ujar Ai, Kamis (30/10/2025).
Namun, saat tim DLH melakukan verifikasi langsung, busa tersebut sudah menghilang. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan penelusuran lanjutan untuk memastikan sumber asal material yang sempat membuat warga resah.
Dari hasil penelusuran sementara, Ai mengungkapkan bahwa fenomena tersebut kemungkinan besar berkaitan dengan insiden kebakaran di Karawang yang terjadi pada Kamis (23/10/2025) malam. Sementara kemunculan busa itu terjadi pada Jumat (24/10/2025).
“Kejadian pada Jumat pagi dimana hari Kamis malamnya terjadi kebakaran di perusahaan pengangkut, pengumpul, dan pengelola limbah B3 skala nasional, PT Dame Alam Sejahtera di Karawang,” ungkap Ai.
“Dugaan sementara, busa tersebut merupakan bagian dari sisa kebakaran yang terbawa angin hingga wilayah Subang,” jelasnya.
Heboh mayat Membusuk di Sungai Cikao Purwakarta
Pembuangan Bayi Mulut Dilakban di Karawang
Gumpalan ‘awan kinton’ hitam di langit Subang








